Sandiwara harus berakhir

Saat Melisa menatap layar ponselku dia benar-benar terkejut.

Dia mengambil ponselku dan dia meminta maaf padaku

"Mas Rendra, aku minta maaf aku pergi tanpa ijinmu!" Melisa pura-pura memasang wajah sedihnya.

"Kenapa kamu masih menemuinya?" Aku bertanya seolah aku tidak tahu rencana jahatnya.

Aku berdiri menahan amarah dan sebisa mungkin aku meredamnya.

"Melisa....! " Aku berbicara dengan nada agak tinggi.

"Mas, aku minta maaf !" Hanya ucapan maaf dari Melisa yang dia ucapkan.

"Melisa, aku suamimu dan aku bertanya untuk apa kamu masih menemuinya?" Aku marah karena terbawa emosi.

"Aku menemuinya untuk terakhir kali karena aku akan fokus denganmu." Jawaban Melisa yang menurutku tidak masuk akal namun aku tetap menghargainya.

"Sayang, kamu istriku dan aku cemburu." Aku mencoba memelankan suaraku agar Melisa tidak takut menjawabnya.

Kupeluk dia dan kukecup keningnya. Aku melakukan itu karena aku ingin dia bisa berkata jujur padaku.

"Melisa, aku itu sayang sama kamu meskipun aku hanya pemuda miskin tapi aku janji akan membahagiakanmu." Aku memeluknya penuh sayang.

Aku berharap suatu saat Melisa benar-benar tulus kepadaku bukan hanya memanfaatkanku untuk kepentingannya.

(Mas Rendra, sebenarnya aku ragu dengan perasaanku haruskah aku melanjutkan sandiwara ataukah tetap membencimu.) Melisa berbicara dalam batinnya.

"Mas maafkan aku!" Melisa meminta maaf dengan bersimpuh dihadapanku.

Akupun bingung hati kecilku tidak tega melihat Melisa bersujud di kakiku.

Aku bangunkan dia kemudian aku memeluknya kembali.

Aku urungkan niatku untuk membuat surat perjanjian hitam diatas putih aku akan mencoba percaya dengan istriku.

Namun aku akan mengajak Melisa tinggal di rumah kontrakan kecil. Jika Melisa tulus menerimaku, dia tidak akan menolak ajakanku.

"Melisa, boleh aku tanya sesuatu?" Aku berbicara dengan sangat hati-hati.

"Iya Mas." Melisa mengangguk.

"Apakah kamu benar-benar menerimaku?" Tanyaku sedikit gugup.

"Mas Rendra, aku sudah memberikannya kepadamu berarti aku menerimamu apa adanya." Istriku menjawab dengan begitu tenang.

"Mas ingin mengajakmu pindah dari sini! Aku mengutarakan niatku pada istriku.

"Hah...kenapa mas?" Melisa terlihat sangat kaget dan raut mukanya berubah drastis.

"Kamu tidak mau hidup susah denganku?" Tanyaku pelan.

"Bukan seperti itu mas tapi aku hanya tidak ingin jauh dari papa dan mama." Istriku menjawab dengan melas.

"Melisa kamu istriku seharusnya mengikutiku bukan orang tuamu!" Aku berbicara dengan nada agak tinggi.

"Mas, aku tidak setuju!" Melisa mulai meninggi suaranya.

"Melisa, itu artinya kamu tidak tulus menerimaku kamu hanya memanfaatkanku."

Seketika raut wajah Melisa berubah dia seperti memikirkan sesuatu.

Sebenarnya aku hanya ingin mengetes ketulusan Melisa ternyata dia bersikukuh tetap tidak mau keluar dari rumah ini dan tinggal dikontrakan bersamaku.

"Tidak mas, aku akan tetap disini kalau mas pingin tinggal di kontrakan silahkan!" Melisa justru mengusirku.

"Baik, aku akan keluar dari rumah ini dan tinggal di kontrakan." Ancamku pada Melisa.

Namun dia justru berpaling tidak menghiraukanku, dia baringkan tubuhnya di tempat tidur membelakangiku.

Aku yang merasa capek berdebat dengan Melisa akhinya terlelap dalam mimpi.

Aku pura-pura tidur pulas dan aku lihat gerak gerik Melisa sepertinya dia memikirkan sesuatu.

"Mas..." Dia mencoba menggoyangkan tubuhku dan berusaha membangunkanku namun aku diam.

(Ah mau tidur aja banyak ceramah. Aku tidak ingin hidup seperti ini kalau bukan ancaman papa) Melisa berbicara sendiri.

Aku masih mencoba terpejam hingga badan Melisa meninggalkan ranjang kami dan dia berjalan ke luar kamar.

Aku buntuti dia dari belakang dan ternyata Melisa ingin bertemu dengan mamanya di taman belakang.

Aku membuntuti istriku dan aku bersembunyi dibalik tembok.

"Mama...aku capek bersandiwara terus dihadapan Rendra si babu itu." Melisa mengejekku.

"Sabar sayang, nanti kalau semua sudah berhasil kita tinggal menendang dia dari rumah ini." Mama mertuaku menenangkan Melisa.

"Ma, aku sudah memberikan status perawanku sama babu itu." Melisa jujur pada mamanya.

"Hah...jadi kamu sudah melakukannya!" Mama mertuaku terlihat tidak senang.

Plak...plak...( mama mertuaku menampar pipi Melisa)

"Dasar bodoh kamu, harusnya kamu lakukan sama pacarmu dan jika kamu hamil mengakulah anak Rendra." Sambil menyonyor kepala melisa.

"Maaf ma, seminggu ini aku sering melakukan dengannya." Istriku berkata jujur.

"Jangan bilang kamu menikmatinya dan kamu mulai tertarik padanya."

"Entahlah yang jelas aku bisa sedikit bahagia dengan babu itu." Meskipun jahat tapi istriku masih sedikit membelaku.

"Ma, apa kita sudahi sandiwara ini!" Melisa merayu mamanya.

"Tidak....aku tidak setuju." Mama mertuaku marah dan beliau berteriak kencang diteling Melisa.

Melisa akhirnya meninggalkan mamanya di taman sendirian sepertinya dia sudah malas berdebat dengan mamanya.

Mama mertuaku marah dan kecewa dengan Melisa.

"Melisa...! " Aku menyapa Melisa pura-pura dari dapur mengambil air putih.

"Eh Mas Rendra." Terlonjak kaget.

"Kamu dari mana?" tanyaku pada Melisa karena dia terlihat sangat gugup.

Akhirnya aku dekati dia lalu kuajak dia kembali ke kamar.

Meskipun dia jahat tapi masih ada sisi baik yang membuatku kagum.

Mama mertuaku itu karena Melisa terpengaruh omongan mama mertuaku.

Aku mengajak Melisa tidur untuk istirahat karena jam sudah menunjukkan tengah malam.

Saat jam 03.00 Pagi aku bangun untuk melaksanakan sholat malam mohon petunjuk kepadaNya untuk masalah yang kuhadapi.

Melisa ikut terbangun, setelah selesai sholat aku menoleh ke arah istriku dan dia tersenyum.

(Cantik, Melisa memang sangat cantik dan aku akan berusaha membuatnya jatuh cinta kepadaku.)batinku.

"Sayang, maaf membangunkanmu." mencium kening Melisa.

Melisa menggeleng dan dia kemudian memelukku.

"Mas, beri aku waktu untuk berfikir tinggal bersamamu di kontrakkan." Melisa tiba-tiba ingin tinggal bersamaku.

"Sayang, aku tidak memaksa jika kamu nyaman disini aku akan menuruti."

"Mas, aku ingin belajar meyakinkan hatiku untukmu." Melisa mengungkapkan isi hatinya.

"Baiklah jika itu mau kamu aku beri waktu seminggu untuk memutuskan."

Aku dan Melisa kembali berpelukan dan kami kembali tertidur.

Pagi hari aku terbangun kembali seperti biasa saat adzan subuh dikumandangkan.

Hari ini aku akan berangkat bekerja lebih awal karena ada kiriman pakan yang belum bisa kami kirim kemaren.

Aku bangunkan Melisa kemudian aku pamit mau berangkat kerja.

"Melisa..." kukecup keningnya.

"Iya mas!" Melisa menggeliatkan tubuhnya.

"Sayang maaf nanti aku rencana mau berkunjung ke ruamah ibu di desa dan aku rencana mau nginep disana."

"Aku boleh ikut." Melisa akan ikut ke desa. Sepertinya papa mertuaku gak bakalan ijinkan Melisa untuk ikut denganku.

Akhirnya aku berangkat bekerja seperti biasa dan sepulang kerja aku langsung ke rumah ibu.

Sebelumnya aku mampir membeli pecel lele kesukaan ibu dan aku belikan buah, cemilan dan sembako untuk oleh-oleh ibu.

Kulajukan motorku perlahan menuju perkampungan di desaku. Ku lewati hutan di mana aku menyelamatkan papa mertuaku di jurang dekat hutan.

Sebelum maghrib akhirnya aku sampai di rumah ibu.

Terima kasih like dan komentarnya...

Ditunggu juga vote nya agar semangatku makin membara melanjutkan ceritanya...

Terpopuler

Comments

yudian syah

yudian syah

lanjutkan thor... trus semangat menggali potensi karya dlm dirimu

2022-04-19

2

Intan Raja

Intan Raja

manthaab

2022-04-17

2

lihat semua
Episodes
1 Malaikat Penolong
2 Kesepakatan
3 Pernikahan
4 Tak Dianggap
5 Pelanggan Setia
6 Sandiwara 1
7 Sandiwara 2
8 Aku juga punya hati
9 Ternyata dia masih virgin
10 Terulang Kembali
11 Melisa ketahuan
12 Sandiwara harus berakhir
13 Aisyah penolongku
14 Malaikat penolong ibuku
15 Rendra putraku?
16 Bertemu Kakek
17 Kembali Pada Melisa
18 kejujuranku
19 Melisa Hamil
20 Pertengkaran
21 Bercerai
22 Cinta Pertamaku
23 Dia Anakku
24 Adik Mantan Istriku
25 Menerima Lamaran
26 Aisyah Hilang
27 Rendra Adiyasta Hadinata
28 Baju Pengantin
29 Albert Putra
30 Ketahuan
31 Rencana Licik
32 Koma
33 Tertipu
34 Pengkhianatan
35 Aku Pilih Dia
36 Rosa vs Herdiansyah
37 Siapa Dia?
38 Disekap
39 Kabur
40 Benih Cinta Masa Lalu
41 Kembali Kuliah
42 Aku Mencintaimu
43 Akan Kembali
44 Rendra Kecelakaan
45 Melisa Pergi
46 Aisyah Melahirkan
47 Putri sholehah
48 Surprise Untuk Aisyah
49 Pencarian
50 Menjemput Melisa
51 Rendra sadar
52 Berdamai
53 Harus menikah
54 Maafkan Aku!
55 Arini Jatuh Cinta
56 Masa lalu Arini
57 Pernikahan Arini
58 Budi Menemui Rendra
59 Malam Yang Ditunggu
60 Menemui Antonius
61 Kesepakatan
62 Mutia Pingsan
63 Berobat ke Luar negeri
64 Kenapa Harus Melisa?
65 Rico kecewa
66 Rencana Pernikahan
67 Mutia Berpulang
68 Aisyah Kembali
69 Rumah Baru Melisa
70 Kamu Berubah!
71 Aisyah Marah
72 Rendra Cemburu
73 Musuh Bebuyutan
74 Kehamilan Melisa
75 Kembali ke Mansion
76 Aisyah Kecewa
77 Romi Berkhianat
78 Hukuman Romi
79 Pengakuan Romi
80 Karina Prayoga
81 Rencana Yang Gagal
82 Rico Melamar Arini
83 Terjerat masa lalu
84 Setuju Menikah
85 Pertengkaran Arini dan Rendra
86 Sayang Revan
87 Roy kembali.
88 Aisyah selingkuh
89 Pergi dan Menyesal
90 Aisyah Bahagia
91 Hadinata Berpulang
92 Pewaris Tunggal
93 Doa Melisa
94 Rendra Berhasil
95 Rencana Berdamai
96 Damai
97 Damai Bersatu
98 Tragedi Pagi Hari
99 Melisa Kritis
100 Melisa Sadar
101 Tanpamu Hampa
102 Melapas Billy
103 Rencana Gagal
104 Aku Ingin Pergi
105 Dimana Aisyah?
106 Menunda Pergi
107 Aku Bisa Tanpamu
108 Mari Kita Rujuk
109 Menolak Rujuk
110 Selamat
111 Akhirnya Terbongkar
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Malaikat Penolong
2
Kesepakatan
3
Pernikahan
4
Tak Dianggap
5
Pelanggan Setia
6
Sandiwara 1
7
Sandiwara 2
8
Aku juga punya hati
9
Ternyata dia masih virgin
10
Terulang Kembali
11
Melisa ketahuan
12
Sandiwara harus berakhir
13
Aisyah penolongku
14
Malaikat penolong ibuku
15
Rendra putraku?
16
Bertemu Kakek
17
Kembali Pada Melisa
18
kejujuranku
19
Melisa Hamil
20
Pertengkaran
21
Bercerai
22
Cinta Pertamaku
23
Dia Anakku
24
Adik Mantan Istriku
25
Menerima Lamaran
26
Aisyah Hilang
27
Rendra Adiyasta Hadinata
28
Baju Pengantin
29
Albert Putra
30
Ketahuan
31
Rencana Licik
32
Koma
33
Tertipu
34
Pengkhianatan
35
Aku Pilih Dia
36
Rosa vs Herdiansyah
37
Siapa Dia?
38
Disekap
39
Kabur
40
Benih Cinta Masa Lalu
41
Kembali Kuliah
42
Aku Mencintaimu
43
Akan Kembali
44
Rendra Kecelakaan
45
Melisa Pergi
46
Aisyah Melahirkan
47
Putri sholehah
48
Surprise Untuk Aisyah
49
Pencarian
50
Menjemput Melisa
51
Rendra sadar
52
Berdamai
53
Harus menikah
54
Maafkan Aku!
55
Arini Jatuh Cinta
56
Masa lalu Arini
57
Pernikahan Arini
58
Budi Menemui Rendra
59
Malam Yang Ditunggu
60
Menemui Antonius
61
Kesepakatan
62
Mutia Pingsan
63
Berobat ke Luar negeri
64
Kenapa Harus Melisa?
65
Rico kecewa
66
Rencana Pernikahan
67
Mutia Berpulang
68
Aisyah Kembali
69
Rumah Baru Melisa
70
Kamu Berubah!
71
Aisyah Marah
72
Rendra Cemburu
73
Musuh Bebuyutan
74
Kehamilan Melisa
75
Kembali ke Mansion
76
Aisyah Kecewa
77
Romi Berkhianat
78
Hukuman Romi
79
Pengakuan Romi
80
Karina Prayoga
81
Rencana Yang Gagal
82
Rico Melamar Arini
83
Terjerat masa lalu
84
Setuju Menikah
85
Pertengkaran Arini dan Rendra
86
Sayang Revan
87
Roy kembali.
88
Aisyah selingkuh
89
Pergi dan Menyesal
90
Aisyah Bahagia
91
Hadinata Berpulang
92
Pewaris Tunggal
93
Doa Melisa
94
Rendra Berhasil
95
Rencana Berdamai
96
Damai
97
Damai Bersatu
98
Tragedi Pagi Hari
99
Melisa Kritis
100
Melisa Sadar
101
Tanpamu Hampa
102
Melapas Billy
103
Rencana Gagal
104
Aku Ingin Pergi
105
Dimana Aisyah?
106
Menunda Pergi
107
Aku Bisa Tanpamu
108
Mari Kita Rujuk
109
Menolak Rujuk
110
Selamat
111
Akhirnya Terbongkar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!