18+
Sesampai di kamarnya Melisa tidak marah-marah, dia justru memperlakukanku seperti seorang suami.
Ini sandiwaranya atau dia memang benar-benar mau berubah.
Melisa Pov
Sepulang dari taman Melisa dipanggil mamanya untuk bertemu dengan papanya.
Dan sesampai di kamar papanya, Melisa dibuat terkejut lantaran papanya meminta sesuatu yang sulit pada Melisa.
Melisa harus memiliki anak dari Rendra, setelah itu semua warisan atas namanya akan diberikan.
"Melisa..kemarilah!"
Melisa mendekat kearah papanya.
"Iya Pa!" Melisa duduk ditepi ranjang.
"Melisa aku hanya ingin bilang kepadamu, kalau kamu ingin segera mendapat warisan dari papa maka kamu harus memiliki anak dari Rendra."
"Hah...! Matanya terbalak."
Tiba- tiba Melisa tersenyum seperti dia merencanakan sesuatu.
(Aku akan mengajak Rendra berhubungan badan meskipun aku hanya akan melakukan sampai aku hamil.) Melisa berbicara dalam batinnya.
###
Di dalam kamar, Rendra begitu ketakutan karena Melisa tiba-tiba mendekatinya dan memandangnya dengan tersenyum.
"Rendra, kamu tidur di ranjang ya! " Melisa mendekatiku seolah dia menginginkan sesuatu.
"Maksudmu?" Aku merasa bingung
Tiba- tiba Melisa mendekatiku yang masih duduk di sofa dan membelai pipiku.
Setelah itu dia berdiri kemudian menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Aku sangat terkejut ketika Melisa keluar kamar mandi dengan memakai lingere sangat tipis dan aku yang melihatnya langsung menelan salivaku.
(Sepertinya dia memancingku, aku harus bagaimana ini.)batinku
Melisa mendekatiku dan dia duduk di sampingku.
"Rendra, maafkan aku!" Sambil mencondongkan tubuhnya ke hadapanku sehingga terlihat dua buah *********** yang tidak memakai bra.
Tanpa sepatah katapun aku langsung mengangguk karena aku tidak ingin mata ini melihat pemandangan yang membuat nafsuku meningkat.
"Sayang, aku menginginkanmu.!" Melisa mendekatkan tubuhnya di dekatku.
Aku tetap bersikap acuh padanya karena jujur aku sangat kaget dengan perlakuan Melisa yang tiba- tiba berubah.
Aku mencoba menahan hasratku yang sudah kembali bergejolak, aku hendak keluar kamar namun ternyata pintu sudah dikunci Melisa.
"Nona, aku mau keluar!"
"Mau ngapain? " Melisa bertanya padaku.
"Aku mau ambil air putih." Aku mencoba mencari alasan agar aku bisa keluar.
Melisa beranjak dari duduknya dan mengambilkanku air putih di nakas samping ranjangnya.
"Ini minum !" Sambil memberikan gelas berisi air putih.
Akupun menerimanya dan kemudian langsung meminumnya sampai habis.
Kemudian aku kembali duduk di sofa dan memainkan ponsel yang kemaren di belikan oleh Melisa.
Tiba-tiba aku merasa tubuhku kepanasan dan aku sangat gelisah.
Melisa mendekatiku, kemudian dia meraba-rabaku seperti dia sangat menginginkanku.
Aku yang sudah mulai kepanasan dan gairahku semakin memuncak merespon setiap perlakuan Melisa kepadaku.
Melisa menciumku dengan lembut dan akupun membalas ciuman itu dengan penuh nafsu.
Semakin lama tubuhku semakin panas.
Aku dan Melisa melakukannya, ya melakukan hubungan suami istri. Sebut saja malam pertama buat aku dan Melisa.
Setelah selasai kamipun tertidur sampai pagi. Aku terbangun lebih dulu karena kebiasaanku bangun sebelum sholat subuh.
Seperti biasa aku sangat kaget karena saat aku terbangun dan membuka mataku aku tidur diranjang Melisa.
Kubuka selimut betapa terkejutnya aku saat aku tertidur satu ranjang dengan istriku dan saat aku buka selimut itu kami tertidur tanpa sehelai benangpun.
(Aku dan Melisa sudah melakukannya) membatin dan tersenyum saat mengingat Melisa merayunya.
Kemudian aku beranjak dari atas ranjang itu menuju kamar mandi. Kubuka selimut yang menutupi tubuh kami dan betapa terkejutnya aku saat aku melihat noda darah di seprai itu.
(Berarti Melisa masih suci) batinku.
"Ya Allah maafkan aku telah berprasangka buruk terhadap istriku sendiri." Bicara sendiri sambil mengusap mukaku dengan kedua tanganku.
Kemudian aku berbalik dan mencium wajah istriku.
Melisa terbangun dan dia tersenyum padaku.
(Ternyata kamu begitu gagah saat diranjang, sayang sekali aku hanya memanfaatkanmu untuk membuatku hamil meski aku harus merelakan keperawannanku kepadamu.)membatin dan tersenyum sendiri.
"Nona, maafkan aku karena ..." Telujuk Melisa menutup mulutku.
"Aku hanya ingin punya anak darimu?" Melisa acuh.
"Kita akan melakukan setiap malam sampai aku hamil."
Aku yang mendengar Melisa bicara seperti itu sontak sangat kaget, apalagi dia tidak pernah menganggapku sebagai suaminya kenapa dia mau punya anak dariku.
"Apa?"Aku kaget seolah tidak percaya.
"Kita akan melakukan seperti ini setiap malam jadi aku minta tolong padamu untuk kuatkan stamina." Melisa memerintahku.
"Apakah aku masih harus panggil nona?" Tanyaku.
"Tidak, panggil aku nama." Melisa memberitahuku.
Akupun tersenyum sambil manggut-manggut.
Setelah itu kubiarkan istriku kembali istirahat dan aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah mandi aku jalankan sholat subuh kemudian aku susul kembali Melisa dalam tidurnya.
Pagi harinya aku melihat Melisa terbangun sepertinya dia kesusahan untuk berjalan ke kamar mandi.
Akupun spontan menolongnya dan dia menatapku tajam.
Mata kami saling ketemu dan kami saling senyum.
"Maafkan aku, ini karena aku!" Aku meminta maaf pada Melisa.
"Tidak." Melisa tersenyum padaku.
Setelah membersihkan diri Melisa berganti pakaian dan dia sama sekali tidak malu mengganti pakainnya di depanku.
Aku dekati Melisa kemudian aku mengucapkan terima kasih karena dia sudah memberikan kesuciannya padaku. Lelaki yang selama ini dia benci yang selalu dianggap sampah olehnya.
"Melisa, terima kasih atas semua yang kamu berikan padaku." Ucapku pada Melisa.
Melisa hanya mengangguk.
Kemudian Melisa mengambil kunci kamar dan memberikannya padaku.
Aku akan tetap berangkat bekerja di Toko Pakan tempatku kerja.
"Rendra, pakai mobilku!" Melisa menyuruhku menggunakan mobilnya namun aku menolaknya.
Aku dan Melisa turun kebawah untuk sarapan pagi.
Melisa menggandengku dan itu membuat mama mertuaku menatap tajam ke arahku.
Papa dan Mama mertuaku sudah menunggu kami. Papa Darmawan melihat kemesraan kami terlihat sangat bahagia. Berbeda dengan Mama Rosa dia melihatku dengan tatapan sangat benci.
Melisa mengambilkanku nasi kemudian memberiku lauk.
"Sayang, ayo dimakan!" Melisa mempersilahkanku makan.
Mama mertuaku sedikit marah dengan sikap Melisa yang baik kepadaku.
Kemudian mama mertuaku berdiri dan menyudahi sarapannya kemudian dia pergi meninggalkan kami.
Kulihat Melisa yang melihat Mamanya pergi seperti tidak suka.
"Rendra, ayo dimakan!" Dengan sopan papa mertuaku mempersilahkanku
"Iya Pa!" Jawabku singkat.
"Papa bahagia melihat kalian rujuk begitu." terlihat senyum bahagianya mengembang di wajahnya yang semakin menua.
Aku dan Melisa selasai sarapan dan kemudian aku berpamitan pada Melisa dan papa mertuaku.
"Pa, Rendra berangkat dulu!" Aku bersalaman dengan papa mertuaku.
"Hati-hati di jalan Nak Rendra!" Papa Darmawan berpesan padaku.
Melisa berdiri dan menyalamiku.
Aku berjalan menuju pos satpam dan mengambil motorku di dekat pos Satpam.
"Pagi Pak Rendra ! " Satpam penjaga rumah menyapaku dengan penuh hormat.
"Pagi juga Pak.!" Jawabku sambil teesenyum.
"Kenapa gak pakai mobil aja Pak?"
"Sudah biasa Pak! Pakai motor aja lebih nyaman!"jawabku
Akhirnya aku berangkat kerja menggunakan sepeda motor menuju tempatku kerja.
Aku melajukan motorku dengan kecepatan sedang karena hari masih begitu pagi.
Sesampai di toko pakan, Semua temanku melihatku yang kelihatan berseri.
"Hey Rendra kamu kenapa?
"Ah gak apa-apa." Jawabku.
"Rendra wajahmu itu gak bisa bohong kamu pasti bahagia.
Mau tahu kelanjutannya ....?
Ditunggu like dan komentarnya!
Salam dari Jogja istimewa❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Intan Raja
kebayang sihh🤭🤭🤭🤭
2022-04-17
1