Pandji satu sekolah dengan Elok, teman kecil yang dijodohkan orang tuanya dengan dirinya itu selalu mendaftar di tempat pendidikan yang sama dengannya.
Elok kecil yang dulu bertubuh bongsor melebihi badan Pandji sekarang pandai merawat diri. Kulitnya halus meskipun tak seputih warna kulit Pandji, wajahnya ayu dan gaya anggun selayaknya putri bangsawan umumnya.
Hari ini, Elok sedang gusar, hatinya berkecamuk. Menyingkirkan rasa kesal, Elok menyapa pemuda yang diharapkan orang tuanya untuk menjadi suaminya dengan lembut. "Pandji … tunggu!"
Pandji melihat sekilas dan menguap lebar saat Elok memanggilnya di depan kelas, "Ya?"
"Kenapa aku merasa ada samudra terbentang di antara kita?" Elok menjajari langkah Pandji dan memberikan pertanyaan yang menurut pemuda itu terdengar membosankan tapi lucu.
Pandji tergelak, "Apa kamu berharap perjodohan konyol karangan orang tuamu itu menjadi nyata? Jujur saja aku memang menghindarimu, itu jawaban dari pertanyaanmu.
Dan soal samudra ... kamu terlalu hiperbola!"
Elok menghentikan langkahnya, hatinya sangat sakit dan air matanya merebak hampir jatuh. Ini menjadi dilema untuknya, melanjutkan berbicara atau lebih baik diam.
Tapi selama Pandji tidak ada sedikitpun rasa peduli dengan nasib sialnya, bukankah lebih baik jika dia tidak bercerita?
Sembari mengusap air matanya, Elok berjalan ke arah berlawanan dengan Pandji. Dia tidak berniat untuk mendekati Pandji lagi, artinya dia akan membuka hatinya untuk orang lain. Elok akan mengatakan pada orang tuanya kalau Pandji tak menginginkannya, jadi dia bersedia dijodohkan dengan pilihan lain, Biantara.
Elok mengendalikan emosinya dengan baik, jawaban Pandji adalah kejutan yang tidak diharapkannya. Meskipun dia tidak begitu pandai membaca ekspresi atau bahasa tubuh seseorang tapi raut Pandji yang selalu datar padanya dia artikan kalau Pandji sama sekali tidak tertarik dengannya.
Langkah gadis muda itu tegar, dia kembali mengangkat dagunya dan berjalan keluar gerbang sekolah dengan tenang. Menunggu sopir keluarganya menjemput di tempat biasa.
Elok berdiri dengan tatapan rumit pada mobil Pandji yang berhenti di depannya. Sesaat dia hanya diam, tapi melihat Pandji menunggu akhirnya dengan setengah hati dia ikut kemana pemuda itu akan membawanya.
Pandji berdehem sebelum membuka pembicaraan, "Aku minta maaf."
Elok mengangkat sedikit alis, rasanya dia tidak perlu menanggapi ucapan Pandji. Lebih aman jika tidak lagi membahas soal kemungkinan untuk mereka atau perjodohan yang hanya diinginkan oleh satu pihak saja.
"Aku sudah melupakannya, aku juga sudah tidak ingin membahasnya. Kamu nggak perlu minta maaf karena kamu memang tidak bersalah."
"Aku sudah membuatmu menangis …," ujar Pandji menyesal.
Kalau sampai Ibunda tau aku memperlakukan wanita dengan tidak baik, Beliau pasti akan kecewa. Alasan kenapa aku harus minta maaf itu karena Ibunda, bukan yang lain, ok?
"Itu hanya masalah kecil, aku sudah bisa mengatasinya. Lupakan saja tentang kita, aku berjanji tidak akan pernah lagi menampakkan diri di depanmu!"
"Artinya kamu akan menerima Bian?"
Elok menoleh ke arah pemuda berambut hitam berwajah tampan menyebalkan yang ada di sampingnya, "Bagaimana kamu bisa tau?"
Pandji bersikap tenang, "Bian tetanggaku, bukan hal aneh jika aku bisa tau."
"Kalian tidak berteman dengan baik dan tidak pernah saling bicara, rasanya mustahil Biantara yang mengatakan hal itu padamu."
Pandji memutar bola matanya, dia sama sekali tidak tersenyum. “Itu memang bukan urusan wanita, wajar jika kamu tidak paham.”
“Bian membencimu … tidak ada alasan dia mengajakmu nongkrong ke cafe untuk curhat," sahut Elok dingin.
"Memang tidak, tapi dia terus saja menggangguku seolah aku adalah serangga yang perlu dibasmi karena masih saja berhubungan denganmu."
Pandji mengingat kelakuan adik Biantara yang ingin melecehkan Mika saat mereka sedang makan beberapa hari yang lalu. Setelah kejadian itu Bian mengancam akan membunuhnya di acara turnamen jika sampai mereka bertemu saat berduel di kategori umum.
"Jadi itu alasanmu menghindariku?" Tegur Elok kurang terima.
Pandji hanya diam, merasa tidak perlu membicarakan lebih jauh tentang apa yang dirasakannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Ciacia
waah ini rada sulit yaa...menyangkut hati wanita aiih dalem 🤭
2023-07-27
1
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
oh elok yg di ganggu dalbo ya
2022-10-19
0
yamink oi
up bang AL
2022-04-27
1