Disaat aku terlelap dalam tidurku aku bermimpi melakukan permainan panas dengan Melati, dan rasanya mimpi itu sangat nyata, karena seluruh tubuhku terasa lelah sekali, tapi didalam lelap ku aku mendengar suara orang-orang yang berdebat didekatku, samar-samar aku melihat ibu mertuaku sedang memaki seorang perempuan yang menutupi tubuhnya dengan selimut, akupun berusaha membuka kedua mataku yang terasa sangat lengket, dan ketika aku bangkit dari tidurku, di kamarku sudah ada ibu mertuaku dan juga Mawar yang sedang bersimpuh dibawah kaki ibunya, akupun sangat terkejut ketika melihat Mawar hanya menutupi tubuhnya menggunakan selimut yang biasa ku pakai.
Kenapa Mawar ada disini, dan apa yang dia lakukan dengan memakai selimutku, batinku penuh tanya.
Disaat aku ingin bangkit berdiri, aku merasa jika tubuhku hanya terbalut dengan kain bedcover, bagaikan tersambar petir di malam hari, aku terkejut dengan keadaan ku yang tanpa pakaian, dan ku lihat Mawar juga tidak menggunakan pakaiannya, lalu aku berusaha mengingat apa yang sebenarnya terjadi, dan aku pun teringat jika mimpi yang aku rasakan tadi bukanlah mimpi, tapi semuanya adalah kenyataan, aku benar-benar melakukan permainan panas, tapi aku melakukannya dengan Mawar adik iparku, padahal aku bermimpi melakukannya dengan istriku Melati, pantas saja ibu Mertuaku terlihat sangat marah ketika aku terlihat bingung dengan apa yang terjadi saat itu, terlihat Mawar bangkit berdiri dan menangis dihadapanku.
"Mas Rafael kau telah merenggut kesucianku, bagaimana masa depanku selanjutnya huhuhu, tidak akan ada lelaki yang mau menikahiku", seru Mawar berlinang air mata.
"Ma maafkan aku Mawar, sumpah Demi Tuhan, aku tidak sengaja melakukannya, tolong jangan katakan apa-apa pada Melati, aku tidak ingin dia sakit hati dan marah padaku".
"Apa maksudmu Rafa, kau sudah menodai anakku Mawar, jadi kau harus bertanggung jawab".
"Ta tapi bu, apa yang harus aku lakukan, aku benar-benar tidak sengaja melakukan hubungan itu, dan bagaimana Mawar bisa ada di kamarku, pasti semua terjadi begitu saja, bahkan aku tidak sadar telah melakukannya dengan Mawar, jika aku sadar mana mungkin aku akan melakukannya dengan adik iparku sendiri bu".
"Dengar ya Rafa, apapun yang terjadi ibu tidak ingin jika kedua anak ibu terluka, kau harus melakukan sesuatu supaya mereka berdua tidak tersakiti".
Aku hanya tertunduk lesu, tidak tau harus berbuat apa saat itu, lalu ibu mertuaku mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal bagiku, bagaimana tidak, jika dia memintaku untuk menikah siri dengan Mawar, karena menurut ibuku masa depan Mawar sudah hancur karena kesuciannya sudah ku renggut.
"Jika aku harus menikah siri dengan Mawar, bukannya aku akan menyakiti keduanya bu, lalu apakah Mawar setuju menjadi istri siriku, aku takut Melati tau dan marah padaku nantinya".
"Aku rela mas menikah siri denganmu, yang terpenting adalah kau bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan padaku, dan tentang kak Melati, kita bisa menyembunyikan kenyataan itu darinya, dia tidak perlu tau kalau kita sudah menikah secara siri, aku tidak mau dicap sebagai adik yang tidak tau malu, karena merebut suami dari kakak kembarku sendiri".
"Benar apa yang Mawar katakan Raf, kau hanya perlu bertanggung jawab dengan menikahi Mawar, kalian harus menyembunyikan hubungan kalian didepan Mawar, besok ibu akan mengurus segalanya".
Tiba-tiba terdengar suara mesin mobil yang memasuki halaman rumahku, rupanya Melati sudah kembali ke rumah, aku bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan segera memakai bajuku, sementara Mawar pergi ke kamarnya ditemani ibu mertuaku.
"Mas maaf ya aku pulang terlalu malam, dan malam ini aku sangat lelah, apa kau masih ingin melakukannya malam ini, karena aku sudah terlalu lelah untuk melakukan permainan panas denganmu", ucap Melati seraya merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
"Hmm tidak apa-apa sayang jika kau lelah, lebih baik kau istirahat saja".
"Eh iya mas, hampir saja aku lupa menanyakan nya padamu, aku melihat sopir pribadi ibu ada di luar, apakah ibu masih ada disini".
Aku tersentak mendengar pertanyaan Melati, dan aku menjawabnya dengan gagap, jika ibunya sedang bersama adiknya Mawar, lalu Melati bangkit dari tidurnya dan berjalan ke kamar Mawar, untungnya ibu mertuaku dan Mawar sudah keluar dari kamarnya, terlihat Melati memandangi keduanya dan bertanya kenapa mata mereka sembab.
"Bu apakah kalian bertengkar kembali, kenapa malam-malam ibu datang ke rumahku?", tanya Melati dengan mengerutkan keningnya.
"Ibu hanya ingin meminta maaf pada kalian berdua, seharusnya ibu mengerti keinginan kalian untuk merawat ayah kalian, karena itulah ibu ingin meminta maaf pada kalian berdua".
Untunglah ibu tidak mengatakan yang sebenarnya, aku tidak ingin kehilangan Melati, jika dia mengetahui apa yang telah terjadi malam ini, pasti dia akan sangat kecewa padaku, dan entah apa yang akan dia lakukan setelah nya, batinku dengan menghembuskan nafas panjang.
Dan ku lihat Melati memeluk ibu dan Mawar, mereka saling memeluk dan terlihat Mawar meneteskan air matanya, lalu Melati mengusap air mata adik kembarnya itu, seketika Mawar memeluk Melati dan mengucapkan kata maaf.
"Untuk apa kau meminta maaf padaku Mawar, kau adalah satu-satunya adikku, apapun kesalahanmu InsyaAllah aku akan memaafkan mu".
Aku tidak yakin jika kau bisa memaafkan Mawar jika mengetahui yang sebenarnya, oh Melati istriku, maafkanlah suamimu ini, aku benar-benar tidak tau kenapa semuanya bisa terjadi, batinku penuh rasa bersalah.
Tidak lama setelah itu ibu mertuaku berpamitan untuk pulang, lalu beliau berbicara empat mata denganku, dan mengatakan jika besok siang aku harus meluangkan waktu untuk menikah siri dengan Mawar, karena beliau sudah meminta seorang ustadz untuk menikahkan ku dengan Mawar, aku hanya bisa menganggukan kepala seraya mengecup punggung tangan nya, karena beliau akan pulang saat itu juga.
Aku kembali ke kamarku dan merebahkan tubuhku di atas ranjang yang tadi ku gunakan bersama Mawar, rasanya aku tidak tega terhadap Melati harus tidur di atas ranjang yang sama dengan Mawar tadi, saat Melati kembali ke kamar dan memelukku dari belakang, aku sangat merasa bersalah, aku mendekap nya ke dalam pelukanku, berulang kali bibirku mengucapkan kata maaf tapi tidak terdengar suaraku di telinga Melati, rupanya istriku yang malang itu tertidur didalam pelukanku, ku pandangi wajahnya yang sangat lelah, sontak aku pun semakin merasa berdosa karena menghianati cintanya, apalagi aku melakukannya dengan Mawar adik kembarnya sendiri.
Maafkan aku sayang, aku tidak sengaja melakukannya, tapi aku harus membayar dengan harga yang sangat mahal, aku harus menikahi Mawar, untuk menyelamatkan masa depan nya, semoga kau mengerti jika aku terpaksa melakukannya, sekali lagi maafkan aku sayang, batinku meronta seraya mengecup kening istriku.
...Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Arin
Halah kentut loh mawar,blgak nangis...orng itu emng kemauan loh😡😡😡
2022-11-03
0
Fatimah Afath
kenapa
2022-03-10
1
Mei
padahal suaminya cinta bgt sama melati 😕
2022-01-31
3