Mafia Berhati Malaikat
Di suatu malam terjadi pertarungan antar geng mafia di tengah-tengah hutan. saling tembak menembak terjadi di sepanjang malam itu. banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak.
Kumpulan black white adalah salah satu kumpulan terbesar, yang di pimpin oleh George Hamilton. untuk pertarungan malam itu ketua mereka dengan sendirinya membawa para anggotanya berlawanan dengan para musuh mereka.
Dor....dor...dor...dor
Tembakan dari Ketua Black White mengarahkan ke para musuhnya
"Aarrgghh...," teriakan para musuh yang tertembak.
"Ingin membunuhku apa kalian masih layak?" bentak Ketua itu dengan sambil melepaskan tembakannya.
Dor...dor.. dor..dor
Tembakan demi tembakan di lepaskan tanpa henti, begitu pula dengan para anggotanya yang sama melepaskan tembakannya.
Dor...dor...dor...do ..dor...
Tembakan beruntun di lepaskan oleh para anggotanya ke arah musuh mereka.
"Aarrgghh...," teriakan para musuh yang mengena tembakan tersebut.
"Ketua, anda tidak apa-apa? lengan anda terluka?" tanya salah satu anggotanya.
"Aku tidak apa-apa! kalian berpencar cari mereka sampai dapat dan bunuh semua sehingga tidak tersisa!"
"Baik, ketua" jawab anggotanya dengan hormat.
"Mari kita berpencar!" ajak anggotanya itu pada teman lainnya
Di sisi lain seorang gadis bernama lavender di kejar tiga preman yang berniat ingin merampoknya. lari dan berlari jarak mereka tidak jauh dari hutan sana.
Lavender berusaha lari sejauh mungkin untuk menyelamatkan diri. akan tetapi para preman itu tetap tidak putus asa tetap mengejar gadis itu sampai dapat.
Kemudian Lavender menghentikan langkahnya karena kecapean.
"Sebentar!" teriak Lavender yang sedang kecapean.
"Ada apa?" tanya preman itu dengan menghentikan langkahnya.
"Ke-kenapa ka-kalian mengejar ku?" tanya Lavender yang terputus - putus
"Ka-karena ka-kau lari," jawab salah satu preman itu yang kecapean
"Ka-karena ka-kalian mengejar ku maka aku lari," jawab Lavender yang kecapean
"Ka-kalau kau ti-tidak lari ma-maka kami tidak mengejar mu," jawab preman lainnya.
"A-apa kau gi-gila ya, ma-masa di kejar aku tidak lari, lagi pula aku tidak berhutang pada mu kenapa kalian mengejar sampai ke sini?" tanya levender yang sedang mengatur nafasnya.
"Apa kau tidak sanggup lari lagi? kalau tidak sanggup serahkan saja tas mu itu kemudian kau boleh pergi!" Kata salah satu preman itu yang ikut menghentikan langkahnya
"Gila! apa mungkin aku harus membiarkan mu merampok ku, seharusnya kau merampok orang kaya bukan aku yang orang pasaran ini!" bentak Lavender yang masih terengah-engah
"Nona, jika kau lawan tidak bagus untuk mu, lihatlah depan adalah hutan kau tidak bisa lari lagi, jika kau masuk ke sana maka kau akan sesat!" Lanjut preman lain.
"Uang ini tidak boleh di ambil oleh mereka jika tidak maka serigala itu akan menerkam ku, tapi jika aku masuk ke hutan aku bertemu dengan harimau bukankah sama saja di terkam, tapi lebih bagus aku bertemu dengan harimau paling langsung jadi santapannya dari pada bertemu dengan serigala itu bukan cuma menerkam tapi ocehannya bisa menembus gendang telinga ku," Batin Levender.
"Bagaimana? kami bertiga kau hanya satu orang jika kau serahkan tas mu maka kami akan melepaskan mu setelah itu sudah boleh pulang kan" ujar salah satu preman itu.
"Pulang kepala mu, jika aku pulang setelah kalian rampok maka akibatnya akan lebih mengerikan dari pada harus berdepan dengan preman tidak berguna seperti kalian!" Jawab Lavender dengan kesal.
"Apa kau tidak ingin menyerahkan tas mu?"
"Tidak" Jawab Lavender yang lari ke arah hutan.
Tak..tak....tak....tak
"Hei...berani sekali kau lari, ayo kejarrr!" Teriak salah satu preman itu.
Lavender memilih berlari ke dalam hutan sana karena memang hanya itu satu-satunya jalan.
Di sisi lain ketua mafia George Hamilton masih saling tembak menembak dengan para musuhnya.
"George Hamilton, kau harus mati!" teriak salah satu lawannya yang ingin menikam dengan mengunakan senjata tajam akan tetapi George melepaskan tembakan ke arahnya.
Dor...Dor..
Tembakan mengenai kedua kaki lawan.
"Aargghh...," teriakan musuhnya yang menahan sakit dan terjatuh akibat tembakan yang mengenakan kakinya tersebut.
"Kau masih belum layak untuk membunuh ku!" kata George yang menghampiri musuhnya itu yang sedang tersungkur di tanah.
Dor...
Tembakan menembus ke jantung lawannya itu.
Tak...tak...tak..tak..
"Gawat ini gelap kali jika ketemu hantu juga tidak bisa melihat," gumam Lavender yang sambil berlari.
"Berhenti! jangan lari!" teriak tiga preman itu.
Di saat lari Lavender terinjak batu di hutan itu dengan kondisi gelap gulita sehingga tidak bisa melihat batu yang di injaknya.
"Aargghh...," Jeritan Lavender yang terjatuh.
"Mau lari lagi?" teriak preman itu yang menghampiri Levender.
"Jangan mendekat! sudah ku bilang aku tidak punya apa-apa untuk kalian!" Ujar Levender.
.
"Kau jangan berbohong jika kau tidak punya uang kenapa kau harus lari?"
"Kalian bertiga mengejarku mana mungkin aku tidak lari, dasar bodoh" ketus Lavender.
"Serahkan uangmu!" pinta tiga preman yang mulai mendekati Lavender.
"Uang aku tidak punya, ambil saja nyawaku!" balas Lavender dengan berani.
Di saat tiga preman itu ingin mendekati Lavender langkah mereka di hentikan.
Dor...dor..dor..
Tiga tembakan mengenai jantung tiga preman itu, sesaat kemudian tiga preman itu langsung tewas di tempat.
"Aku paling benci laki-laki yang menindas wanita," Gumam pria itu yang tiba-tiba muncul dan membunuh preman itu.
"Ha? ucap Levender yang berdiri melihat ke arah tiga preman itu, alih-alih takut Lavender malah mendekati jasad mereka.
"Apa mereka sudah mati?" tanya Lavender yang sedang melihat mereka bertiga yang sudah tidak bergerak.
"Apakah peluru yang kamu gunakan adalah palsu?" tanya Lavender yang menoleh ke arah pria yang menyelamatkannya.
"Apa kau pernah melihat peluru palsu bisa membunuh orang?" tanya pria itu.
Di saat mereka berdiri saling berhadapan Lavender melihat ada seseorang yang mengarahkan senjata ke pria yang menyelamatkannya tadi.
"Awas...," teriak Lavender yang lari ke arah pria itu dan mendorongnya sehingga mereka sama-sama terjatuh, dengan posisi Lavender yang menindih tubuh pria itu.
Dor...
Tembakkan dari arah lain yang menyasar tah ke mana.
Posisi pria itu yang terbaring dengan cepatnya dia mengunakan tangan kanannya menembak ke arah lawannya itu.
Dor..dor..
Balas dari tembakan pria itu ke arah lawannya, menepati ke tubuh lawannya itu.
"Aarrgghh...," teriakkan sesaat lawannya dan pada akhirnya langsung tewas.
"Apa dia sudah mati?" tanya Lavender yang menoleh ke arah pria yang tertembak itu.
"Pelurunya sudah menembus jantung mana mungkin tidak mati" jawab pria yang di tindih Lavender.
"Apa kau berencana menindih ku sampai pagi?" tanya pria yang posisinya di bawah Lavender
"Apa aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Lavender yang saling bertatapan dengan pria itu
"Apa?"
"Kau manusia atau hantu?" tanya Lavender yang penasaran.
"Apa kau pernah melihat hantu memiliki senjata api?"
"Tidak mungkin kau adalah manusia" kata Lavender dengan heran.
"Kenapa tidak mungkin?" tanya pria itu mulai kesal.
"Kalau manusia tidak mungkin setampan ini, biar aku periksa" jawab Lavender sambil mencubit seluruh wajah pria itu.
"Apa kau gila ya! cepat bangun!" bentak pria itu dengan kesal.
"Biar aku periksa dulu!" ujar Lavender yang masih belum berhenti menarik hidung dan telinga serta mencubit wajah pria.
"Sudah cukup! kau adalah wanita kenapa kau begitu liar dengan pria!" bentak pria itu yang sangat kesal.
"Benar! wajahmu ini asli dan hidungmu, dan telinga juga asli jadi kau bukan hantu, tapi apakah wajah mu ini sudah di oplas ya, kenapa bisa begitu tampan?" ujar Lavender yang lupa posisinya masih menindih pria itu sambil melihat-lihat wajah pria itu
"Cepat bangun kalau kau tidak mau bangun lagi, maka aku akan membuka semua bajumu" teriak pria dengan sengaja mengancam.
"Aarrgghh...," teriak Lavender yang langsung terbangun.
"Aku yang ditindih olehmu, tapi kau yang berteriak" bentak pria itu dengan kesal.
Pria yang ditindih itu yang tidak lain adalah ketua mafia dari kumpulan Black White, George Hamilton yang di kenal sangat sadis dan berhati iblis, akan tetapi di sisi lain dia di anggap pria yang berhati malaikat.
Sementara Lavender adalah gadis ceroboh yang selalu saja ceroboh dan tidak tahu rasa takut, selalu saja membuat bibinya marah setiap hari. dengan sikapnya yang baik hati membuat para tetangganya sangat menyayanginya.
Akan tetapi dengan tingkahnya itu dia telah menyinggung sang Ketua mafia yang di segani orang banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Muna Junaidi
😭🤣🤣🤣🤣🤣
2024-10-07
0
MATADEWA
Wah....
2024-03-04
0
devaloka
apa sih jir 😭😭😭
2023-11-22
0