"Kamu agak gemeteran, kamu takut?" tanya Fadhilah
"Engga, ACnya dingin banget" balas remaja itu sambil menggigil.
ECB, Entertainment Center Bandung, tempat dimana dunia hiburan berkumpul disini, seperti zona bermain game, menonton cinema film, toko-toko dengan brand pakaian terkenal, kostum anime, dan wisata kuliner khusus anak-anak hingga menjelang dewasa.
Urfana dan Fadhilah sedang mengantre masuk ke CGS di lantai 3 ECB, saat ini masih pukul 9 pagi dan antrean cukup panjang.
The Child-Eater, film tersebut menjadi sorotan setelah cerita novelnya populer dan memiliki trailer yang sangat menarik sehingga dijadikan sebagai novel dan film paling menarik tahun ini.
Urfana saat ini sedang berpikir, bagaimana rasanya menonton film horror langsung di layar lebar, karena di Handphone saja ia sudah ketakutan.
"Wah, filmnya udah mau mulai nih, Aku yakin kamu bakalan suka sama film ini. Aku sendiri sih belum nonton ya, cuma aku udah baca novelnya aja." Fadhilah duduk di kursi yang sudah ia pesan, sambil memeriksa isi tasnya.
Urfana menyusul duduk, ia mengangkat kedua kakinya ke tempat duduk dan memeluk kakinya.
"Huu, penakut ah. Jangan gitu dong, kamu kan cowook" Fadhilah menyenggol bahu Urfana.
Gadis itu menikmati film tersebut, ia benar-benar sangat senang karena ekspektasinya terpenuhi di hiburan visual ini, apalagi audio 3D dan suhu dingin yang membuat siapapun terasa seperti terjerumus masuk kedalam permainan seram film tersebut, namun kemanakah pandangan Urfana saat itu? Ah, tentu saja kepada gadis tersebut.
Dibandingkan menonton film yang menakutkan untuknya, Urfana lebih memilih untuk menatap Fadhilah, ia tidak terlalu berani menatapnya saat kontak mata, namun situasi ini berbeda, ia memilih untuk fokus saja menonton film karena tak ingin menyianyiakan tiket yang sudah ia beli.
"Tadi filmnya seru banget kan? Worth banget tiket yang kita beli, untung kita sempet beli lho sebelum kehabisann" ujar Fadhilah sambil memakan cemilannya saat berjalan, ia terlihat girang setelah menonton film seram itu.
Ekspresi Urfana kaku dan merasa linu dengan kesadisan yang disuguhkan film tersebut, ia mencoba melupakan apa yang ia lihat tadi.
"Ih, biasa aja kali mukanya hahaha. Kek gaada ekspresi gitu dasar." Tertawa Fadhilah, melihat Urfana berkeringat banyak karena film itu.
Setelah selesai menonton film, mereka berdua pergi ke toko buku yang berada di lantai 2 yang bernama Wisdommedia, toko buku paling terkenal di Nusantara yang menyediakan buku secara lengkap dan banyak kategori. Minat membaca orang di negeri Nusantara jauh lebih tinggi dari dimensi sebelumnya.
Fadhilah sangat menyukai novel, itu karena ia sudah membiasakan diri dengan literasi dan mencintai kebiasaan yang diajarkan ayahnya sejak kecil.
Urfana tidak menyukai novel, namun menyukai komik. Ia tak pernah tertarik pada sastra tulisan apalagi buku pelajaran, kelulusannya saat kesetaraan adalah hasil belajar lewat kelas online.
Urfana agak iri karena ia selalu melihat orang memiliki niat membaca tinggi dimanapun ia berada, ia tahu bahwa orang yang membaca buku adalah orang pintar. Meski Urfana tidak menyukai novel dan buku pelajaran, tempat favoritnya adalah perpustakaan, karena perpustakaan tempat yang sangat sunyi dan tidak mengganggu.
Melihat buku bertumpukkan rapi memberikannya ketenangan dan keharmonisan hati.
"Wisdommedia, tempat favorit aku. Urfana aku pengen nunjukkin target novelku yang baru." Fadhilah mendahului Urfana jalan.
Urfana hanya membalas dengan senyum, lalu melihat kiri kanan, ia melihat banyak sekali orang yang nongkrong ditempat itu.
Membaca buku di Wisdommedia itu diperbolehkan secara gratis, dengan syarat menjadi member Wisdommedian dengan memberikan review pelayanan, mengisi saran, rating di aplikasi secara jujur. Wisdommedia juga menyediakan penjualan buku.
Fadhilah ingin menunjukkan suatu novel yang ia tunggu-tunggu selama ini, Urfana bisa melihat seberapa cerianya gadis itu berjalan didepannya, tingkah lakunya mirip seperti anak kecil yang ingin menunjukkan orang tuanya sesuatu yang ia inginkan.
"Oalah, sisanya cuma 1?" ujar Fadhilah dengan bingung, "Buku ini padahal best-seller, tapi cuma sisa satu"
Illysseus Courde, nama buku tersebut yang artinya Perjalanan seorang penguasa dunia.
"Illysseus Courde? Ini fiksi sejarah? atau fantasi?" tanya Urfana sambil membaca sinopsis buku.
"Dua-duanya sih, tapi ini keren banget tau. Katanya kamu ga suka novel, tapi aku pengen kamu baca ini." Fadhilah ngasih buku ini ke Urfana.
Urfana mengambil buku yang ditawari Fadhilah, "Terima kasih Fadhilah" Urfana tersenyum.
Fadhilah kemudian menarik bukunya kembali.
"Tapi boong, aku dulu ya yang baca. Hehe."
Urfana ditertawakan oleh anak anak SMA yang sedang disana, sejak awal ia diamati oleh beberapa anak SMA yang sedang berkeliling disana. Ia menjadi pusat perhatian karena berani jalan berdua dengan selebgram Fadhilah Asmira Putri.
Urfana pipinya memerah, ia agak kesal dengan reaksi orang itu. Tapi lebih memilih untuk mengabaikannya.
Sial, menyedihkan sekali aku ini. Berani - beraninya aku.... Dekat dengan orang yang bahkan levelnya beda sepertiku
-Ucap Urfana dalam hati.
"Yaudah, kita beli aja buku ini ya." Urfana kemudian memegang tangan Fadhilah lalu pergi ke counter pembayaran.
Anak-anak SMA yang tadinya menertawakan dia merasa risih karena mampu mendekati Fadhilah.
"Sial, akan kuhajar dia nanti brengsek." ucap seorang berandalan yang tak kuat melihat tingkah laku Urfana.
"Kita tunggu dulu dia, sampe cewenya misah. Atau mau sekalian bawa aja cewenya?"
"Jangan bodoh, emang lu siapa? Dia selebgram, backingan pasti banyak. Tapi emang gaada siapa siapa sih sekarang, mereka cuma berdua."
Mereka hanya bisa memandang Urfana dan Fadhilah pergi menjauh.
Urfana membelikan buku tersebut untuk Fadhilah dan ingin membaca buku itu bersamanya.
Ada hal aneh yang ia rasakan dari buku tersebut, seolah-olah ia berhalusinasi bahwa di sekitarnya ada suara samar-samar yang berbisik padanya. Urfana bisa mendengarnya meskipun tak jelas.
Suara itu terdengar seperti suara orang gelisah, ia merasakan hal yang janggal ketika ia memegang buku itu, tangannya agak tersetrum saat menyentuhnya. Lalu mengapa buku best-seller terlihat hanya tersisa satu? Dengan jumlah orang yang banyak melewat di Wisdommedia memberikannya keanehan.
"Ini aja kak, berapa harganya?" Urfana menyerahkan buku yang ingin ia beli.
Pramuniaga yang bertugas sebagai kasir memeriksa buku itu, "Buku ini tidak terdapat label dan penerbit. Mungkin sebaiknya kamu ambil saja, Wisdommedia punya kebijakan untuk melepaskan buku tanpa label, judul bukunnya juga tidak ada di daftar kami."
"Eh?" Urfana dan Fadhilah saling menatap bingung, namun mereka menyimpan buku tersebut dan pergi keluar Wisdommedia.
Sembari berjalan. Urfana dan Fadhilah diikuti oleh rombongan anak SMA yang merasa agak kesal dengan Urfana.
"Kita tunggu dia pergi ke wc atau kalo ada kesempatan kita ambil si cowok brengsek itu, lu udah siapin barang barangnya kan?" ucap ketua geng rombongan itu, Yudayono.
"Siap bos"
"Bagus, mampus si brengsek itu kita hajar."
Rombongan itu membawa Lakban, Pulpen, Spidol, dan juga semprotan cabai. Mereka mengawasi Urfana dan menunggu hingga ada kesempatan untuk menghabisinya.
......Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
_𝓕𝓪𝓵𝓵𝓲𝓷𝓰 [𝓝𝓸 𝓞𝓷𝓮)
wew mengerikan sekali
2022-12-10
2