Keluar dari ruang kerja ayahnya, Pandji menuju pendopo belakang. Entah mengapa dia ingin duduk menyendiri menikmati malam. Awan hitam bergerak malas di atas, menutup cahaya bintang yang memang sudah memudar.
Pandji tidak bisa diam, dia berkeliling rumah yang telah sepi. Mungkin hanya tinggal dirinya dan satu orang lain yang masih membuka mata di rumah ini, Pandji bahkan bisa merasakan ayahnya sedang mengamati pergerakannya.
Ayah ibarat kamera pengawas, bisa melihat dengan tepat setiap kejadian di kegelapan malam.
Bedanya dengan cctv, Ayah bernafas dan bisa jalan-jalan!
Pandji menyeringai merasakan udara malam ini lebih panas dari biasanya. Aura gelap dan pekat dari luar selubung pelindung rumah juga sangat terasa.
Seperti ada sesuatu yang seharusnya tidak ada. Seperti ada mata yang sedang mengawasi. Seperti ada hal jahat yang bersembunyi dalam bayangan.
"Apa yang kamu lakukan di luar rumah dini hari begini, Mika?" bisik Pandji perlahan di dekat Mika yang sedang memandang jalan, bersandar pada pilar pendopo depan.
Mika hampir saja menjerit karena kaget, jantungnya berdetak amat keras bersamaan dengan tangan Pandji yang membekap mulutnya. Dia mengumpat setelah tangan Pandji yang digigitnya terlepas, "Kampretttt … bikin kaget aja kamu itu!"
"Salah kamu sendiri," ujar Pandji tak peduli.
"Di dalam rumah panas, aku nggak bisa tidur makanya cari angin di sini."
"No … aku rasa kamu sedang mengintip teman kampusmu yang rupawan itu!"
"Jangan sok tau kamu!"
Pandji tak acuh, "Terserah … memang seperti itulah yang aku lihat. Sebaiknya jangan ikut campur apapun yang sedang dikerjakannya di rumah itu, dia akan tau kamu mengamatinya dan itu berbahaya untukmu. Kamu tau kekuatan gelap juga punya mata tak kasat yang selalu mengawasi."
"Ya, juga mudah terjadi benturan aura pada jarak tertentu. Itu kan yang kamu maksud?"
Mika menutup wajahnya sebentar dengan kedua tangan untuk menonaktifkan skill eyes yang dari tadi dipakai untuk melihat pergerakan di sekitar rumah. Dia menurunkan tangannya setelah matanya kembali normal, "Aku tadi memang lewat depan rumahnya."
"Kamu sengaja cari penyakit?"
"Bukan begitu, hanya naluri saja … tidak ada alasan khusus, aku juga nggak tau kenapa tiba-tiba ingin lewat sana. Entahlah, aku merasa aneh saja!"
"Hem … apa yang kamu lihat di sana?"
Mika menghela nafas berat, bimbang untuk berbicara, "Paman Candika, Tante Risa dan anak-anaknya ada di rumah Biantara, apa menurutmu hal itu biasa saja?"
Pandji hanya mengerutkan dahi dan menyeringai malas, "Paman Candi itu guru spiritual Bian, nggak ada salahnya mereka bertemu, mungkin membahas soal kesiapan muridnya dalam menghadapi turnamen.
Bian sudah dua kali menjuarai turnamen dan membawa kesatrian milik Paman Candi pada puncak kejayaan. Hargo Baratan sampai harus menolak murid yang ingin belajar di sana karena sudah kewalahan."
"Aura gelap itu … aku merasa pernah merasakannya jauh sebelum ini, anehnya aku tidak bisa mengingat dimana aku pernah terbentur energi sebesar itu. Mimpi atau kejadian masa lalu akupun tidak bisa memilah, otakku rasanya buntu," jelas Mika meresahkan perasaannya sendiri.
Pandji tidak ingin membahas lebih jauh, dia hanya mengambil kesimpulan bahwa energi Asih Jati dalam diri Mika lah yang berbenturan dengan sesuatu di rumah Biantara.
“Sebaiknya kamu pergi tidur, Ayahanda tidak akan suka melihat kamu di luar rumah seperti ini. Atau … kamu sudah mulai bosan tinggal di rumah ini dan ingin segera pulang ke Surabaya?” Ejek Pandji mengingatkan kalau dia juga bisa mengancam Mika.
Mika mendelik kesal, “Did you know that? You are annoying kids!” (Apa kamu sudah tau kalau kamu itu anak yang menjengkelkan!)
"I am, aku … hanya menjagamu," jawab Pandji santai tanpa ekspresi, sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan Mika yang sedikit kasar. Dia bahkan tersenyum tipis saat Mika pergi meninggalkan pendopo dan kembali ke kamar.
"Itu terdengar konyol, tidak masuk akal dan menggelikan!" gerutu Mika tidak suka. Dia merasa lebih dewasa, dan memang seharusnya dialah yang menjaga adiknya itu.
Tapi, isi benak Pandji tidaklah seperti yang Mika pikirkan.
Biar kecil aku ini laki-laki, orang yang ditakdirkan jadi pemimpin! Kamu sudah belajar dari Ibunda Selia bagaimana caranya menjadi istri yang baik dan penurut kan hehehe … ehh?!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
KadalKocak
dasar anak durhaka si Pandji..bapaknya disamain sama CCTV 😂😂😂
2024-06-23
2
Ciacia
belajar doang kan praktek mah belum😂
2023-08-07
0
𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩
Biantara🤔 bagus juga tuh namanya
dicatat dulu setelah cwe nya Giandra
2023-07-29
1