BAB 18

“Menurut kamu seperti itu??” tanya sang nenek

Sarah mengangguk dengan tidak yakin tapi masih

menjawab dengan singkat “mmmh”

“ Aku membesarkan anak ku dengan penuh cinta,

suamiku sangat suka main pukul. Aku awalnya selalu berpikir akan sangat baik

jika membesarkan anak dalam kondisi rumah tangga yang utuh. Ternyata aku salah

nak. Dengan susah payah kami melarikan diri kedesa ini  untuk melanjutkan

hidup. Nenek menjadi seorang pesulam untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Seorang

diri nenek membesarkan anak satu - satunya . Dan sekarang sudah menikah dan

memiliki dua orang anak. Jadi sekarang nenek sudah punya dua  orang cucu.

Satu cucu laki – laki dan satu cucu perempuan. Mereka masih tidur kalau jam

segini. “ Kata sang nenek yang sepertinya mengenang tingkah lucu kedua cucunya.

Tersenyum sambil bercerita ketika menyebutkan kata cucu.

“wahh,,, nenek sangat beruntung sudah memiliki 2

orang cucu. Umur berapa mereka?” tanya Sarah

“ Yang perempuan usia 7 tahun dan yang laki –

laki baru berusia 5 tahun saja. Mereka sangat lucu, sayang mereka sedang belum

bangun. Kebiasaan mereka jika hari libur sekolah akan bangun sampai matahari

tinggi.” Sang nenek tertawa menceritakan cucunya.

“Nenek pasti sangat menyayagi cucu nenek...” kata

Sarah

“iya... mereka sangat menyayangiku. Merekalah

penunjuk jalan bagiku selama kondisi mataku buta.” Jelas sang nenek.

“tapi.....” katanya penuh ragu apakah melanjutkan

pembicaraannya atau tidak.

Sarah sudah terlanjur penasaran dengan perkataan

sang nenek. “tapi kenapa nek??” tanya Sarah.

Dengan ragu sang nenek mulai bicara “walau

terlihat bahagia, tapi sebenarnya aku sangat sedih. "

Sang nenek terdiam sesaat kemudian melanjutkan

perkataannya

"putraku dahulu adalah seorang anak yang

penurut. Dia selalu menengarkan perkataanku dan tidak pernah melawan walau satu

kata pun. Aku sangat senang, walau lelah bekerja di luar rumah dan didalam

rumah semuanya seperti terbalas ketika melihatnya tumbuh menjadi seorang anak

yang penurut. Semua itu mendadak berubah ketika putra ku menikah. Aku paham ia

sudah menemukan cinta sejatinya. Tapi sejak ia menemukan cintanya, ia jadi

melupakan cinta pertamanya yaitu aku. Selama ini aku bertahan  dan pura –

pura tidak mendengar apapun dari mulut mereka.” Mata sang nenek mulai berkaca –

kaca ketika bercerita.

Sarah diam sesaat, pikirannya mengingat mamanya.

Ia adalah anak yang tidak penurut. Selalu berbeda pikiran dengannya. Mamanya

juga memiliki pekerjaan diluar sana. Pasti semua energinya habis merawat anak

seperti dirinya.

Sarah kembali kembali fokus kepada sang nenek.

“apakah nenek sedih karena mereka memiliki

rencana akan meninggalkan nenek sendiri? Karena mereka lelah menjaga nenek??”

tanya Sarah langsung. Sarah memang seorang yang tidak suka basa basi. Ia akan

selalu berbicara langsung ke inti permasalahan.

“dari mana kamu tahu nak??” nenek itu langsung

duduk tegak dari kursi malasnya dan kepalanya menghadap kearah suara Sarah.

“aku tidak tahu banyak, hanya kebetulan

menebaknya saja.” Jawab Sarah dengan wajah senyum yang merasa bersalah kalau

mulutnya terlalu jujur bicara.

“neneeeek...” teriak cucu laki – laki yang

terlihat baru bangun tidur. Dengan manja ia duduk dipangkuan sang nenek sambil

menggaruk kepalanya kemudian menguap karena masih mengantuk

“nenek sudah lama disini? Kenapa tidak

membangunkan adik? Bagaimana kalau ada orang asing yang membawa nenek pergi?”

kata cucu laki – laki nenek itu sambil melihat Sarah.

“mana ada orang yang mau membawa nenek tua

seperti nenek. Akan merepotkan bagi mereka tentunya.” Jawab Sang nenek sambil

menepuk pundak sang cucu dengan pelan.

“nenek tidak merepotkan, nenek itu masih cantik.

Ingat, nenek tidak boleh berbicara dengan orang asing.” Kata bocah kecil itu

sambil melirik tajam kearah Sarah.

Sarah tersenyum kemudian berkata “tadi kakak

berkeliling, karena baru semalam sampai didesa ini. Untung ada nenek yang

menemani kakak berbicara. Nenek kalian memang sangat baik.” Puju Sarah sambil

mengacungkan jari jempolnya kepada bocah laki – laki itu.

Anak laki-laki itu melihat Sarah dengan tatapan

tidak percaya. Sarah baru ingat tadi membeli buah apel dan pear di pinggir

jalan ketika berkeliling. Ia juga membeli banyak snack dan coklat untuk camilan

dihotel. Ia melihat bungkusan yang diletak dilantai kemudian memberikan buah

itu kepada cucu nenek tersebut.

“ini... oleh – oleh untuk kakak perempuan dan

kamu. Nenek bilang sangat menyayangi kalian berdua. Kata nenek kalau kakak

kemari harus membawa banyak makanan kesukaan kalian. Bawa masuk ya...” kata

Sarah

Mata anak laki – laki tadi langsung berubah dari

permusuhan menjadi persahabatan. Ia dengan sangat gembira membawa semua kantung

belanjaan Sarah. Sambil berteriak kepada kakaknya yang sedang tidur agar cepat

bangun karena ada banyak makanan yang dibawa  tamu nenek dari kota.

“sangat menyenangkan ya....” kata Sarah melihat

anak laki - laki itu berlari kedalam rumah sambil berteriak memanggil kakak

perempuanna.y

“ya.... terima kasih banyak atas makanan yang

kamu berikan..” kata nenek sambil meraba mencari tangan Sarah.

Sarah melihat tangan sang nenek yang seperti

mencari sesuatu langsung memegangnya. Sang nenek menggengam tangan Sarah dengan

wajah gembira.

“bagaimana mungkin aku tidak memberikan mereka

upeti, sang penjaga menatap ku seperti akan membunuhku hidup – hidup. Nenek

bagai berlian dimata mereka. Dan aku seperti seorang penculik nenek – nenek. “

kata Sarah sambil tertawa.

“mereka lah yang membuat aku bertahan selama ini.

Ketika menantuku marah kepadaku karena ketika makan membuat nasi berserakan

dilantai. Dia akan membelaku, dan cucu perempuanku akan cepat – cepat

membereskan semuanya.” Jelas sang nenek

“apakah putra nenek tidak melakukan apapun ketika

nenek diperlakukan seperti itu??” tanya Sarah

“ia sagat mencintai istrinya, tentu saja aku

tidak boleh menghancurkan pernikahan mereka hanya karena manusia yang sudah bau

tanah seperti aku. Cukup aku saja yang pernah gagal dalam berumah tangga, putra

ku jangan sampai mengalami hal yang sama.”

“anda sangat baik... bahkan terlalu baik” puji

Sarah.

Senyum tipis diwajah sang nenek dan kemudian

berkata :

“dari baru lahir sampai usia 8 tahun anak ku

tumbuh seperti keluarga normal pada umumnya. Selama itu suamiku sering memukul

ku, tanpa sepengetahuan putraku. Sebisa mungkin aku menutupi luka lebam karena

pukulan darinya. Mantan suamiku suka mabuk dan main perempuan, aku tahu ia

punya selingkuhan diluar sana. “ suara sang nenek mulai bergetar menahan

kesedihan hatinya membuka kenangan kelam masa lalunya.

“Hal yang membuat aku melarikan diri adalah

ketika ia mulai berani memukul ku didepan putra ku. Malam itu ia pulang dalam

keaadan mabuk, baju kemeja putihnya ada bekas lipstik berwarna merah muda, saat

itu aku menanyaka kepadanya. Mantan suamiku tampak tidak senang dengan

perkataanku, ia mulai melepas tali pinggang dari celananya dan mencambukku

secara berutal. Saat itu putraku yang sudah tidur terbangun, mungkin karena mendengar

suara gaduh dari kamar tidur kami. Karena membelaku, putra ku ikut dipukul

habis – habisan olehnya. Aku ingat peristiwa itu dengan sangat cepat, aku

memukul mantan suamiku sampai tidak sadarkan diri dengan tangan bergetar.

Dengat cepat aku berkemas seadanya dan kabur dari rumah bersama anak ku."

Nenek itu menghela nafas.

"Seorang ibu akan menahan sakit dan beban

yang berat demi anaknya. Tapi ia tidak akan bisa membiarkan anak kandungnya

disakiti orang lain bahkan itu adalah suaminya sendiri.” Lanjut sang nenek.

“kemudian apa yang terjadi??” tanya Sarah

penasaran.

“kami berlari tanpa tahu arah tujuan, jujur dalam

hatiku masih khawatir suamiku meninggal karena pukulan ku tadi. Bagaimana pun

aku tidak mau menjadi manusia yan tidak bertanggung jawab. Jadi kami berlari ke

kantor polisi dan menjelaskan semuanya.”

Terpopuler

Comments

Latifah raini tiajani

Latifah raini tiajani

gini-nih Thor tulisannya banyak sepasi yg dr atas blm tamat perkataan langsung kebawah ke paragraf selanjutnya dan bacanya sulit untuk aku,jadi bacanya kayak gini "aku baru pulang dari se

kolah",itu contoh ya Thor,harusnya gini"aku baru pulang dari sekolah"jadi satuin thor biar gak susah bacanya,trs yang sepasi itu jangan langsung di paragraf ²,jangan lupa juga misalnya Sarah bicara sama nenek baru pk paragraf misalnya gini


"nek saya mau ke kamar mandi, kamar mandi di sebelah mana ya"ucap Sarah yg sudah kebelet pengen ke kamar mandi.

"kamar mandi ada di dekat dapur lurus aja trs belok disana kamar mandinya... ".ucap si nenek yg menunjukkan arah kamar mandi.

nah harusnya gitu Thor jadi gampang di fahami gak sulit bacanya juga.....maaf ya Thor aku komen gini...ini sebenernya seru lho novelnya cuman sayang gitu banyak di paragraf jadi susah di baca sulit di fahami..
maaf banget ya Thor aku komen gini🙏...semangat terus buat authornya ☺️

2022-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 100
100 BAB 101
101 BAB 99
102 BAB 100
103 BAB 101
104 BAB 102
105 BAB 103
106 BAB 104
107 BAB 105
108 BAB 106
109 BAB 107
110 BAB 108
111 BAB 109
112 BAB 110
113 BAB 111
114 BAB 112
115 BAB 113
116 BAB 114
117 BAB 115
118 BAB 116
119 BAB 117
120 BAB 118
121 BAB 119
122 BAB120
123 BAB 121
124 BAB 122
125 BAB 123
126 BAB 124
127 BAB 125
128 BAB 126
129 BAB 127
130 BAB 128
131 BAB 129
132 BAB 130
133 BAB 131
134 BAB 132
135 BAB 133
136 BAB 134
137 BAB 135
138 BAB 136
139 BAB 137
140 BAB 138
141 BAB 139
142 BAB 140
143 BAB 141
144 BAB 142
145 BAB 143
146 BAB 144
147 BAB 145
148 BAB 146
149 BAB 147
150 BAB 148
151 BAB 149
152 BAB 150
153 BAB 151
154 BAB 152
155 BAB 153
156 BAB 154
157 BAB 155
158 BAB 156
159 BAB 157
160 BAB 158
161 BAB 159
162 BAB 160
163 BAB 161
164 BAB 162
165 BAB 163
166 BAB 164
167 BAB 165
168 BAB 166
169 BAB 173
170 BAB 167
171 BAB 168
172 BAB 169
173 BAB 170
174 BAB 178
175 BAB 171
176 BAB 172
177 BAB 173
178 BAB 174
179 BAB 175
180 BAB 176
181 BAB 177
182 BAB 178
183 BAB 179
184 BAB 180
185 BAB 181
186 BAB 182
187 BAB 183
188 BAB 184
189 BAB 185
190 BAB 186
191 BAB 187
192 BAB 188
193 BAB 189
194 BAB 190
195 BAB 191
196 BAB 192
197 BAB 193
198 BAB 194
199 BAB 195
200 BAB 196
201 BAB 197
202 BAB 198
203 BAB 199
204 BAB 200
205 EPILOG 1
206 EPILOG 2
207 EPILOG 3
Episodes

Updated 207 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 100
100
BAB 101
101
BAB 99
102
BAB 100
103
BAB 101
104
BAB 102
105
BAB 103
106
BAB 104
107
BAB 105
108
BAB 106
109
BAB 107
110
BAB 108
111
BAB 109
112
BAB 110
113
BAB 111
114
BAB 112
115
BAB 113
116
BAB 114
117
BAB 115
118
BAB 116
119
BAB 117
120
BAB 118
121
BAB 119
122
BAB120
123
BAB 121
124
BAB 122
125
BAB 123
126
BAB 124
127
BAB 125
128
BAB 126
129
BAB 127
130
BAB 128
131
BAB 129
132
BAB 130
133
BAB 131
134
BAB 132
135
BAB 133
136
BAB 134
137
BAB 135
138
BAB 136
139
BAB 137
140
BAB 138
141
BAB 139
142
BAB 140
143
BAB 141
144
BAB 142
145
BAB 143
146
BAB 144
147
BAB 145
148
BAB 146
149
BAB 147
150
BAB 148
151
BAB 149
152
BAB 150
153
BAB 151
154
BAB 152
155
BAB 153
156
BAB 154
157
BAB 155
158
BAB 156
159
BAB 157
160
BAB 158
161
BAB 159
162
BAB 160
163
BAB 161
164
BAB 162
165
BAB 163
166
BAB 164
167
BAB 165
168
BAB 166
169
BAB 173
170
BAB 167
171
BAB 168
172
BAB 169
173
BAB 170
174
BAB 178
175
BAB 171
176
BAB 172
177
BAB 173
178
BAB 174
179
BAB 175
180
BAB 176
181
BAB 177
182
BAB 178
183
BAB 179
184
BAB 180
185
BAB 181
186
BAB 182
187
BAB 183
188
BAB 184
189
BAB 185
190
BAB 186
191
BAB 187
192
BAB 188
193
BAB 189
194
BAB 190
195
BAB 191
196
BAB 192
197
BAB 193
198
BAB 194
199
BAB 195
200
BAB 196
201
BAB 197
202
BAB 198
203
BAB 199
204
BAB 200
205
EPILOG 1
206
EPILOG 2
207
EPILOG 3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!