Sore itu, setelah selesai membantu Mawar membersihkan rumah barunya, aku merasa gerah dan kepanasan, ku putusan untuk menyegarkan tubuhku dengan mandi, setelah mandi ku rasakan jantungku berdetak sangat cepat, dengan keringat yang kembali membasahi keningku, lalu aku segera keluar dari kamar mandi bermaksud untuk mengeringkan tubuhku di ruangan ber AC, ketika ku buka pintu kamar mandi, terlihat Mawar sudah berdiri di depan pintu dengan lingerie mini miliknya, aku menelan ludah ku kasar, dengan degup jantung yang berderu kencang, Mawar mendekap tubuhku dan mengecup bagian dadaku yang masih basah, sontak naluri ku sebagai lelaki normal bangkit, milikku sudah terbangun dari sarangnya, tiba-tiba terlintas wajah Melati, dan ku dorong tubuh Mawar menjauh dariku, aku tidak bisa berada di tempat ini terlalu lama, tapi tangan nakal Mawar langsung menyentuh titik lemah ku, dia memainkannya dengan lihai seketika nalarku menghilang, darahku sudah mendidih dengan nafsu yang menguasai isi kepalaku, segera ku bawa Mawar ke dalam kamar, dan ku lucuti semua pakaian yang menempel ditubuhnya, entah kenapa aku begitu menikmati permainan Mawar, dia sangat pintar memuaskan ku, gerakannya yang lincah membuatku tidak bisa bertahan lama, ya aku mencapai puncak selama beberapa kali, Mawar adalah perempuan yang sangat menggairahkan untukku.
Ketika tubuhku merasa lelah, dan aku masih ingin melakukannya, ku cumbu dia di atas ranjang, sampai akhirnya dia memainkan milikku didalam bibir mungilnya, membuat tubuhku mengejang kembali, dan aku kembali mengeluarkan sesuatu didalam mulutnya, seketika tubuhku terasa lemas seakan tidak ada tulang didalamnya, aku terlelap begitu saja, dan ketika ku terbangun ada Mawar disamping tubuhku, dia terlelap dengan memelukku, tubuh polosnya menempel padaku, membuatku terkejut ketika menyadari perbuatanku.
Segera ku ambil selimut untuk menutupi tubuhnya, ku punguti pakaian ku dan segera memakainya, tapi Mawar terbangun dan mendekap ku dari belakang, dia bermanja-manja dan memintaku untuk menemaninya disana, padahal saat itu aku ingin segera sampai di rumah dan menemui Melati, seakan Mawar tidak ingin aku meninggalkannya setelah kami bercinta, dia membujuk ku untuk menginap disana satu malam itu saja, akupun terpaksa menurutinya karena tidak enak meninggalkannya setelah aku melakukan permainan panas dengannya, lalu ku ambil ponsel dan menghubungi Melati, tapi panggilan telepon ku sama sekali tidak diterimanya, aku benar-benar kalut dan menghawatirkan Melati, lalu Mawar menyarankan ku untuk meninggalkan pesan singkat pada Melati, setelah mengabarinya, Mawar mengajak ku keluar makan, kebetulan kami berdua memang belum makan sejak sore tadi.
Aku menghabiskan makan malamku dengan memikirkan Melati, mungkin saja dia belum makan saat itu, aku tau pasti karena Melati selalu makan malam bersamaku di rumah, tapi dia masih belum membaca pesanku, pikirku dia sudah tidur atau memang dia marah padaku.
Setelah menghabiskan hidangan malam itu, ku kembali ke rumah kontrakan Mawar, ku bergegas tidur untuk memulihkan kembali stamina ku, dan pagi-pagi sekali, aku segera kembali ke rumah, ku tinggalkam Mawar yang masih terlelap, aku sengaja tidak membangunkannya, hawatir jika dia mengulur waktu kembali disepanjang perjalanan jantungku berdegup sangat kencang, seperti akan ada sesuatu yang terjadi, beberapa menit kemudian, aku sampai di rumah dengan perasaan yang tidak karuan, ku lihat mbak Saroh dan ayah mertuaki sudah ada di depan meja makan, ayah menyapaku, dan ku rasa dia tau jika aku belum pulang dari semalam.
Ku ketuk pintu kamar itu berulang kali, tapi Melati tidak merespon nya, lalu ku ambil ponsel disaku untuk menghubungi nya, tapi aku sangat tetkejut mengetahui jika Melati sempat menelepon ku, disaat aku sedang bercinta dengan Mawar, aku tertunduk dengan mengacak-acak rambutku, sudah pasti Melati marah karena itu, tapi diluar dugaan dia keluar membuka pintu kamar perlahan, tapi dia hanya terdiam tanpa kata, ku semakin merasa bersalah dan berlutut dibawah kakinya, ku mohon ampunan dari istri malangku itu, tapi dia malah memintaku berdiri, dan berlalu pergi begitu saja.
Setelah Melati meninggalkan rumah, semua orang hanya terdiam tanpa kata, aku segera masuk ke dalam kamar, dan mengutuki diriku sendiri, kenapa aku begitu bodoh, dan kembali membuat luka didalam hati Melati.
Aku tidak merasa menerima panggilan telepon darinya, mungkinkah Mawar yang sengaja melakukannya, batin ku penuh tanda tanya.
Padahal sebelumnya aku tidak pernah mencintai Mawar, tapi kenapa aku begitu menyukai permainannya di ranjang, aku sangat berhasrat padanya, sebenarnya apa yang terjadi padaku, berulang kali ku tanyakan hal itu pada diriku sendiri, mungkin karena istri siriku itu terlalu agresif, dan sangat lihai dalam bercinta, ya lelaki mana yang bisa menolaknya, apalagi dia adalah istriku yang sah secara agama, padahal sebelumnya aku masih bisa menolaknya, tapi semalam setiap sentuhannya begitu menggairahkan, dan membuatku kecanduan untuk melakukannya lagi dan lagi, padahal aku sudah melakukannya berkali-kali, tapi setiap dia menyentuhku, kembali ku rasakan gairah itu.
Jujur saja aku merasa sebagai lelaki yang paling beruntung, karena memiliki dua istri yang sama-sama cantik, dan pandai dalam hal apapun, Melati yang pandai mengurus segala hal dalam kehidupan ku, dia sangat membantu dalam urusan pekerjaan ku, meski dia mempunyai kesibukan di butik, dia selalu meringankan pekerjaan ku, dan Mawar selalu memuaskan ku dalam urusan ranjang, dengan tubuhnya yang molek itu, tapi Melati kembali mengingatkanku untuk memilih di antara mereka berdua, aku sangat kalut untuk mengambil keputusan, sebenarnya dengan mudah aku dapat memilih Melati, karena aku memang lebih mencintainya, tapi mengingat hubunganku dengan Mawar sudah terjalin beberapa kali, sangat sulit untukku meninggalkannya, aku takut dia sakit hati dan mengakhiri hidupnya.
Satu bulan berlalu, kembali Melati mengingatkanku untuk mengambil keputusan, aku harus memilih di antara mereka berdua, tapi tiba-tiba papa menelepon ku dan memakiku, dia memblokir kartu kredit dan semua fasilitas ku, hanya milik Melati saja yang masih bisa digunakan, tapi dia memilih menggunakan penghasilannya sendiri, bahkan untuk memberikan uang bulanan untuk Mawar, aku juga meminjam uang darinya.
Dua hari setelahnya papa memintaku datang ke rumahnya bersama Melati, ya aku tau, papa ingin memarahiku karena mendengar pernikahan siriku dengan Mawar, padahal aku sedang mencari waktu yang tepat untuk memberitaunya, tapi dia mendengar kabar itu dari orang lain, mamaku mengirimkan pesan singkat, dan memintaku untuk tenang, karena mama akan selalu membela ku, tapi ternyata mama membelaku dengan menyakiti hati Melati, aku benar-benar terluka ketika melihat istriku yang malang menahan tangisnya, aku tau dia merasa bersalah setelah mendengar perkataan mama, dan ku perjelas pada kedua orang tuaku, jika apa yang ku lakukan adalah salahku, dan tidak ada hubungannya dengan Melati yang belum hamil sampai saat itu, papa setuju dengan ucapanku, dan dia memintaku untuk segera melepaskan Mawar, karena papa akan mencarikan calon suami yang tepat untuknya.
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Arin
ya bgtlah otak kucing garong...biar udh punya ikan yg murni dan segar ttp aja di sguhin ikan busuk msih juga doyan...🤣klo sy jdi melati mending pergi,kestu emng ngga di perbolehkan,dan kedua...klo sy mah ogah bngt di madu,mending HDP sendrii
2022-11-03
0
Fatimah Afath
laki - laki klo uda dikasih paha lupa segalanya.. blum sadar ja klo madunya mnta hrta lebih
2022-03-10
0
Cahaya Hayati
Thor ceraikan saja melati dan kawinkan dengan lelaki yg lebi hebat dari Rafael
2022-02-13
0