Sandiwara 2

Aku tidur sekamar dengan Melisa. Tetapi aku tidur terpisah meskipun sekamar. Aku terbangun karena ada suara mengetuk pintu.

Tok..tok...!( suara pintu diketuk)

"Rendra...Melisa... bangun sudah siang !" Teriak Mama mertuaku sambil menggedor pintu.

Akupun terbangun dan menyahut panggilan Mama mertuaku. Aku tunaikan sholat subuh di kamar Melisa.

Kemudian aku membangunkan Melisa perlahan aku takut dia marah karena kami masih bersandiwara di depan Papa mertuaku. Entah sampai kapan yang jelas aku harus mengikuti sandiwara pernikahan ini.

"Nona..bangun!" Aku menggoyangkan tubuh istriku perlahan.

"Hah...kenapa kamu di kamarku!" teriak istriku karena mungkin dia tidak sadar karena baru bangun tidur.

"Loh bukannya kita sedang bersandiwara! " Aku menjelaskan padanya.

Akhirnya dia pun mengerti dan tidak marah lagi. Lalu Melisa masuk ke kamar mandi dan menyuruhku menunggu di sofa yang tadi subuh menjadi tempat tidurku.

Setelah selasai mandi Melisa menyuruhku mandi. Aku masuk kamar mandi dan saat aku selesai mandi aku lupa bahwa di kamar ini aku tidak punya baju ganti.

Aku keluar dengan handuk kulilitkan di tubuhku. Saat aku keluar Melisa teriak karena kaget.

"Awwww....!" sambil menutup kedua matanya.

"Maaf Non, baju gantiku dibawah.!"

Melisa melempar paper bag yang mungkin memang sengaja dia membelikanku beberapa pakaian agar saat melakukan sandiwara ini lancar.

"Ini aku sudah menyiapkan biar Papa gak curiga.!" Melisa melempar paper bag warna hitam ke arahku.

Aku langsung mengambilnya dan aku kembali masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Aku menatap diriku sendiri tak percaya.

(Apakah ini aku, tampan ternyata jika aku memakai pakaian mahal. Melisa jahat tapi setidaknya dia mau memberiku sedikit kebaikan.) aku berbicara sendiri di depan kaca dalam kamar mandi di kamar Melisa.

Lamunanku tersadar saat Melisa berteriak memanggilku.

"Heh babu, cepat keluar !" Teriak Melisa sambil menggedor pintu kamar mandi.

Akupun bergegas keluar dan betapa terkejutnya aku saat aku mendengar ucapan Melisa entah itu sadar atau tidak batinku senang mendengarnya.

"Tampan!" Melisa melongo menatapku.

"Apa Non?" Aku pura-pura menanyakan pada Melisa.

"Udah ayo turun! " Melisa langsung menarikku keluar.

Saat turun tangga Melisa terus menggandengku dan dia membisikkan sesuatu.

"Hari ini kamu ijin kerja aku mau ajak kamu keluar biar Papa semakin yakin kita baik- baik saja!" Melisa berbisik sambil menginjak kakiku.

"Awww..iya." Aku pun mengangguk mengiyakan permintaam Melisa.

Mama mertuaku memandang kami yang turun dari tangga nampak mesra seperti tak suka.

"Ehemmm..." Mama Rosa berdehem seperti mengingatkan Melisa jangan terlalu dekat denganku.

"Pagi Pa, Ma...maaf lama menunggu.!" istriku bersikap sok lembut di depan Papa mertuaku.

"Pagi sayang...ayo sarapan!" Papa mertuaku mempersilahkan kami duduk.

Baru pertama kali aku duduk bersama seperti ini. Ini hanya sandiwara entah sampai kapan akan berakhir.

Akupun kaget Melisa tiba- tiba mengambilkanku nasi dan menawariku lauk yang akan aku makan.

"Sayang...mau pakai lauk apa?" tanyanya padaku

"Aku ambil sendiri aja." sambil mengambil telur dadar dan meletakkan diatas nasi yang diambilkan istriku.

( Ya Allah semoga Engkau bukakan hati istriku agar kami bisa menjadi suami istri yang sesungguhnya. )aku berdoa dalam hati.

"Ma, Pa aku sama mas Rendra mau jalan keluar mau cari baju buat mas Rendra.!" Istriku meminta ijin pada papa mertuaku.

Setelah mendapat persetujuan papa mertuaku tiba-tiba Mama mertuaku berdiri dan menarik tangan Melisa.

"Mel, kamu gila ya mau ajak jalan babu itu hah...!" suara Mama mertuaku terdengar jelas di telingaku.

"Ma, aku harus lakukan sandiwara ini untuk menarik simpati Papa.!" Melisa kemudian berbisik ditelinga mamanya dan kemudian keduanya tertawa terbahak-bahak.

Entah apa yang Melisa dan Mama mertuaku rencanakan aku tidak tahu.

Setelah selesai sarapan Aku dan Melisa pergi. Aku mau di bawa kemana yang jelas aku yang disuruh memegang kemudi mobil Melisa.

Kemudian Melisa menyuruhku mengantar di taman tengah kota. Akupun menganggukkan kepalaku dan mobil aku parkir, setelah itu aku mengikuti Melisa sesuai perintahnya.

Aku kaget campur tidak percaya Melisa ternyata ketemuan dengan seorang lelaki yang tak tahu namanya.

"Hai Roy...!" Melisa mencium lelaki yang di panggilnya Roy

Aku mengepalkan tanganku menahan emosi yang meluap. Aku seorang lelaki normal dan aku melihat istriku berpelukan dengan laki- laki yang telah menunggunya di taman.

Emosi sebisa mungkin aku tahan karena aku tidak ingin membuat keributan.

"Heh...ini kunci mobilnya ! nanti jemput aku disini!" perintah istriku sambil melempar kunci mobil di dadaku.

Melisa berlalu pergi dengan lelaki itu yang aku yakini dia adalah kekasih Melisa.

Aku luapkan emosi dengan menendang botol minuman yang ada di depanku. Tenyata botol itu mengenai sesorang dan aku langsung mendekatinya.

Ternyata Ibu Arini , majikannya Pak Romi.

"Maaf nyonya saya tidak sengaja.!" Aku membungkukan badanku meminta maaf pada beliau.

"Nak Rendra...senang bertemu denganmu!" IBu Arini mengajakku ke tempat teduh dan duduk di kursi taman.

Akupun mengikutinya di belakang dengan sopan.

"Duduklah Nak, jangan sungkan!" perintah beliau kepadaku dengan nada yang begitu menyejukkan hati.

"Sekali lagi maaf Nyonya saya tidak sengaja.!"

"Jangan panggil aku nyonya panggil Ibu saja!"

Akupun mengangguk setuju.

( Kenapa hatiku benar-benar bergetar saat dekat dengan Ibu Arini.) batinku.

Tiba-tiba Bu Arini meneteskan air mata dan berkata padaku.

"Nak Rendra, seandainya anakku masih ada mungkin sudah sebesar kamu.hiks...hiks..." Bu Arini menangis

"Maaf apa anak ibu meninggal atau gimana? " tanyaku sedikit takut.

"Anakku hilang di taman ini saat itu aku dan suamiku jalan-jalan dan kami menoleh karena ada keributan di seberang sana.!" sambil menunjuk arah sebrang jalan.

"Dan, saat kami menoleh anak kami sudah tidak ada di troli.hiks..hiks..." Aku mencoba menenangkan beliau.

"Nak Rendra, Ibu cuma berharap anak ibu masih ada dan dirawat sama orang baik.!" doanya sambil menghapus air matanya.

"Amiin! semoga Allah masih melindungi putra ibu."

"Seminggu sekali ibu selalu sempatkan datang ke tempat ini."

"Lalu suami ibu kemana?" tanyaku

"Tidak usah bahas lelaki itu, dia brengsek yang telah mengkhianatiku dengan perempuan lain karena aku tak kunjung hamil dan mungkin karena dia sudah bosan denganku."

"Yang sabar ya bu semoga ada hikmah di balik semua ini." Aku berusaha bijak padahal aku sendiri rapuh.

Akhirnya aku ngobrol dengan Bu Arini sampai tengah hari. Kemudian beliau mengajakku makan siang di kafe dekat taman.

"Terima kasih ya Nak Rendra sudah menemani Ibu dan semoga kita bisa bertemu lagi." beliau beranjak dari duduknya dan berlalu meninggalkanku.

Setelah selesai makan Bu Arini pamit pulang.

Akupun kembali ke Taman menunggu istriku yang sedang bermesraan dengan kekasihnya.

Terima kasih atas dukungannya

Jangan lupa like dan komentarnya 💕💕

Terpopuler

Comments

Humaira Queenza Anastasia

Humaira Queenza Anastasia

terlalu tuh melisa ceraikan aja..lnjut thoor 💪💪

2023-05-16

0

Amir Khan

Amir Khan

terlalu

2022-10-26

0

Intan Raja

Intan Raja

mulai ada seberkas cahaya

2022-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 Malaikat Penolong
2 Kesepakatan
3 Pernikahan
4 Tak Dianggap
5 Pelanggan Setia
6 Sandiwara 1
7 Sandiwara 2
8 Aku juga punya hati
9 Ternyata dia masih virgin
10 Terulang Kembali
11 Melisa ketahuan
12 Sandiwara harus berakhir
13 Aisyah penolongku
14 Malaikat penolong ibuku
15 Rendra putraku?
16 Bertemu Kakek
17 Kembali Pada Melisa
18 kejujuranku
19 Melisa Hamil
20 Pertengkaran
21 Bercerai
22 Cinta Pertamaku
23 Dia Anakku
24 Adik Mantan Istriku
25 Menerima Lamaran
26 Aisyah Hilang
27 Rendra Adiyasta Hadinata
28 Baju Pengantin
29 Albert Putra
30 Ketahuan
31 Rencana Licik
32 Koma
33 Tertipu
34 Pengkhianatan
35 Aku Pilih Dia
36 Rosa vs Herdiansyah
37 Siapa Dia?
38 Disekap
39 Kabur
40 Benih Cinta Masa Lalu
41 Kembali Kuliah
42 Aku Mencintaimu
43 Akan Kembali
44 Rendra Kecelakaan
45 Melisa Pergi
46 Aisyah Melahirkan
47 Putri sholehah
48 Surprise Untuk Aisyah
49 Pencarian
50 Menjemput Melisa
51 Rendra sadar
52 Berdamai
53 Harus menikah
54 Maafkan Aku!
55 Arini Jatuh Cinta
56 Masa lalu Arini
57 Pernikahan Arini
58 Budi Menemui Rendra
59 Malam Yang Ditunggu
60 Menemui Antonius
61 Kesepakatan
62 Mutia Pingsan
63 Berobat ke Luar negeri
64 Kenapa Harus Melisa?
65 Rico kecewa
66 Rencana Pernikahan
67 Mutia Berpulang
68 Aisyah Kembali
69 Rumah Baru Melisa
70 Kamu Berubah!
71 Aisyah Marah
72 Rendra Cemburu
73 Musuh Bebuyutan
74 Kehamilan Melisa
75 Kembali ke Mansion
76 Aisyah Kecewa
77 Romi Berkhianat
78 Hukuman Romi
79 Pengakuan Romi
80 Karina Prayoga
81 Rencana Yang Gagal
82 Rico Melamar Arini
83 Terjerat masa lalu
84 Setuju Menikah
85 Pertengkaran Arini dan Rendra
86 Sayang Revan
87 Roy kembali.
88 Aisyah selingkuh
89 Pergi dan Menyesal
90 Aisyah Bahagia
91 Hadinata Berpulang
92 Pewaris Tunggal
93 Doa Melisa
94 Rendra Berhasil
95 Rencana Berdamai
96 Damai
97 Damai Bersatu
98 Tragedi Pagi Hari
99 Melisa Kritis
100 Melisa Sadar
101 Tanpamu Hampa
102 Melapas Billy
103 Rencana Gagal
104 Aku Ingin Pergi
105 Dimana Aisyah?
106 Menunda Pergi
107 Aku Bisa Tanpamu
108 Mari Kita Rujuk
109 Menolak Rujuk
110 Selamat
111 Akhirnya Terbongkar
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Malaikat Penolong
2
Kesepakatan
3
Pernikahan
4
Tak Dianggap
5
Pelanggan Setia
6
Sandiwara 1
7
Sandiwara 2
8
Aku juga punya hati
9
Ternyata dia masih virgin
10
Terulang Kembali
11
Melisa ketahuan
12
Sandiwara harus berakhir
13
Aisyah penolongku
14
Malaikat penolong ibuku
15
Rendra putraku?
16
Bertemu Kakek
17
Kembali Pada Melisa
18
kejujuranku
19
Melisa Hamil
20
Pertengkaran
21
Bercerai
22
Cinta Pertamaku
23
Dia Anakku
24
Adik Mantan Istriku
25
Menerima Lamaran
26
Aisyah Hilang
27
Rendra Adiyasta Hadinata
28
Baju Pengantin
29
Albert Putra
30
Ketahuan
31
Rencana Licik
32
Koma
33
Tertipu
34
Pengkhianatan
35
Aku Pilih Dia
36
Rosa vs Herdiansyah
37
Siapa Dia?
38
Disekap
39
Kabur
40
Benih Cinta Masa Lalu
41
Kembali Kuliah
42
Aku Mencintaimu
43
Akan Kembali
44
Rendra Kecelakaan
45
Melisa Pergi
46
Aisyah Melahirkan
47
Putri sholehah
48
Surprise Untuk Aisyah
49
Pencarian
50
Menjemput Melisa
51
Rendra sadar
52
Berdamai
53
Harus menikah
54
Maafkan Aku!
55
Arini Jatuh Cinta
56
Masa lalu Arini
57
Pernikahan Arini
58
Budi Menemui Rendra
59
Malam Yang Ditunggu
60
Menemui Antonius
61
Kesepakatan
62
Mutia Pingsan
63
Berobat ke Luar negeri
64
Kenapa Harus Melisa?
65
Rico kecewa
66
Rencana Pernikahan
67
Mutia Berpulang
68
Aisyah Kembali
69
Rumah Baru Melisa
70
Kamu Berubah!
71
Aisyah Marah
72
Rendra Cemburu
73
Musuh Bebuyutan
74
Kehamilan Melisa
75
Kembali ke Mansion
76
Aisyah Kecewa
77
Romi Berkhianat
78
Hukuman Romi
79
Pengakuan Romi
80
Karina Prayoga
81
Rencana Yang Gagal
82
Rico Melamar Arini
83
Terjerat masa lalu
84
Setuju Menikah
85
Pertengkaran Arini dan Rendra
86
Sayang Revan
87
Roy kembali.
88
Aisyah selingkuh
89
Pergi dan Menyesal
90
Aisyah Bahagia
91
Hadinata Berpulang
92
Pewaris Tunggal
93
Doa Melisa
94
Rendra Berhasil
95
Rencana Berdamai
96
Damai
97
Damai Bersatu
98
Tragedi Pagi Hari
99
Melisa Kritis
100
Melisa Sadar
101
Tanpamu Hampa
102
Melapas Billy
103
Rencana Gagal
104
Aku Ingin Pergi
105
Dimana Aisyah?
106
Menunda Pergi
107
Aku Bisa Tanpamu
108
Mari Kita Rujuk
109
Menolak Rujuk
110
Selamat
111
Akhirnya Terbongkar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!