Nampak ayahnya hanya tertunduk lesu, mulutnya tidak sanggup berkata apapun, terlebih lagi mantan istrinya mengatakan kata-kata yang sangat pedas padanya.
"Jika kau tidak becus mengurusi kehidupan kedua anakmu, setidaknya tutup mulut lah demi kebahagiaan keduanya, selama kau bungkam dan Melati tidak tau apa-apa, kehidupan mereka akan baik-baik saja", seru ibu Mawar mendengus kesal.
Setelah itu Rafael mendekati ayah mertuanya dan memohon maaf padanya, Rafael menjelaskan jika pernikahannya dengan Mawar tidak pernah direncanakan, karena semalam terjadi sesuatu di antara mereka.
"Ayah aku akui jika memang aku bersalah, tapi aku terpaksa melakukan semua ini, kami berdua tidak sengaja melakukan hubungan terlarang itu, dan ibu memergoki kami berdua, bahkan aku tidak mengingat bagaimana kejadian yang sebenarnya, aku merasa jika semua hanya mimpi, tapi aku terbangun dengan Mawar yang berada di kamarku, sungguh ayah aku tidak pernah berniat melakukan hubungan itu dengan adik dari istriku sendiri", ucap Rafael berderai air mata.
Lalu ayah mertuanya hanya tertunduk dan meratapi nasib kedua putrinya, lelaki tua itu merasa tidak berdaya dengan keadaan yang terjadi saat itu, lalu Mawar meminta ayahnya untuk tenang, supaya kondisi kesehatan nya tifak semakin memburuk.
"Ayah harus menerima dengan ikhlas, karena Mawar akan bahagia dengan mas Rafael, percayalah yah, Mawar akan baik-baik saja".
"Jika kau merasa baik-baik saja, apakah kau yakin kalau kakakmu Melati tidak akan kenapa-kenapa, ayah takut dia terluka hati dan batinnya, karena suaminya berhianat dan menikah siri dengan perempuan lain, apalagi perempuan itu adalah adik kembarnya sendiri", sahut sangat ayah berlinang air mata.
"Sudahlah tutup mulutmu, jika kau tidak bisa menerima pernikahan Mawar dan juga Rafael, kau bisa pergi dari rumahnya, hiduplah sendiri tanpa bantuan anak-anakmu, apakah kau sanggup hah", seru mantan istrinya.
"Bu jangan diperpanjang lagi, tolong jangan lukai harga diri ayah, apapun keadaannya aku akan tetap merawat ayah, jadi ibu jangan perpanjang masalah ini lagi, dan untuk ayah Rafa mohon untuk tidak mengatakan apapun pada Melati atau siapa pun itu, InsyaAllah aku sendiri yang akan menjelaskan pada Melati suatu saat nanti".
Kemudian Rafael meminta Mawar membawa ayahnya kembali ke rumah, sementara dirinya harus kembali bekerja di kantornya.
"Tapi Rafa, menurut ibu bukankah sebaiknya kau menghabiskan waktu bersama Mawar di rumah, selagi Melati masih ada di butik, kalian ini kan pengantin baru, dan hanya di siang hari saja kalian bisa menghabiskan waktu bersama".
"Maaf jika aku harus membuat ibu kecewa, karena pekerjaan di kantor sudah menumpuk, jadi aku harus menyelesaikan semua, lebih baik ibu temani Mawar saja di rumah, itu jika ibu berkenan, maaf aku permisi dulu", ucap Rafael seraya meninggalkan tempat itu.
Lalu Mawar menghampiri ibunya dan meminta nya untuk menemani nya, tapi sang ibu menolak dengan alasan muak melihat ayahnya yang penyakitan itu, dan ibunya menasehati Mawar untuk pandai menjaga perasaan nya disaat Melati bermesraan dengan Rafael didepan matanya.
"Kau tidak boleh menunjukkan amarahmu didepan Melati, karena ibu sangat paham jika kau akan merasakan amarah yang sangat besar ketika melihat suamimu bermesraan dengan perempuan lain, tapi ingatlah satu hal jika perempuan lain itu adalah saudara kembarmu sendiri, ibu tidak mau jika Melati sampai terluka dengan ucapanmu, apalagi kau membongkar rahasia yang seharusnya kau tutupi, ibu mengijinkan mu menikah siri dengan Rafael hanya untuk menyelamatkan masa depanmu, meski dengan begitu masa depan kakakmu sendiri yang terancam, jika kau sampai mengatakan segala nya pada Melati, ibu tidak akan pernah lagi membantu mu, ingatlah baik-baik ucapanku ini".
Kenapa ibu selalu mengulangi perkataan yang sama setiap kali membahas kak Melati, tapi yang dikatakan ibu ada benarnya, mungkinkah aku bisa bersabar melihat mereka bermesraan didepan ku, batin Mawar didalam hatinya.
Hari berlalu dengan cepat, sudah jam lima sore dan Rafael belum kembali ke rumah, nampak Mawar berjalan mondar-mandir di teras rumah itu, tangannya sibuk menghubungi Rafael melalui panggilan telepon, tapi lelaki yang telah menjadi suaminya itu tidak merespon panggilannya, lalu terlintas dipikiran Mawar untuk menelepon Melati, untuk menandai kapan kakak kembarnya itu pulang.
Biasanya jika mas Rafael belum pulang dia pasti sedang menjemput kak Melati, mungkin saja mereka sedang bersama, batin Mawar.
Lalu Mawar menelepon Melati, dan betapa terkejutnya dia ketika mendengar suara Rafael dari seberang telepon sana, ternyata Rafael sengaja tidak pulang ke rumah setelah jam bekerja nya selesai, Rafael memilih menemani Melati di butiknya.
"Hallo Mawar, ada apa kau menelepon ku, apakah ayah baik-baik saja?", tanya Melati seraya tersenyum karena Rafael sedang menggodanya.
"Hmm tidak ada apa-apa kak, aku hanya kesepian di rumah sebesar ini, sudah beberapa hari kak Melati pulang malam, apakah hari ini kakak akan pulang malam lagi", jawab Mawar dengan menghembuskan nafasnya panjang.
"Maaf ya Mawar jika aku terlalu sibuk dan tidak banyak waktu untukmu, padahal kita baru saja berkumpul kembali setelah terpisah sekian lama, aku dan mas Rafael akan pulang malam, karena setelah pekerjaan ku selesai kami akan makan malam di luar, kau makanlah lebih dulu, atau kau ingin aku membawakan sesuatu setelah pulang".
"Tidak usah kak makasih, aku mau istirahat saja, hari ini sangat melelahkan untukku".
Lalu Mawar mematikan telepon itu, hatinya sangat hancur, karena Rafael seakan menghindari nya, tanpa sadar Mawar melempar ponsel yang ada digenggaman tangan nya.
"Aaarggh harusnya kau bersamaku mas, kenapa kau tidak langsung pulang dan menghabiskan waktu bersamaku, kau memilih bersama dia daripada aku, apa kurangnya aku mas huhuhu", seru Mawar berderai air mata.
Kreeaak...
Mbak Saroh berlari tergopoh-gopoh dan membuka pintu kamar Mawar tanpa mengetuk nya, karena dia sangat panik setelah mendengar tangisan Mawar, pembantu itu mengira jika terjadi sesuatu pada ayah majikannya, karena itulah mbak Saroh bertanya pada Mawar, apa yang sebenarnya terjadi, lalu Mawar tersadar jika di rumah itu ada orang lain selain dirinya dan juga ayahnya, kemudian Mawar mengusap air matanya dan mengatakan pada mbak Saroh, jika dia hanya kesal dengan teman kerjanya saja.
"Mbak Saroh tolong berikan obat ayah ya, dan buatkan teh hangat untuknya, aku ingin tidur lebih cepat karena perasaan ki sedang tidak karuan".
Setelah mbak Saroh pergi, nampak Mawar merebahkan tubuhnya di ranjang, hatinya sangat kesal dengan perlakuan Rafael, lelaki yang sudah resmi menjadi suaminya, lebih memilih bersama Melati, didalam hati Mawar sangat tau jika Rafael sengaja melakukan semua itu untuk menghindari nya, karena sebelumnya Rafael tidak pernah menunggu Melati yang sedang bekerja di butiknya.
"Jika keadaan seperti ini berlangsung terus, aku tidak akan tahan lagi, bagaimanapun aku juga ingin diperlakukan selayaknya seorang istri yang mendapatkan segalanya dari suaminya, lihat saja, jika mas Rafael memperlakukan seperti ini lagi, aku akan mengancamnya, aku pastikan jika kak Melati akan mengetahui segalanya, jika mas Rafael tidak bertanggung jawab memenuhi kebutuhan lahir dan batinku, gumam Mawar dengan tersenyum licik".
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Fatimah Afath
kembar tp beda
2022-03-10
0
Cahaya Hayati
kasi mati saja mawar Thor dia bukan manusia
2022-02-12
4
Mei
dasar gak tau diri 🙄
2022-01-31
4