Setelah selesai makan, Mawar berpamitan pergi ke toilet, dia sengaja menghubungi Melati lewat telepon.
"Hallo kakakku sayang, maaf ya tadi ku ga sengaja menerima panggilan telepon mu, salahmu sendiri telepon disaat yang tidak tepat, oh iya aku ingin sampaikan pesan dari mas Rafael, jika malam ini dia akan menginap di rumahku, aku tau dia sudah mengirimkan pesan singkat padamu, tapi kau belum membacanya, karena itulah aku memberitahu mu lagi, tolong dimaklumi ya kak, setelah membereskan rumah, dan sedikit olahraga di ranjang, kami kelaparan dan sedang keluar untuk makan, sudah dulu ya kak, mas Rafael sudah menungguku", ucap Mawar dengan nada mengejek.
Nampak Melati hanya diam membisu mendengar perkataan adik kembarnya itu, tapi air mata tidak bisa berbohong, bulir-bulir air mata membasahi wajahnya, Melati menangis dalam diamnya, hanya suara sesegukan saja yang terdengar, lalu mbak Saroh menguatkan Melati dengan menepuk pundaknya beberapa kali.
"Mbak Melati yang sabar ya, saya memang tidak pernah merasakan deritanya mbak, tapi saya mengerti rasanya dihianati, menangis lah mbak, supaya rasa sakit itu dapat keluar dari dalam hatimu, jangan dipendam mbak."
Lalu Melati pun menangis sejadi-jadinya, dia yang sengaja tidak ingin berbicara dengan Rafael yang berusaha meneleponnya, malah semakin terpuruk setelah Mawar mengatakan kata-kata yang menyakitkan untuknya.
"Rasanya aku tidak tahan lagi mbak, mas Rafael sudah berjanji padaku untuk tidak berhubungan lagi dengan Mawar, nyatanya dia melakukan itu lagi dengan Mawar."
"Saya tidak bisa berkata apa-apa mbak, meski mas Rafael mengatakan itu, secara agama mereka memiliki hak untuk melakukannya, jika mbak Mawar meminta nafkah lahir dan batin, maka mas Rafael wajib memberikan nya, dan mbak Melati tidak bisa melarangnya, jadi saran saya, mbak Melati pikir baik-baik hubungan rumah tangga ini, salah satu dari kalian harus mundur mbak, tidak baik perempuan bersaudara memiliki suami yang sama, atau minta saja mas Rafael untuk memilih, sekali lagi saya minta maaf ya mbak, bukan bermaksud menasehati, tapi saya katakan apa yang saya tau mbak."
"Terimakasih mbak Saroh, aku tau jika kami tidak bisa berada didalam situasi seperti ini terus, apalagi Mawar selalu berusaha membuatku kesal, dia seakan ingin memiliki mas Rafael seorang diri, jujur aku masih sangat mencintai mas Rafael, dan sulit untukku meninggalkan nya, meski dia menghianati ku secara tidak sengaja, tapi makin kesini, mas Rafael seperti menerima Mawar sebagai istri mudanya, mungkin aku harus meminta mas Rafael untuk tegas."
Tanpa terasa malam berganti pagi, mbak Saroh sudah menyiapkan sarapan, sedangkan Melati masih berada di dalam kamarnya, ayahnya bertanya pada mbak Saroh, kenapa Melati belum keluar dari kamarnya, tapi mbak Saroh tidak berani mengatakan apa-apa, beberapa saat kemudian terdengar suara mobil yang memasuki halaman rumah itu, Rafael masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru, dia masih belum tau jika Melati mengetahui permainan panasnya dengan Mawar sore itu.
"Lho Rafael, kau darimana nak? tumben pagi-pagi sudah keluar rumah, pakaianmu itu belum ganti dari kemarin ya, bukannya kau hanya mengantarkan Mawar saja?."
"Ehm iya yah, aku terpaksa menginap disana karena kelelahan membersihkan rumah, dan ketika aku ingin pulang tubuhku sangat lelah, lalu Mawar memintaku untuk menemaninya."
Setelah itu Rafael berpamitan untuk menemui Melati di kamarnya, ketika Rafael berusaha membuka pintu itu terkunci dari dalam, berulang kali dia mengetuk pintu itu tapi Melati tidak kunjung membukanya, lalu dia berusaha menghubungi Melati dan mengambil ponsel di saku celananya, Rafael menyentuh panggilan keluar di ponselnya, tapi dia terkejut ketika melihat ada panggilan diterima dari Melati, tapi dia tidak merasa menjawab panggilan itu, lalu Rafael memastikan nya sekali lagi.
Astaga, Melati menelepon disaat aku sedang bercinta dengan Mawar, jangan-jangan dia mendengarkan semuanya, oh istriku yang malang maafkanlah suamimu yang bodoh ini, aku tidak dapat menahan hasratku ketika melihat Mawar menggunakan pakaian mini itu dan dia langsung menyerang titik lemah ku, bagaimana aku bisa menahannya, pasti kau sangat marah padaku, apa yang harus ku lakukan ya Allah, batin Rafael didalam hatinya penuh rasa bersalah.
Ceklek...
Melati membuka pintu kamarnya, dia sudah rapi dan ingin berangkat bekerja, Rafael tertegunrlihat Melati melewatinya tanpa berkata apa-apa, sontak Rafael mengejarnya dan meminta maaf, dia berlutut dibawah kaki Melati seraya tertunduk dengan ucapan maaf berkali-kali.
"Berdirilah mas, untuk apa kau merendahkan diri dihadapan ku."
Tertegun Rafael mendengar ucapan Melati, ternyata istrinya itu masih mau berbicara dengannya, lalu Rafael bangkit berdiri dan ingin mendekap Melati ke dalam pelukannya, tapi Melati membalikkan tubuhnya seraya berjalan meninggalkan Rafael ditempatnya berdiri.
Nampak mbak Saroh dan ayahnya terkejut melihat sikap Melati pada suaminya, tapi mereka tidak ada yang berani berkata apapun.
"Mbak Saroh tolong siapkan sarapan untuk mas Rafael dan juga ayah, aku harus ke butik langsung, dan katakan pada perawat untuk menelepon ku sebelum membawa ayah kontrol ke Dokter."
Setelah itu Melati pergi dengan mengemudikan mobil sendiri, tidak seperti biasanya Melati selalu pergi diantar Rafael atau naik taksi online, tapi pagi itu dia mengemudikan mobil sendiri, karena ingin menenangkan diri, disepanjang perjalanan Melati kembali meneteskan air matanya, dia sengaja ingin menemui Mawar di rumah barunya.
Mobilnya berhenti tepat di depan pagar rumah bercat biru laut, dari dalam rumah itu keluar seorang perempuan yang sama cantiknya dengan Melati, dia mengenakan pakaian mini berwarna coklat muda, senada dengan warna sepatunya, Mawar terkesiap melihat kakak kembarnya sudah ada didepan rumahnya.
"Untuk apa kau datang ke rumahku kak, kau ingin menghinaku karena rumah ini hanya rumah sewaan, jika itu tujuanmu percuma saja, aku tidak perduli dengan ucapanmu, karena aku sudah bahagia mendapatkan cinta mas Rafael seutuhnya, kau tau kemarin kami melakukannya berkali-kali, dan dia sadar jika akulah yang sedang bercinta dengannya," ucap Mawar dengan sombongnya.
"Selamat untukmu War, kau berhasil mendapatkan suami yang mencintaimu, aku datang kesini sebagai saudara kembarmu, bukan sebagai istri tua suamimu, bagaimanapun kau adalah adikku, aku juga ingin kau bahagia, meski bahagiamu merusak rumah tangga ku, salah satu di antara kita harus meninggalkan mas Rafael, dan keputusan itu ku pasrahkan padanya."
"Sebenarnya aku tidak keberatan menjadi madumu kak, asal kau bersikap adil padaku, tapi jika itu yang kau mau jangan menyesal dengan keputusan mu."
"Ini bukan mauku Mawar, agama yang melarang kita memiliki suami yang sama, apapun keputusan mas Rafael kita harus bisa menerimanya, hanya ini yang mau ku katakan padamu, dan sebelum dia mengambil keputusan akan memilih siapa, kita harus bersikap normal tanpa ada saling menyakiti, bisa kan kau bersikap seperti itu?."
Bersikap normal yang bagaimana kak, aku hanya akan melakukan sesuatu yang menguntungkan diriku saja, jika aku harus berbuat licik supaya mas Rafael memilihku, maka aku akan melakukannya, batin Mawar penuh rencana.
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Ayunda Marbun
suami ktl
2024-09-17
0
Riani Borreg
suami bodoh..
2022-03-20
0
Magda Nainggolan
mulianya hati melati rela berkorban demi adek kembarnya, walaupun hatinya seperti disayat semilu
2022-01-13
3