"Ugh, lagi-lagi aku terpingsan. Mengapa sekarang mimpiku relatif terasa asli dan dapat kukendalikan secara normal?" Urfana terbangun dalam mimpinya.
Tepuk seseorang dari belakang, "Sepertinya kau kalah." ucap seseorang yang suara beratnya tak asing bagi Urfana.
Urfana membalikkan tubuhnya langsung dan melompat kebelakang untuk menjaga jarak, ia tak ingin lengah lagi, ia terancam, hawa adrenalinnya masih terbawa sampai mimpi
"Corcus, kemana saja setelah beberapa minggu ini?"
Corcus menciptakan dua kursi dengan sihirnya, "Tak banyak, aku tak bisa menceritakannya padamu."
Urfana melototi Corcus, "Kau menyuruhku untuk menyelamatkan dunia sedangkan kau sendiri menyembunyikan sesuatu dariku?"
Urfana kemudian melempar kursi tersebut ke arah Corcus, Corcus menahan kursi tersebut dengan kekuatannya.
"Biar kutunjukkan sesuatu padamu bocah yang tak sopan." Corcus menggunakan kekuatan psikisnya, ia mencekik Urfana ke udara.
"Gguhh!!" Urfana berusaha melepaskan ikatan yang mengikat dirinya. Ikatan tersebut sama sekali tak terlihat meskipun bisa dirasakan, dan itu sangat kuat.
"Terkadang, ada waktu dimana kau masih harus mempelajari segala hal mulai dari yang paling kecil, dan ketika kau tidak berhak untuk mengetahuinya, jangan tinggikan ego dan jadilah orang yang disiplin." Corcus meletakkan Urfana diatas kursi dan memaksanya duduk.
Urfana menarik nafas dengan dalam, cekikan yang dilakukan oleh Corcus terasa begitu dingin bagaikan salju.
"Rasa ingin tahu yang tinggi kadang bisa membunuhmu. Tak lama lagi kau akan bangun, dan aku akan kembali dalam beberapa waktu."
Urfana mulai kelenyapan kesadaran di dunia mimpi, ia pun merasa lemas dan tak lama kemudian ia membuka matanya secara perlahan.
Suasana sudah sore hari, langit mulai gelap terlukiskan senja merah di kala itu. Terlihat Liran yang sedang merebahkan diri kemudian bangun melihat Urfana yang siuman.
"Hei, jangan tegang begitu, tadi kan mereka sudah kuhajar. Mereka pasti gabakal ganggu lagi." Urfana mengulurkan tangannya.
Urfana dan Liran kemudian saling bersalaman, terasa tangannya masih kesemutan. Ia khawatir akan apa yang dilakukan para kakak kelas itu selanjutnya.
"Tapi mereka bakal balik lagi. Orang seperti mereka tahunya hanya merundung." Liran merasa ketakutan berlebihan setelah kejadian tadi.
Urfana mencoba untuk memaksakan diri dan bangun. Ia merasa sakit dengan dada kirinya yang terdapati tulang rusuk yang retak.
"Ngomong-ngomong, kenapa mata kananmu merah? Urfan?" tanya Liran, ia melihat mata Urfana yang berwarna merah.
Secara reflek, Urfana langsung menutupi mata kanannya, "Aku gatau, ini mungkin berdarah?" Ia mencari penutup matanya di ruangan tersebut.
"Ini, jatuh dekat kolong kasurku."
Liran memberikan penutup matanya ke Urfana. Urfana menundukkan kepalanya didepan Liran.
"Terima kasih, aku lupa ngasih tau nama. Namaku Rahmania Urfana."
"Liran Al-Qaesim." Liran bangun dari kasurnya, mereka berdua mengambil tasnya di dekat pintu keluar ruang UKS dan berjalan bersama ke kantin.
Sekolah ini ternyata memiliki sejarah perundungan yang parah. Ini adalah pertama kali dalam sejarah SMK 2 Ciwalung menghadapi kasus pembullyan yang tak dapat dilaporkan dan tak dapat ditangani.
Urfana yang mengetahui hal itu tiba-tiba tubuhnya panas dan terisikan dorongan untuk membalas dendam, ia ingin menghentikan kejahatan yang dilakukan Keisal terhadap sekolah ini dan beberapa puluh sekolah lainnya.
"Ini, minumlah. Kau akan merasa baikan Urfan." Liran menawari susu UHT.
"Terima kasih." Urfan mengambilnya dengan senang hati dan langsung meminumnya.
Urfana dan Liran diam di kantin dan menghabiskan waktu bersama untuk mengobrol. Mereka menunggu sekolahan kosong karena malu untuk keluar dengan perban ditubuh.
Fatlan kemudian datang sambil berlari-lari, ia mengkhawatirkan Urfana dan Liran karena geng kakak kelas bisa saja kembali menghajar mereka.
"Yaampun, aku kira kalian pergi ke gerbang. Takutnya kalian ditunggu." Fatlan ngos-ngosan, ia panik mencari Urfana.
"Sekarang jam 4, orang-orang pada sibuk memulai aktivitas tambahan mereka dengan eskul." ucap Liran.
Urfana mengingat sesuatu, "Oalah?" Ia masih belum memilih ekstrakurikulernya.
Fatlan membuka brosur penerimaan anggota eskul koperasi siswa. Ia menyodorkan dua brosur itu ke temannya.
"Urfan, Liran. Gabung koperasi siswa aja yuk. Aku udah jadi member 1 bulan, kalian masih boleh masuk ke kami."
Urfana terpikirkan warung ketika mendengar kata koperasi, Liran sepertinya tertarik untuk bergabung dengan koperasi siswa.
Beberapa anak basket datang ke kantin berombongan, mereka habis bermain basket dan datang ke kantin untuk membeli makanan dan minuman segar.
"Menurutmu gimana kalo aku masuk basket? Apa aku bakal tambah tinggi?" tanya Liran yang menoleh ke tim basket, ia kagum karena tubuh mereka terlihat gagah dan tinggi.
Urfana terkejut melihat seseorang didalam tim tersebut, orang itu adalah orang yang telah menolongnya ketika dikroyok oleh Yudhoyono dan teman-temannya.
Hasan Al-Fatah hadir sebagai salah satu senior tim basket SMK Negeri 2 Ciwalung. Orang yang memiliki tubuh atletis dan tingginya 185cm, Rambut cepak dan berpenampilan fashionable.
"Dia.... Aku sepertinya bisa menjadi sama dengan orang itu." Liran mengagumi Hasan Al-Fatah, ia sudah memutuskan untuk bergabung dengan eskul itu.
Urfana menyembunyikan wajahnya, ia tak ingin dilihat oleh orang itu. Fatlan kemudian memegang bahu Urfana.
"Kau tak apa-apa?" tanya Fatlan.
Urfana melepaskan pegangan itu dengan perlahan, "Aku tak apa-apa. Ayo kita pulang, sepertinya udah mendung juga."
Mereka bertiga kemudian berjalan bersama-sama menuju ke gerbang sekolah. Berpisah di jalan dan menuju ke rumah masing-masing.
Di kelas yang kosong, Keisal sedang menyendiri duduk di bangku guru dan mengurusi berkas manajemen gengnya. Setiap hari, seseorang dari gengnya bertugas untuk mengumpulkan laporan dari sekolah dan tempat menuju ke sekolah ini, lebih tepatnya dikirim secara 1 tangan tanpa ada ikut campur pihak keamanan sekolah.
"Bos Keisal, saya pamit dulu. Laporan yang kuterima dari berbagai tempat sudah diarsipkan dalam satu map khusus." ucap sang Kurir Troy-Skusher.
Keisal mengeluarkan uang dari dompetnya, ia memberikan sang Kurir uang seharga 100rb.
"Kerja bagus, sebagai kurir baru kau melakukan tugasmu dengan baik."
Panggilan telepon berdering di saku celananya. Jarang sekali Keisal menerima panggilan telepon kecuali dari eksekutif dan orang-orang penting.
"Sial, aku baru mau minum espresso di tupperwareku" Keisal mengeluarkan handphonenya dan terkejut bahwa ia mendapatkan panggilan dari atasannya.
"Ini aku, kau akan mendapatkan tugas khusus yang bernilai penting, dan aku tahu bahwa ini tugas yang mudah bagimu, namun ingat, kegagalan takkan kutolerir." ucap seseorang dengan suara yang berat dan menakutkan.
"Baik..... Jadi apa tugasku?..."
"Selidiki dan culiklah, Fadhilah Asmira Putri. Kau harus turun tangan........."
Orang yang sedang menelpon Keisal adalah pemimpin dari organisasi kriminal yang kelasnya lebih tinggi dari Troy-Skusher, Fatherknight dari Painraiders.
Fatherknight memerintahkan Keisal, salah satu eksekutif dari Painraiders untuk mengurus Fadhilah Asmira Putri sebagai sanderanya. Namun ketika Keisal mengetahui bahwa Fadhilah Asmira Putri adalah gadis yang sangat populer di kalangan seumurannya.
...Ia tak bisa berhenti menatap fotonya....
"Tugas ini memiliki prioritas yang tinggi untuk kelangsungan Painraiders, aku memilihmu sebagai yang pertama karena kau satu-satunya eksekutif yang masih bersekolah. Hukuman dari pihak keadilan dan ketertiban tidak akan terlalu keras untuk anak dibawah umur." ucap Fatherknight, sambil menikmati cerutunya.
"Itu hanya terjadi jika aku menangis dan memohon ketika ditangkap, kalo gitu, apa boleh aku meluapkan hasratku?" Keisal benar-benar obsesi melihat fotonya.
"Ia adalah target penting, putri dari Yohan Arunaldi dari JNC Group. Amankan dalam keadaan utuh." Fatherknight menutup teleponnya.
Keisal merasa tak puas dengan jawaban yang diberikan oleh Fatherknight, "Aku merasa tak memiliki ketertarikan pada sebagian banyak perempuan, namun yang satu ini.....ia terlalu menggugahku."
Sebuah misi dari orang yang diabdikan Keisal mendatangkan sebuah pertanyaan mengenai kesetiaan dan keinginan.
Fatherknight mengirim pesan pada Keisal,
...Jika tugas sudah beres dan rencana untuk memancing Yohan Arunaldi telah berhasil, gadis itu bisa kau miliki. Kuanggap hadiah spesial....
Ia yang biasanya kehilangan rangsangan untuk perempuan kini tumbuh kembali setelah melihat Fadhilah Asmira Putri, emosinya terpicu dan kacau. Ia tertawa sendirian di sekolah yang mulai sepi.
Keisal yang mulai tak bisa mengendalikan dirinya mengambil sebuah kotak yang berisikan narkoba. Ia mencoba menenangkan saraf dan emosinya menggunakan obat buatan pasar gelap yang ia beli.
"Keisal?!" ucap salah satu eksekutif Troy-Skusher, Fernando.
"FUFUFU, FUAHAHAHAHA!!! SUDAH LAMA AKU MENANTIKAN MOMEN INI." Keisal benar-benar terobsesi dengan dua hal, hari dimana ia bertemu Fadhilah dan hari dimana ia mendapatkannya.
Fernando yang melihat Keisal benar-benar kegilaan merasa takut, tak tahu apa yang akan dilakukan monster itu. Tapi yang jelas, ia seperti serigala yang lapar.
"Fernando!!" ia mendatangi Fernando dengan langkah kaki yang berat, "Kau bersedia untuk mengotori tanganmu?! "
Fernando membalas dengan gagapnya, "A...Apa..Apapun untukmu Keisal..." Ia takut oleh Keisal, karena ketika ia menggila seperti itu, ia tak segan untuk menyiksa anak buahnya sendiri.
Fernando, yang bahkan juara 2 Karate SMA tingkat nasional saja ketakutan ketika Keisal menggila seperti itu.
"Dalam beberapa hari kedepan, kita akan menculik Fadhilah Asmira Putri. Mungkin akan memakan waktu persiapan 1 minggu."
"Bagaimana dengan event Battleroyalenya?...." tanya Fernando.
Keisal memberikan salah satu kunci ruangan di kediaman Troy-Skusher, "Kunci ini hanya aku dan Ranggi yang punya. Kau kuberikan hak sementara sebagai tangan kanan kedua, Ranggi sedang sibuk mengurus hal lain."
"Ba.... Baik Keisal...."
"Selesaikan apa yang ada di mind-map dan jangan banyak tanya, aku akan membunuhmu jika kau bertanya lagi."
Percakapan diantara keduanya selesai.
.......Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
_𝓕𝓪𝓵𝓵𝓲𝓷𝓰 [𝓝𝓸 𝓞𝓷𝓮)
sepertinya akan ada pertumpahan darah
2022-12-13
3