Seketika aku tersenyum melihat kertas yang ditunjukkan Melisa namun sayang senyumku memudar karena aku tidak tahu apakah anak ini anakku atau bukan. Seminggu Melisa berhubungan dengan lelaki itu dan aku yakin itu memang anakku. Tapi keyakinan hatiku goyah saaat mengingat adegan Melisa bersama lelaki itu.
(Ya Allah...aku bingung haruskah aku mempertahankan Melisa karena telah mengandung anakku? ) aku membatin .
"Mas Rendra, kok malah bengong?" Melisa menepuk pundakku.
"Ah enggak kok, aku seneng!" Aku raih tangan istriku dan menciumnya.
Papa dan mama mertuaku menghampiri kami dan memberikan selamat.
"Selamat buat kalian semoga anak kalian sehat selalu!" Papa merangkulku dan terlihat binar bahagia di wajahnya yang mulai menua.
"Sayang, selamat ya!" Mama Rosa memeluk Melisa .
"Terimakasih pa, ma!"
Aku dan Melisa pamit pada papa dan mama mertuaku. Kami berdua masuk ke kamar untuk istirahat.
"Mas Rendra, aku lihat kok kamu gak bahagia?"
"Bahagia tapi sedikit." Jawabku singkat.
Tiba-tiba Melisa memelukku dari belakang. Dan dia berusaha untuk merayuku namun sebisa mungkin aku tahan.
"Mas, aku kangen kamu." Melisa memancingku agar nafsuku tumbuh.
(Ya Allah aku tidak ingin menyentuh istriku, aku kecewa sudah ada orang lain yang menjamahnya.)Batinku berperang karena bimbang.
"Melisa, maaf aku capek!" Aku mencoba melepaskan pelukan Melisa.
Aku tinggalkan Melisa dan aku langsung tidur di ranjang itu.
Melisa menyusulku dan tidur hendak memelukku namun aku tetap mencoba menghindarinya.
Aku tidur membelakangi Melisa.
Akhirnya Melisa menyerah dan akupun tertidur.
Pagi harinya aku sengaja bangun lebih pagi dan aku akan berangkat kerja lebih pagi untuk menghindari Melisa.
Namun saat aku hendak berangkat Melisa terbangun.
"Mas Rendra."
"Aku akan berangkat!" Aku menghampirinya.
"Mas, kok sekarang kamu cuek begitu sama aku?" Nada Melisa sedikit meninggi.
"Aku harus berangkat!"
"Kamu sengaja kan menghindariku, oh jangan-jangan kamu sudah tidak mau bersamaku lagi?"
"Melisa, aku sedang capek dan kamu tahu kan aku baru saja memutar otak mencari pinjaman untuk biaya operasi ibuku." Aku sedikit marah.
"Oh jadi karena itu kamu mengabaikanku, aku sudah capek berpura-pura baik." Melisa semakin marah.
"Melisa aku mohon mengertilah!"
"Kamu itu hanya lelaki miskin, sombong, aku sudah mencoba berbaik hati."
"Melisa cukup!" Aku membentak Melisa.
"Aku sebenarnya tidak sudi hamil anakmu tapi karena papa memaksaku aku terpaksa melakukannya!"
"Yakin itu anakku?" Aku mencoba memancingnya karena aku sudah tersulut emosi.
"Mas, kamu bicara apa?" Melisa terlihat sedikit mengendurkan suaranya.
"Aku tidak yakin bayi yang kamu kandung itu anakku!" Aku mencoba memperjelas suaraku.
"Mas Rendra kamu jahat!" Melisa duduk dan menangis.
Namun aku seolah tidak peduli pada Melisa. Aku mengingat apa yang diperbuat Melisa dengan kekasihnya di belakangku. Aku tinggalkan Melisa sendiri di kamar yang masih menangis.
Aku keluar kamar hendak berangkag kerja dan dipintu kamar aku berpapasan dengan mama mertuaku yang akan masuk ke kamarku.
"Melisa, kamu kenapa sayang?" Mama Rosa memeluk istriku.
"Ma, Rendra jahat dia tidak mau mengakui anak dalam kandunganku!"
"Sayang, kamu yang sabar ya!" mama mertuaku memberi keyakinan pada Melisa.
"Tapi aku gak mau nanti kekayaan papa diberikan mas Rendra."
Jika Rendra berpisah dengan Melisa seluruh kekayaannya akan diberikan pada anak Melisa bukan dirinya.
"Ma, ini Rendra juga curiga aku bukan hamil anaknya apa dia tahu aku selingkuh?"
"Sayang, Rendra tahu dari mana diakan sibuk kerja dan nunggu ibunya di Rumah Sakit." Mama Rosa menenangkan anaknya.
"Tapi dia tadi bilang begitu." Terlihat ketakutan di wajah Melisa.
melisa akan mencoba mengambil hati Rendra kembali, setidaknya sampai anaknya lahir dan warisan iti sudah ia dapatkan.
Dia mencoba menghubungi Roy agar tidak menemuinya untuk sementara waktu. Bahkan Melisa menyuruh bersembunyi sementara sampai tujuannya tercapai.
Roy justru berpamitan pada Melisa akan pergi ke luar negeri meninjau cabang perusahaan keluarganya yang ada di sana.
Melisa menyetujuinya dan jika semua sudah tercapai, Melisa akan menendang Rendra dan menikah dengan Roy.
###
Sore hari Rendra kembali dari bekerja, dia langsung masuk ke kamar kemudian membersihkan diri. Melihat sikap suaminya yang berubah, Melisa kebingungan. Dia mencari cara untuk mendekati Rendra yang hanya diam tanpa sepatah katapun.
"Mas, mau aku ambilkan makan?"
"Aku sudah makan." Rendra menjawabnya dengan singkat.
"Mas, anak kita kangen!" Melisa mencoba merayu suaminya.
Mendengar kata anak, Rendra langsung bangkit dari duduknya dan terlihat kemarahan di mata Rendra.
"Melisa, aku bahagia kamu hamil dan itu tandanya lengkap sudah hidupku!"
"Tapi kenapa kamu justru berubah disaat aku mau membuka hatiku untukmu." Melisa mencoba memegang tangan suaminya.
"Lepaskan!" Rendra mengibaskan tangannya.
"Mas, kenapa kamu kasar seperti ini?"
"Aku miskin, aku lelaki kotor, sampah tapi tidak seharusnya kamu menyakitiku."
"Mas, aku minta maaf jika selama ini aku salah!"
"Semua kesalahanmu saat menghinaku dan merendahkanku sudah kumaafkan tapu tidak untuk kesalahanmu menyakiti hatiku."
Melisa terdiam mencoba mencerna setiap ucapan suaminya.
(Apakah Rendra mengetahui hubunganku dengan Roy? Kenapa dia manjadi semarah itu dan kenapa aku begitu takut kehilangan dia.) batin Melisa
"Aku sendiri gak tahu apakah harus mempertahankanmu atau melepasmu!"
"Mas, kenapa kamu ngomong seperti itu?"
"Aku sudah bosan dibohongi, kita baru menikah belum genap dua bulan dan kamu sudah...!"
"Sudah apa mas?"
"Sudah selingkuh dibelakangku, aku benar-benar tidak menyangka kamu begitu murahan!"
Plak..plak..! Arini menampar Rendra dan dia menangis.
"Jahat kamu!"
"Itu memang kenyataannya bukan?"
"Mas, kamu tidak ingat meskipun aku sering berganti lelaki tapi tidak pernah memberikan kesucianku."
"Aku sangat ingat dan itu yang membuatku bangga dan semakin mencintaimu tapi tidak untuk perbuatnmu yang satu ini."
"Maksud kamu apa?"
"Kamu mau tahu, lihatlah!" Melisa begitu kaget saat Rendra menunjukkan video mesumnya bersama Roy.
"Itu tidak benar!" Melisa mencoba mengelak.
"Tapi aku mendapat ini langsung dari manager hotel dan kamu tidak akan bisa mengelak lagi."
Melisa hanya menangis saat suaminya mengetahui perbuatannya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
"Mas, aku mohon jangan beri tahu papa!"
"Kamu takut harta papamu akan diberikan olehku?"
"Bukan itu?"
"Melisa aku tahi tujuanmu baik padaku, semua karena harta."
"Oke, aku akui semua itu karena harta tapi setidaknya kamu mengahargai jika sekarang aku hamil anakmu!"
"Setelah kamu melahirkan aku akan lakukan tes DNA."
"Aku tidak takut karena yang aku butuhkan hanya harta bukan anak ini."
"Dasar wanita ******!"
Plak...plak...Melisa menampar Rendra kembali.
"Sekarang aku tidak mau berpura-pura lagi dan aku siap ber....!"
Tok...Tok....! Seketika ucapan Melisa terhenti karena ada seseorang yang mengatuk pintu.
**Author : Melisa meminta berpisah atau kenapa ya?
Melisa : Benar aku ingin berpisah dengan Rendra karena aku sudah punya Roy...hahaha...haha...
Author : Bodoh Melisa, Rendra itu anak konglomerat.
Melisa : Siapa bilang dia hanya kuli panggul hahaha...ha...
Aduh udahan aja padahala pertengkaran Melisa dan Rendra lagi seru!
Tetap dukung terus ya karena episode selanjutkan semakin seru.
Salam sehat dari Jogja Istimewa**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Humaira Queenza Anastasia
lebih baik bercerai..
2023-05-16
0
Noe Aink
udah ceraikan saja ren, biar c Melisa nyesel
2022-06-07
0
Intan Raja
seru euy
2022-04-17
1