Pagi itu aku berangkat bekerja dengan perasaan yang kacau balau, disepanjang perjalanan otakku terasa penuh dengan berbagai rencana, aku sangat kesal karena kak Melati memintaku pindah dari rumah mewah yang mereka tempati, tentu saja mas Rafael menyetujui permintaannya, ingin rasanya aku mengadu kembali pada ayah dan ibu, tapi aku teringat ucapan terakhir mereka, jika keduanya sudah tidak ingin ikut campur lagi dengan urusanku dengan kak Melati, disaat ku senderkan kepala di jok mobil, terlintas dipikiran ku untuk menghabiskan waktu bersama mas Rafael di rumah baruku nanti, karena sejak pernikahan itu, kami belum pernah bersama lagi, ya aku juga ingin bercinta dengan mas Rafael, tapi aku juga tau, jika dia tidak akan mau lagi menyentuh ku, karena dia berjanji pada kak Melati, bahwa dia hanya akan memberikan nafkah padaku, lalu kembali teringat olehku, jika aku masih memiliki obat kuat yang ku berikan pada mas Rafael tempo hari lalu.
Baiklah mas aku akan membuatmu menghabiskan waktu denganku, kita akan memadu kasih bersama, aku sangat merindukan saat-saat itu mas, bercinta denganmu bagaikan candu buatku, batin Mawar dengan tersenyum licik.
Sesampainya di kantor, aku tidak fokus bekerja, isi kepalaku hanya ada mas Rafael seorang, aku bertekat ingin membuat mas Rafael tergila-gila dengan permainan ku di ranjang, sehingga dia hanya akan mencintai ku seorang, segera ku selesaikan pekerjaan ku, supaya aku dapat pulang lebih cepat, dan tepat jam empat sore, mas Rafael sudah menelepon ku, dia sengaja menjemputku supaya kami dapat berkemas lebih cepat, aku bergegas masuk ke dalam mobil mewahnya, banyak mata yang memandangku memasuki mobil itu, segera ku dekap tubuh mas Rafael, dadanya yang bidang dan aroma tubuhnya membuatku semakin nyaman dengan posisi itu.
"War tolong lepaskan aku, kita akan membuang waktu disini jika kau terus memelukku seperti ini", ucapnya dengan melepaskan pelukanku.
"Apakah aku tidak boleh memeluk suamiku sendiri mas, beberapa hari kemarin kau meninggalkan ku seorang diri, wajar saja jika sekarang aku begitu merindukanmu".
"Bukan begitu Mawar, tapi kita harus segera mengemasi barang-barang mu sebelum Melati pulang, aku tidak ingin jika dia marah padaku lagi, pakailah sabuk pengaman mu".
"Kenapa kau tidak memanggilku dengan sebutan sayang mas, kau tidak adil padaku mas, aku juga istrimu, yang aku butuhkan adalah nafkah lahir dan batin mas, kau harus memenuhi keduanya, dan satu lagi tolong pakaikan sabuk pengaman ini", seruku merajuk dengan mengerucutkan bibir.
"Kau harus mengerti, jika semua ini tidak mudah untukku, tolong jangan memaksaku", ucapnya seraya memasangkan sabuk pengaman padaku.
Terserah kau saja mas, yang terpenting aku akan membuatmu tergila-gila padaku, akan ku buat kau menikmati permainan ku di ranjang, sehingga kau hanya akan menginginkan ku saja, batinku dengan rencana besarku.
Sesampainya di rumah, ayah sudah menunggu kedatangan ku, dia memintaku untuk berbicara empat mata, lalu kami berbicara di tanah belakang, ternyata ayah hanya ingin menceramahi ku saja, ayah memintaku untuk berpisah dengan mas Rafael, karena menurutnya kakak beradik diharamkan untuk memiliki satu suami yang sama, tapi ku tekankan pada ayah, jika dia menginginkan hanya satu anaknya saja yang menjadi istri mas Rafael, minta saja kak Melati untuk merelakan suaminya hanya untukku seorang.
"Apapun yang terjadi aku tidak akan mau berpisah dengan mas Rafael, aku sangat mencintainya yah", ucapku seraya meninggalkan ayah di taman.
Segera ku kemasi pakaian ku, dan beberapa barang yang ada di kamar, dan mas Rafael yang memindahkan semuanya ke dalam mobil, pembantu rumah ini hanya menatapku tanpa membantu sama sekali, tentu saja karena dia tidak menyukai ku, pembantu itu adalah antek kak Melati, ku katakan padanya, jika kelak akulah satu-satunya nyonya di rumah ini, dan aku akan memecatnya setelah aku berhasil merebut hati mas Rafael.
"Karena mbak Saroh tidak berpihak padaku, bersiaplah untuk segera angkat kaki dari rumah ini aku akan mencari pembantu yang lain", seruku dengan berkacak pinggang.
Ayahku menatap kepergianku dari rumah itu, tapi ku bulatkan niat untuk tidak membalikkan tubuhku, aku tidak ingin terlihat lemah didepan ayah, meski ada sedikit kesedihan ketika aku harus meninggalkan ayah di rumah ini, tapi aku tau jika ayah akan baik-baik saja disini.
Setelah semua barang-batangku dimasukkan ke dalam bagasi mobil, mas Rafael segera mengemudikan mobilnya pergi, disepanjang perjalanan aku membayangkan rumah yang tak kalah mewahnya dari rumah yang ku tempati sebelumnya, karena mas Rafael adalah orang yang kaya raya, sudah pasti selera nya sangat tinggi, tapi kenyataan berkata lain, mas Rafael menghentikan mobilnya di sebuah rumah yang sangat kecil dari rumah yang ku tempati sebelumnya.
"Kenapa kau berhenti disini mas, apa kau tidak salah rumah", ucapku dengan mengerutkan kening.
"Ini adalah rumah yang aku sewa untukmu, karena kau tinggal sendiri disini, ku rasa rumah ini tidak terlalu kecil untukmu".
"Apa mas, kau menyewa rumah ini, apa aku tidak salah dengar mas, kau itu CEO di sebuah perusahaan besar, masa kau tidak mampu membeli rumah untuk istri mudamu ini".
"Aku tidak bisa mengambil uang dalam jumlah yang besar Mawar, karena orang tua ku bisa curiga, mereka tidak tau jika aku sudah menikah siri denganmu, karena itulah tinggalah disini untuk sementara, jangan buat keadaan semakin runyam, kau dan Melati adalah saudara kembar, tidak seharusnya kalian berada diposisi seperti ini".
"Sudahlah mas jangan membahas itu lagi, aku sudah rela koq menjadi madu, kenapa kak Melati tidak bisa menerima ku, dialah yang membuat semuanya menjadi runyam".
Lalu mas Rafael membuka pintu rumah itu, meski terlihat sederhana, rumah ini memiliki barang-barang yang tak kalah mewahnya, lalu ku pilih kamar yang paling bagus menurutku, mas Rafael membantuku membersihkan rumah itu, dan aku meletakkan semua pakaian di lemari baju, terlihat mas Rafael kehausan dan memintaku untuk mengambilkan nya minum, teringat olehku jika aku harus memberikannya obat kuat yang pernah ku berikan padanya, aku mencampur beberapa serbuk obat kuat itu ke dalam segelas jus jeruk yang akan menyegarkan dahaganya, aku sengaja mencampur nya dalam minuman berwarna, supaya mas Rafael tidak curiga, karena dia sudah pernah mengetahui siasatku dulu.
"Silahkan mas diminum, kebetulan aku membawa beberapa jus jeruk dari rumah, karena aku tau disini tidak akan ada minuman atau makanan untukku", ucap ku seraya menyuguhkan jus jeruk dan juga beberapa potong kue.
Kemudian mas Rafael segera meneguk habis jus jeruk itu tanpa curiga, dia pun memakan beberapa potong kue, tidak lama setelah itu mas Rafael merasa panas dan juga gerah, dia mengira jika itu adalah efek setelah dia bekerja keras membersihkan rumah, lalu mas Rafael menyatakan jika dia ingin menyegarkan tubuhnya, ku biarkan dia mandi dan sengaja ku tunggu dia di pintu kamar mandi.
Yang aku tau tubuh mas Rafael merasa panas dan gerah, karena obat kuat itu sudah mulai bereaksi, dan tidak lama lagi hasrat nya akan memuncak, karena itulah sengaja ku berganti pakaian yang agak terbuka, supaya dia semakin tergoda ketika melihatku didepan matanya.
Ceklek...
Mas Rafael keluar dari kamar mandi dengan membulatkan kedua matanya, dia menatapku dengan tatapan liar, segera ku langkahkan kaki mendekat padanya, ku dekap dadanya yang masih basah, ku kecupi dadanya hingga nafas mas Rafael semakin tidak beraturan, untuk sesaat mas Rafael mendorong tubuhku supaya menjauh darinya, tapi tangan nakal ku langsung menyentuh bagian pribadinya, seketika mas Rafael mengeluarkan suara anehnya, dan ku mulai permainanku dari sana.
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Fitri Yani
adx laknat
2022-04-23
1
Fatimah Afath
aduh cara yg sama
2022-03-10
0
Faradilla
perempuan jalang
2022-03-08
0