Kedua saudara Sarah berdansa dengan pasangan
masing - masing. Sarah berdiri dialtar pernikahan sambil melihat kedua
saudaranya dengan penuh kegembiraan. Senyum di bibirnya tidak berhenti
diperlihatkan untuk keduanya. Bahagia melihat mereka berdua menemukan
cintanya.
Kaki Sarah merasa lelah karena high heels yang
digunakannya, sudah hampir setengah hari ini ia berjalan dengan sepatunya.
Sarah turun dari altar pernikahan dan mulai mencari tempat duduk khusus
keluarga di sudut ruangan.
Sarah duduk dan melepas sepatu yang
digunakannya sambil memijat kakinya yang pegal.
Mayleen mendekati Sarah Li sambil merangkul seorang
wanita yang terlihat seumuran dengan mamanya. Wajahnya sangat manis dan
keibuan.
“Sarah, kenalkan ini tante Huanran. Kamu masih
kenal??” tanya Mayleen
“tentu saja, bagaimana mungkin aku bisa lupa
dengan tante Huanran yang sudah sangat berjasa bagi keluarga kami. Apakah anda
sehat tante?” Sarah berdiri dengan cepat sambil memeluk Huanran.
“sehat sayang, kamu cantik sekali.” puji Huanran
sambil melihat Sarah Li dari ujung kaki sampai kepala.
“kakak Huanran, maafkan aku sangat sibuk. Banyak
tamu yang harus disapa. Bisa kah aku meninggalkan kalian berdua??” tanya
Mayleen
“tentu saja, Sarah sudah seperti anak ku sendiri.
Kamu pergi sibuk saja.”
“mama tenang saja, aku akan menjaga tante dengan
baik.” kata Sarah dengan sangat lembut kepada Mayleen.
Mayleen mengangguk sambil meninggalkan
Sarah dan Huanran bersama sambil melambaikan tangan.
“mari duduk disini tante.” kata Sarah sambil
menunjuk kursi dan meja disebelahnya.
Tanpa sungkan Sarah membuka sepatu high heelsnya
kembali dihadapan Huanran.
“kamu lelah?” tanya Huanran
“hanya sepatu ini yang membuat aku lelah,
selebihnya bisa diatasi degan sangat baik,” kata Sarah sambil memajukan
bibinya.
“kata Mayleen, kamu yang membuat dekorasi ini?”
“Aku hanya memberikan konsep dan anggota yang
melakukan semuanya. Apa tante suka?”
“ia,, sangat cantik. Berada disini seperti berada
ditaman bunga. Tidak hanya cantik, aroma bunga juga membuat pikiran dan suasana
menjadi tenang.”
“benarkah?? terima kasih tante.” Sarah sangat
senang dengan pujian atas hasil kerja yang dilakukannya.
Sarah Li dan Huanran berbicara dengan santai
sesekali mereka terlihat tertawa bersama. Sepasang mata memperhatikan keakraban
mereka berdua. Tanpa disadari keduanya.
Tidak lama kemudian, David datang dan ikut
bergabung dengan pembicaraan keduanya. David adalah suami dari Huanran. Seorang
tinggi besar dengan postur tubuh seperti seorang yang bekerja di militer. Walau
sudah terlihat berumur, postur tubuhnya masih sangat terjaga dengan baik. Dari
otot tubuhnya terlihat pria ini rutin berolahraga.
Sarah melihat David datang kearah mereka berdua,
sambil tersenyum Sarah berkata
“om terlihat seperti anak muda, sepertinya tante
harus waspada karena om masih terlihat sangat menarik walau sudah tua. Tapi aku
rasa om juga harus waspada, tante memiliki kulit wajah yang masih ketat seperti
anak muda. Tubuh tante sangat bagus tidak ada terlihat gemuk seperi perutku
sekarang.” Sarah berkata sambil melihat kearah perutnya.
Huanran dan David tertawa bersama-sama "mana
mungkin... perut kamu sangat rata dan bagus seperti ini, tidak bisa dikatakan
gemuk." bela Huanran
"aku sangat senang berbicara dengan kalian
berdua, seperti bicara dengan seumuran." kata Sarah sambil menyuruh David
duduk.
David duduk disebelah Sarah, posisi Sarah tepat
ditengah - tengah suami istri ini.
“kamu ini memang bermulut manis” puji David
“aku tidak memuji, aku bicara sebenarnya. Sungguh
sangat menyenangkan bersama kalian berdua.”
“benarkah?? tapi kami orang tua yang sangat
membosankan.” jawab Huanran
“tidak sama sekali. Aku merasa senang berbicara dengan
kalian. Kalian adalah orang tua yang sangat menyenangkan” puji Sarah
“tapi.... sangat menyenangkan apabila kami
memiliki putri seperi kamu.” kata David
“aku sebenarnya tidak sebaik yang kalian
pikirkan. Selama ini aku sangat sering berdebat dengan mamaku." Sarah
terdiam dan murung sambil melihat Mayleen menyapa tamu undagan.
"bukankah berdebat dengan orang tua adalah
hal yang biasa?" kata David
"tidak kalau dengan aku, perlaku ku sangat
tidak bisa diterima. Bahkan ketika aku memikirkannya ulang... aku merasa sangat
buruk." Sarah menggelengkan kepalanya dengan bibir mengerucut.
"tidak apa - apa, setiap orang tua pasti
akan memaafkan perbuatan anaknya." Huanran merangkul pundak Sarah dan
mendekatkan kursi kearahnya.
"sebenarnya setelah pulang dari desa sulam
semalam, banyak hal yang aku pelajari. Kalian sebagai orang tua mungkin sangat
melindungi anak kalian dengan cara kalian sendiri. Tapi beberapa anak seperi
aku contohnya, malah menganggap kalau yang kalian lakukan sebagai orang tua
adalah suatu pemaksaan kehendak. Aku sangat jahat karena sering melawan
mamaku.” Sarah Li berbicara sambil menunduk meratapi perbuatannya selama ini
kepada mamanya.
Huanran mengusap pundak Sarah perlahan sambil
berkata ”setiap orang tua tidak mungkin membenci anak mereka. Kamu adalah anak
baik. Mama kamu selalu berkata kamu adalah putri yang baik dan penurut”
Sarah menaikkan pandangannya sambil melihat
Huanran setengah tidak percaya, ia tahu jelas setiap hari membuat mamanya
berteriak memanggil namanya dengan keras.
“apa yang kamu alami selama di desa sulam?” tanya
Mayleen yang sudah berdiri tepat dibelakang Sarah, ia sendiri tidak bisa
memastikan sejak kapan mamanya berdiri dibelakangnya.
"sejak kapan mama disini?" tanya Sarah
dengan wajah serba salah.
Mayleen memeluk Sarah dan dengan manja ia
menyandarkan kepalanya di lengan Mayleen yang berdiri dibelakangnya.
Sarah mulai mengingat kejadian 3 hari yang
dialaminya dan membuat hidupnya bisa berubah secara drastis.
“didesa itu lebih banyak orang tua dibandingkan
anak muda. Ketika aku berkeliling ada orang tua yang sudah sangat tua, ia
mengatakan anak perempuannya tinggal dikota dan tidak bisa menjaga dirinya.
Tetangganya yang datang setiap hari memberikan makan kepadanya. Jika
tetangganya pergi keluar kota, maka ia juga tidak makan sama sekali. Sungguh
sangat menyedihkan"
"Dihari kedua, secara kebetulan aku melihat
anaknya pulang. Ia seperti acuh tak acuh kepada orang tuanya. Ketika melihat
anaknya besikap seperti itu, aku merasa kalau itu adalah diriku. Ia Datang
sebentar meninggalkan uang makan orang tua nya untuk kepada tetangga sebelah
rumahnya kemudian pergi lagi. Ketika orang tuanya meminta ia tinggal, ia
mengatakan dia sibuk bekerja. Perilaku anak gadisnya mengingatkan ku, kalau aku
sejahat itu ketika bicara dengan mamaku.” Mata Sarah Li berkaca-kaca sambil
melihat Mayleen diatas kepalanya.
"aku merasa bersalah kepada mama..."
lanjut Sarah lagi
“mama tidak pernah marah dengan apa yang kamu
lakukan kepada mama, hanya saja kelak jika mama sudah tua jangan perlakukan
mama seperti itu ya…” kata Mayleen juga dengan mata berkaca –kaca
“tentu saja tidak akan.” Sarah menggeleng dengan
cepat
Mayleen mengusap kepala Sarah Li dengan lembut.
“sangat menyenangkan punya anak perempuan seperti
Sarah.” Huanran memiringkan kepalanya kearah pundak suaminya yang sudah pindah
tempat duduk disebelahnya.
“Sarah, istriku sangat ingin kamu menjadi
anaknya. Apakah kamu bersedia? “ tanya David terus terang
“tentu saja boleh, lebih banyak orang tua akan
lebih menyenangkan.” kata Sarah Li sambil menatap Huanran dan Mayleen
secara bergantian. Senyum dibibirnya membuat suasana menjadi lebih akrab
seperti benar-benar sudah menjalin hubungan keluarga.
“apakah mama tidak keberatan?” tanya Sarah kepada
Mayleen
“tentu saja tidak…” jawab Mayleen.
“baiklah jika begitu, kalian adalah orang tua
kedua bagiku. “ kata Sarah Li sambil tertawa.
Sarah Li mungkin mengira perkataannya hanya
sekedar pembicaraan tanpa arti. Tapi bagi kedua orang tua ini berarti
sesuatu yang sangat berbeda artinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments