“Menurut kamu seperti itu??” tanya sang nenek
Sarah mengangguk dengan tidak yakin tapi masih
menjawab dengan singkat “mmmh”
“ Aku membesarkan anak ku dengan penuh cinta,
suamiku sangat suka main pukul. Aku awalnya selalu berpikir akan sangat baik
jika membesarkan anak dalam kondisi rumah tangga yang utuh. Ternyata aku salah
nak. Dengan susah payah kami melarikan diri kedesa ini untuk melanjutkan
hidup. Nenek menjadi seorang pesulam untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Seorang
diri nenek membesarkan anak satu - satunya . Dan sekarang sudah menikah dan
memiliki dua orang anak. Jadi sekarang nenek sudah punya dua orang cucu.
Satu cucu laki – laki dan satu cucu perempuan. Mereka masih tidur kalau jam
segini. “ Kata sang nenek yang sepertinya mengenang tingkah lucu kedua cucunya.
Tersenyum sambil bercerita ketika menyebutkan kata cucu.
“wahh,,, nenek sangat beruntung sudah memiliki 2
orang cucu. Umur berapa mereka?” tanya Sarah
“ Yang perempuan usia 7 tahun dan yang laki –
laki baru berusia 5 tahun saja. Mereka sangat lucu, sayang mereka sedang belum
bangun. Kebiasaan mereka jika hari libur sekolah akan bangun sampai matahari
tinggi.” Sang nenek tertawa menceritakan cucunya.
“Nenek pasti sangat menyayagi cucu nenek...” kata
Sarah
“iya... mereka sangat menyayangiku. Merekalah
penunjuk jalan bagiku selama kondisi mataku buta.” Jelas sang nenek.
“tapi.....” katanya penuh ragu apakah melanjutkan
pembicaraannya atau tidak.
Sarah sudah terlanjur penasaran dengan perkataan
sang nenek. “tapi kenapa nek??” tanya Sarah.
Dengan ragu sang nenek mulai bicara “walau
terlihat bahagia, tapi sebenarnya aku sangat sedih. "
Sang nenek terdiam sesaat kemudian melanjutkan
perkataannya
"putraku dahulu adalah seorang anak yang
penurut. Dia selalu menengarkan perkataanku dan tidak pernah melawan walau satu
kata pun. Aku sangat senang, walau lelah bekerja di luar rumah dan didalam
rumah semuanya seperti terbalas ketika melihatnya tumbuh menjadi seorang anak
yang penurut. Semua itu mendadak berubah ketika putra ku menikah. Aku paham ia
sudah menemukan cinta sejatinya. Tapi sejak ia menemukan cintanya, ia jadi
melupakan cinta pertamanya yaitu aku. Selama ini aku bertahan dan pura –
pura tidak mendengar apapun dari mulut mereka.” Mata sang nenek mulai berkaca –
kaca ketika bercerita.
Sarah diam sesaat, pikirannya mengingat mamanya.
Ia adalah anak yang tidak penurut. Selalu berbeda pikiran dengannya. Mamanya
juga memiliki pekerjaan diluar sana. Pasti semua energinya habis merawat anak
seperti dirinya.
Sarah kembali kembali fokus kepada sang nenek.
“apakah nenek sedih karena mereka memiliki
rencana akan meninggalkan nenek sendiri? Karena mereka lelah menjaga nenek??”
tanya Sarah langsung. Sarah memang seorang yang tidak suka basa basi. Ia akan
selalu berbicara langsung ke inti permasalahan.
“dari mana kamu tahu nak??” nenek itu langsung
duduk tegak dari kursi malasnya dan kepalanya menghadap kearah suara Sarah.
“aku tidak tahu banyak, hanya kebetulan
menebaknya saja.” Jawab Sarah dengan wajah senyum yang merasa bersalah kalau
mulutnya terlalu jujur bicara.
“neneeeek...” teriak cucu laki – laki yang
terlihat baru bangun tidur. Dengan manja ia duduk dipangkuan sang nenek sambil
menggaruk kepalanya kemudian menguap karena masih mengantuk
“nenek sudah lama disini? Kenapa tidak
membangunkan adik? Bagaimana kalau ada orang asing yang membawa nenek pergi?”
kata cucu laki – laki nenek itu sambil melihat Sarah.
“mana ada orang yang mau membawa nenek tua
seperti nenek. Akan merepotkan bagi mereka tentunya.” Jawab Sang nenek sambil
menepuk pundak sang cucu dengan pelan.
“nenek tidak merepotkan, nenek itu masih cantik.
Ingat, nenek tidak boleh berbicara dengan orang asing.” Kata bocah kecil itu
sambil melirik tajam kearah Sarah.
Sarah tersenyum kemudian berkata “tadi kakak
berkeliling, karena baru semalam sampai didesa ini. Untung ada nenek yang
menemani kakak berbicara. Nenek kalian memang sangat baik.” Puju Sarah sambil
mengacungkan jari jempolnya kepada bocah laki – laki itu.
Anak laki-laki itu melihat Sarah dengan tatapan
tidak percaya. Sarah baru ingat tadi membeli buah apel dan pear di pinggir
jalan ketika berkeliling. Ia juga membeli banyak snack dan coklat untuk camilan
dihotel. Ia melihat bungkusan yang diletak dilantai kemudian memberikan buah
itu kepada cucu nenek tersebut.
“ini... oleh – oleh untuk kakak perempuan dan
kamu. Nenek bilang sangat menyayangi kalian berdua. Kata nenek kalau kakak
kemari harus membawa banyak makanan kesukaan kalian. Bawa masuk ya...” kata
Sarah
Mata anak laki – laki tadi langsung berubah dari
permusuhan menjadi persahabatan. Ia dengan sangat gembira membawa semua kantung
belanjaan Sarah. Sambil berteriak kepada kakaknya yang sedang tidur agar cepat
bangun karena ada banyak makanan yang dibawa tamu nenek dari kota.
“sangat menyenangkan ya....” kata Sarah melihat
anak laki - laki itu berlari kedalam rumah sambil berteriak memanggil kakak
perempuanna.y
“ya.... terima kasih banyak atas makanan yang
kamu berikan..” kata nenek sambil meraba mencari tangan Sarah.
Sarah melihat tangan sang nenek yang seperti
mencari sesuatu langsung memegangnya. Sang nenek menggengam tangan Sarah dengan
wajah gembira.
“bagaimana mungkin aku tidak memberikan mereka
upeti, sang penjaga menatap ku seperti akan membunuhku hidup – hidup. Nenek
bagai berlian dimata mereka. Dan aku seperti seorang penculik nenek – nenek. “
kata Sarah sambil tertawa.
“mereka lah yang membuat aku bertahan selama ini.
Ketika menantuku marah kepadaku karena ketika makan membuat nasi berserakan
dilantai. Dia akan membelaku, dan cucu perempuanku akan cepat – cepat
membereskan semuanya.” Jelas sang nenek
“apakah putra nenek tidak melakukan apapun ketika
nenek diperlakukan seperti itu??” tanya Sarah
“ia sagat mencintai istrinya, tentu saja aku
tidak boleh menghancurkan pernikahan mereka hanya karena manusia yang sudah bau
tanah seperti aku. Cukup aku saja yang pernah gagal dalam berumah tangga, putra
ku jangan sampai mengalami hal yang sama.”
“anda sangat baik... bahkan terlalu baik” puji
Sarah.
Senyum tipis diwajah sang nenek dan kemudian
berkata :
“dari baru lahir sampai usia 8 tahun anak ku
tumbuh seperti keluarga normal pada umumnya. Selama itu suamiku sering memukul
ku, tanpa sepengetahuan putraku. Sebisa mungkin aku menutupi luka lebam karena
pukulan darinya. Mantan suamiku suka mabuk dan main perempuan, aku tahu ia
punya selingkuhan diluar sana. “ suara sang nenek mulai bergetar menahan
kesedihan hatinya membuka kenangan kelam masa lalunya.
“Hal yang membuat aku melarikan diri adalah
ketika ia mulai berani memukul ku didepan putra ku. Malam itu ia pulang dalam
keaadan mabuk, baju kemeja putihnya ada bekas lipstik berwarna merah muda, saat
itu aku menanyaka kepadanya. Mantan suamiku tampak tidak senang dengan
perkataanku, ia mulai melepas tali pinggang dari celananya dan mencambukku
secara berutal. Saat itu putraku yang sudah tidur terbangun, mungkin karena mendengar
suara gaduh dari kamar tidur kami. Karena membelaku, putra ku ikut dipukul
habis – habisan olehnya. Aku ingat peristiwa itu dengan sangat cepat, aku
memukul mantan suamiku sampai tidak sadarkan diri dengan tangan bergetar.
Dengat cepat aku berkemas seadanya dan kabur dari rumah bersama anak ku."
Nenek itu menghela nafas.
"Seorang ibu akan menahan sakit dan beban
yang berat demi anaknya. Tapi ia tidak akan bisa membiarkan anak kandungnya
disakiti orang lain bahkan itu adalah suaminya sendiri.” Lanjut sang nenek.
“kemudian apa yang terjadi??” tanya Sarah
penasaran.
“kami berlari tanpa tahu arah tujuan, jujur dalam
hatiku masih khawatir suamiku meninggal karena pukulan ku tadi. Bagaimana pun
aku tidak mau menjadi manusia yan tidak bertanggung jawab. Jadi kami berlari ke
kantor polisi dan menjelaskan semuanya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Latifah raini tiajani
gini-nih Thor tulisannya banyak sepasi yg dr atas blm tamat perkataan langsung kebawah ke paragraf selanjutnya dan bacanya sulit untuk aku,jadi bacanya kayak gini "aku baru pulang dari se
kolah",itu contoh ya Thor,harusnya gini"aku baru pulang dari sekolah"jadi satuin thor biar gak susah bacanya,trs yang sepasi itu jangan langsung di paragraf ²,jangan lupa juga misalnya Sarah bicara sama nenek baru pk paragraf misalnya gini
"nek saya mau ke kamar mandi, kamar mandi di sebelah mana ya"ucap Sarah yg sudah kebelet pengen ke kamar mandi.
"kamar mandi ada di dekat dapur lurus aja trs belok disana kamar mandinya... ".ucap si nenek yg menunjukkan arah kamar mandi.
nah harusnya gitu Thor jadi gampang di fahami gak sulit bacanya juga.....maaf ya Thor aku komen gini...ini sebenernya seru lho novelnya cuman sayang gitu banyak di paragraf jadi susah di baca sulit di fahami..
maaf banget ya Thor aku komen gini🙏...semangat terus buat authornya ☺️
2022-02-19
0