Sarah Li tertidur dengan pulas didalam bus, ia
tidak menyadari sudah sampai kelokasi. Perjalanan dengan pesawat dan yacht
boat, tidak membuat Sarah terbangun dari tidurnya. Ini yang selalu membuat
khawatir Andy Li dan Mayleen membiarkan Sarah sendirian tanpa pengawasan,
ketika Sarah sudah tidur ia benar-benar seperti orang mati. Apapun yang terjadi
pada dirinya, ia tidak akan tahu sama sekali.
Sarah Li membuka matanya, suara desiran ombak
membuatnya terbangun. Matahari sudah tinggi, masuk dari jendela kaca yang
menyilaukan wajahnya. Ia melihat luar jendela besar, laut biru membentang luas
seolah tanpa batas. Benar-benar indah dan menenangkan hati ketika melihatnya.
Ketenangan hati Sarah terusik karena dering ponselnya, ada panggilan masuk dari
Serena Li.
“halo kakak kedua..” jawab Sarah dengan malas
“waah… sepertinya memang berbeda dengan pasangan
atau tanpa pasangan ya…” Serena Li terdengar tertawa diujung ponsel sana.
“maksudnya…” Sarah Li menggaruk kepalanya. Ia
berusaha memahami apa maksud pembicaraan kakak keduanya yang terdengar ambigu
ditelinganya.
“bukan kah tadi malam kalian tidur bersama??”
Sarah segera melihat kasur, tidak ada siapapun
dikamar ini. Hanya dirinya, kemudian ia melihat jacket berwarna coklat tua sama
seperti yang dikenakan Daniel tadi malam. Mulut Sarah membentuk huruf O,
tangan kirinya menutup mulutnya. Ia tidak percaya dengan apa yang terjadi pada
dirinya. Dengan cepat Sarah membuka selimutnya dah melihat pakaiannya sudah
berganti dengan baju tidur.
“kakak, apa yang terjadi tadi malam…. cepat
katakan kepadaku.” Sarah Li bertanya dengan penuh tanda tanya. Dia sangat
penasaran dengan apa yang terjadi.
“cepat lah turun, semua orang menunggu kalian
berdua. Aku sudah lapar…” protes Serena sambil menutup panggilannya.
Sarah Li melihat ada dua koper didepan lemari. Ia
mengenali satu koper berwarna hitam dikenali Sarah sebagai miliknya sedangkan
yang berwarna coklat, sudah pasti bukan miliknya. Tanpa berpikir panjang ia
langsung kekamar mandi untuk membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Dan
ketika membuka kopernya, Sarah terkejut bukan main. Benar-benar pakaian pilihan
mamanya, semua pakaian feminim memenuhi isi kopernya. Hanya ada hot pants
satu-satunya jenis celana yang ada. Untungnya ada romper yang dimasukkan untuk
pakaian tidurnya.
Sarah menarik nafas panjang, ia sudah menyetujui
kalau mamanya yang akan menyiapkan pakaian miliknya. Suka tidak suka harus
diterima, lagi pula ia tidak sempat membereskan tas pakaiannya sendiri karena
kesibukan didesa bunga dan resepsi pernikahan Sisca.
Setelah merenung selama beberapa detik, ia
memilih mini dress bermotif floral dengan renda dibagian rok bawah
memberi kesan lucu dan manis. Lengan pendek dengan warna putih bersih
membuat Sarah Li terlihat putih bersih. Didepan kaca, ia melihat patulan
bayangan dirinya. Rok ini sangat pendek menurut Sarah, ia tidak nyaman
memakainya. Walau sudah mengenakan hot pants, memakai pakaian jenis ini membuat
dirinya malu melihat kaki putih panjangnya terekspose.
Sarah merasa malu akan keluar dari kamar. Tidak
ada pilihan bagi dirinya selain keluar dari kamar. Di restoran hotel
semua orang sudah menunggu Sarah Li. Sarah menggulung tinggi rambutnya. Ia
menepuk kedua pipinya sebelum meninggalkan kamar, untuk menyemangati dirinya
sendiri.
“akhirnya datang juga..” Serena Li bertepuk
tangan menyambut kedatangan adiknya.
Sarah berusaha tetap bersikap tenang dengan
pakaian seperti ini.
“kalian sangat serasi.” kata Jackie sambil
mengedip-ngedipkan matanya melihat mereka berdua.
Sarah yang merasa keluar kamar sendiri dan
berjalan kearah restoran hotel tanpa didampingi oleh siapa pun. Sarah
melihat kearah belakang dan menemukan Daniel berjalan dibelakangnya.
Sambil memegang dagunya Sarah berkata dalam hati
‘sejak kapan pria ini ada dibelakangnya’
“tidak kah kalian merasa mereka berdua sangat
serasi??” kata Huanran sambil tersenyum puas.
“ya... Aku akan sangat senang jika mereka segera
menikah.” Mayleen memeringkan wajahnya sambil memandangi Sarah dan Huanran.
Sarah Li duduk disebelah dinding kaca sambil
melihat kearah luar jendela. Semakin kedua orang tua ini mengaharapkan lebih
untuk hubungan mereka, semakin merasa ada beban berat dipundak Sarah.
Serena Li dan Sisca Li duduk bersebelahan
dan menatap Sarah yang duduk dihadapan mereka.
“adik kecil kamu tidak apa-apa??” tanya Sisca Li
Sarah Li meminta pelayan memberikan teh mawar
kepadanya. Sarah Li masih diam sampai pelayan datang memabawakan teh
pesanannya. Dengan perlahan meminum tehnya sambil menatap keluar jendela.
“aku tidak baik.” Jawab Sarah mengawali
percakapannya dengan kedua saudara perempuannya.
“sudah lah... kamu jangan merasakan ini sebagai
beban.” Sisca menyandarkan kepalanya dipundak Serena.
“sebenarnya yang aku tahu, keluarga om David
dan kedua orang tua kita ingin menjodohkan salah satu dari kita untuk
menikahi putranya.” Kata Serena sambil memasukkan potongan buah mangga kedalam
mulutnya.
“kenapa harus aku?”
‘‘tidak harus sebenarnya. Kebetulan hanya kamu
yang belum memiliki pasangan. Kakak pertama sudah menikah, aku sudah
bertunangan dan kamu...belum ada pacar. Jadi hanya kamu target mereka.”
“tidak ada yang bisa dibanggakan dari aku. “
Sarah meminum kembali teh di cangkirnya sambil melihat kedua kakak perempuannya
secara bergantian.
Sisca yang masih bersandar di pundak Serena
langsung menegakkan kepalanya “siapa bilang kamu tidak ada apa-apanya. Kamu
adalah gadis pintar dan mandiri, banyak pria yang dari beratus tahun yang lalu
menyukaimu. Sayangnya tidak ada respon dari dirimu sama sekali. Benar-benar
kasihan mereka.” Sisca menarik nafas panjang mengingat kejadian tersebut.
“kakak....mereka bukan jodoh ku. Untuk apa
menerima mereka??” sangkal Sarah
“jadi menurutmu...pria seperti apa yang menjadi
jodohmu...apakah seperti Daniel?” Serena mengerutkan keningnya menatap Sarah.
Adiknya selalu memiliki pikiran yang terlalu berat dan susah ditebak.
“kakak kedua, bukan seperti itu...” Sarah
menyangkal perkataan Serena tapi dia terlalu bingung bagaimana menjelaskannya.
Tepat didepan mereka ada Chandra, Jackie
dan Daniel yang terlihat sedang terlibat pembicaraan seru. Posisi duduk Daniel
kebetulan berhadapan dengan Sarah. Sarah melihat kearah Daniel, berharap
lidahnya bisa diajak kerja sama untuk menjelaskan kepada kedua saudaranya.
Sayangnya apa yang dilakukan Sarah, membuat kedua
saudaranya berpikiran lain. Sarah yang terlihat menatap Daniel justru seperti
seorang wanita yang cintanya bertepuk sebelah tangan.
Sisca menepuk perlahan pundak Sarah “tidak
apa-apa kalau wanita lebih dahulu mengatakan cinta.”
Entah apa yang terjadi, ketika Sisca berbicara
suasana ruangan makan yang tadi ramai menjadi hening. Hanya suara Sisca yang
terdengar diruangan itu. Membuat semua mata menatap kearah mereka bertiga,
terutama Sarah.
Mata Daniel dan Sarah Li bertemu, dengan cepat
Sarah membuang pandanganya sambil memperhatikan kondisi sekitar dengan canggung
kemudian menutup wajahnya dengan satu tangan berpura-pura menggaruk keningnya
dengan jari tangannya. Dengan bibir terkatup Sarah berkata “kakak pertama, kamu
benar-benar berhasil mempermalukan ku.” bisik Sarah sambil merepatkan giginya.
Serena dan Sisca Li menahan tawanya “maafkan aku
adik ku, aku benar-benar tidak sengaja.” Kata Sisca sambil menempelkan kedua
telapak tanggannya meminta maaf kepada Sarah. Ia benar-benar sangat menyesal.
“aku rasa kamu tidak perlu malu, ini adalah rumah
keluarga Daniel, pulau pribadi milik mereka. Tidak ada orang lain yang datang
kemari. Hanya ada dua keluarga yang ada disini Jelas Sisca.
“ini bukan hotel??” Tanya Sarah Li sambil
memperhatikan keadaan sekitar. Ia belum sempat berkeliling kelokasi ini. Jika
ini benar rumah pribadi... benar-benar luar biasa bisa memiliki rumah dengan
tempat sebagus ini pemandagannya. Bangunannya mirip seperti penginapan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments