Karena terpojok dengan ucapan mas Rafael dan juga Papanya, tiba-tiba terlintas dipikiranku untuk berpura-pura pingsan, aku ingin mengulur waktu supaya mereka tidak mendesak mas Rafael untuk meninggalkan ku, dan aku teringat ucapan Mama mas Rafael, yang selalu menyinggung tentang kak Melati yang belum hamil setelah dua tahun pernikahannya, aku akan memanfaatkan situasi itu, tapi sialnya Perawat Ayah sudah datang ke rumah itu, dan dia memanggil Dokter untuk memeriksa keadaanku, hampir saja aku putus asa dan tidak tau harus berbuat apa.
Dokter mengecek kondisi ku, tentu saja semua nya normal, karena aku baik-baik saja, lalu aku bangkit dari ranjang dan berlutut dibawah kakinya, dengan menceritakan sedikit sandiwara, ku putar balikan fakta jika akulah istri sah mas Rafael, dan Dokter itupun terharu mendengar ceritaku, dia membantu rencanaku dengan mengatakan kehamilan ku pada semua orang, syukurlah Dokter itu percaya dengan cerita sedihku dan membantu ku mengagalkan rencana mas Rafael untuk meninggalkan ku.
Mama mas Rafael memelukku dengan wajah girangnya, tentu saja aku sangat senang dengan hal itu, ternyata rencanaku berhasil mengelabuhi semua orang, kak Melati pun datang dengan wajah sendunya, rasanya puas sekali hatiku melihat kekalahan nya, aku sudah menang atas mas Rafael, harapanku saat ini adalah aku benar-benar hamil anaknya, apalagi kemarin aku melakukannya selama beberapa kali dengannya, tapi semua masih tabuh, karena jadwal datang bulanku belum terlewat.
Beberapa minggu berlalu, aku sering bermanja dengan mas Rafael, dengan mengatakan jika aku sedang ngidam, dan ingin ini itu padanya, perlahan tapi pasti, ku pastikan jika kak Melati akan kehilangan segalanya, aku ingin dia meraskan semua penderitaan ku dulu, yang tidak memiliki apapun selama hidup di desa.
Sore itu, aku sengaja menelepon mas Rafael dan mengatakan jika aku sedang ngidam makan seafood di tepian pantai, aku membujuknya supaya dia mau mengantarkan ku hari itu juga, dan setelah dia setuju, aku bersiap dan berpamitan pada ayah, ya siang hari tadi, sengaja ku jemput ayah, dengan alasan aku kesepian di rumah sendirian, karena setelah mengetahui kehamilan ku, mama mertuaku melarang diriku untuk bekerja, sebenarnya alasanku membawa ayah ke rumah bukanlah karena aku kesepian, tapi aku ingin menjaga rahasia ku tetap aman, berjaga-jaga saja, jika Dokter itu menceritakan rahasia itu pada perawat ayahku.
Mas Rafael terkejut melihat ayah berada di rumahku, dan ku katakan padanya, supaya membahasnya nanti saja, karena aku sudah tidak tahan ingin memakan seafood.
Sesampainya disana, ku memesan beberapa menu makanan, dan sesuai perintah mamanya, mas Rafael melarangku memakan masakan yang pedas, tapi aku nekat ingin memakannya, dia terpaksa menuruti keinginan ku, aku memanfaatkan kesempatan itu dengan baik, ku pinta dia untuk menyuapi ku, dan selalu memanggilku dengan sebutan sayang, karena jika tidak dengan alasan kehamilan ku, mas Rafael tidak akan mau melakukannya, ya meski dia masih mau bercinta denganku tanpa bantuan obat kuat lagi, dia masih tetap terpuaskan olehku, bahkan dia sampai heran, karena aku hamil muda dan masih bisa memuaskan nya, aku sengaja membuatnya candu pada pelayanan ku di ranjang, supaya mas Rafael tidak akan menyentuh kak Melati lagi, apalagi aku ingin benar-benar hamil, dan selama beberapa kali aku bercinta dengannya, aku mengatakan jika itu adalah bagian dari ngidam ku, dan dia menuruti keinginan ku, entah dia terpaksa atau tidak, yang jelas aku sudah tidak memberikannya obat kuat.
Setelah menghabiskan hidangan seafood, mas Rafael mengajakku untuk segera pulang, dengan alasan ini adalah jadwalnya bermalam dengan kak Melati, sengaja aku merajuk dan menggunakan kehamilan palsuku untuk menahannya bersamaku, aku berpura-pura kesakitan dengan memegangi perutku, sontak saja mas Rafael panik dan membopongku ke mobil, dia ingin membawaku ke klinik untuk memeriksakan kandungan ku, bagaimana aku tidak ketakutan, bisa-bisa sandiwara ku terbongkar disana, lalu ku katakan padanya jika perutku sudah tidak terlalu sakit dan memintanya untuk pulang saja, dengan mengemudikan mobil pelan-pelan saja.
Tepat tengah malam, kami baru tiba di rumah, nampak ayah mendorong kursi rodanya keluar rumah, dan ku katakan padanya untuk istirahat saja di kamar, lalu ayah meminta mas Rafael untuk segera pulang ke rumah, karena ayah tau ini adalah gilirannya bermalam dengan kak Melati, tapi ku yakinkan pada ayah, jika saat itu perutku agak sakit, dan aku menginginkan mas Rafael menjagaku, jaga-jaga jika sesuatu terjadi, ayah pun percaya dengan alasanku, dan kami semua istirahat di kamar.
Di sela-sela waktu, ku lihat wajah tampan mas Rafael, seakan aku enggan kehilangan suami tampan dan kaya sepertinya, dan ku harap, aku benar-benar mengandung benihnya dengan was-was aku menanti hari dimana aku biasa datang bulan, tapi waktunya masih dua mingguan lagi, ku peluk dada bidangnya ku tenggelamkan wajahku dalam dekapannya, akupun terlelap sampai akhirnya, ponsel mas Rafael terus berdering dan membangunkan kami berdua, ki lirik jam di dinding masih jam setengah tujuh pagi, mas Rafael segera menerima panggilan telepon itu, ternyata ibuku menelepon untuk mengabarinya jika kak Melati tidak ada di rumah sejak semalam.
Senangnya hatiku mendengar kabar itu, mungkin saudara kembarku itu sudah sadar, jika dia tidak bisa hamil dan memilih pergi, hampir saja senyum bahagia ku terlihat mas Rafael, segera ku berpura-pura sedih dan berlagak menghawatirkan keadaan kak Melati.
Tanpa membersihkan tubuhnya, mas Rafael bergegas pulang ke rumahnya, dia meninggalkan ku tanpa berpamitan, tapi tiba-tiba dia kembali ke kamarku dan berpamitan untuk mencari kak Melati, aku sangat terkejut, ternyata sedikit demi sedikit mas Rafael mulai memperhatikan ku, ku biarkan dia pergi saat itu juga, karena jika aku melarangnya, bisa saja dia marah padaku, kepergian mas Rafael dengan wajah cemas membuat ayahku bertanya-tanya, ayah yang sudah santai di taman depan rumahku tercengang melihat mas Rafael pergi begitu saja tanpa melihatnya disana, entah aku harus mengatakan apa padanya, jika ku katakan jika anak kesayangannya meninggalkan rumah, pasti jantungnya akan terguncang, dan aku tidak ingin penyakitnya kambuh lalu menyusahkan diriku sendiri.
Terpaksa aku membohinginya, dan mengatakan jika mas Rafael ada pertemuan penting pagi itu, kemudian aku masuk ke dalam kamar dan mencari tau melalui ibuku, aku penasaran kemana perginya kakak kembarku itu, tapi ibu tidak mengetahui apa-apa, karena pagi itu kebetulan ibu pergi ke pasar, dan ingin mampir ke rumahnya, tapi pembantu rumah itu mengatakan jika Tuan dan Nyonya nya tidak ada di rumah, karena itulah ibu menelepon mas Rafael, karena ponsel kak Melati tidak dapat dihubungi, padahal saat itu mas Rafael sedang bersamaku, entah kemana perginya kakakku yang bodoh itu.
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Ayunda Marbun
sumpah emosi aku sama simawar tambah lg si rafael /Awkward/
2024-09-17
0
Fatimah Afath
sungguh miris
2022-03-10
0
😍ITSHU❤JCW😍
pengen banget mawar dapat penyakit mematikan dan mandul
2022-02-13
2