Pandji menyuruh barion tunggangannya melambat di tengah belantara. Nuansa hitam terlihat dimana-mana, pohon kering tanpa daun dan juga tanah retak dengan sedikit asap yang keluar dari sela-selanya.
"Tetap berjalan dan jangan pedulikan apapun!" seru Pandji pada Gia yang juga memerintahkan tunggangannya ikut bergerak lambat.
Sesuai arahan Pandji, Gia fokus hanya melihat ke depan mengikuti kakaknya. Dia berusaha tidak mempedulikan kanan kiri, menolak untuk mendengar suara-suara aneh yang belum pernah didengarnya, apalagi melirik sesuatu yang bergerak di hamparan hutan sekitarnya.
Maung putih yang membawa Gia di atas punggungnya menggeram beberapa kali, "Kenapa Alpha menahan aumannya, Mas?"
"Kita masuk ke wilayah penguasa lain, dia hanya sekedar meminta izin." Pandji mengibaskan tangan memberi isyarat agar kembali pulang. Tidak seharusnya dia membawa Giandra menjelajahi alam gaib sebelum waktunya. Terlalu banyak bayangan yang bersembunyi dalam kegelapan hutan mati itu.
Giandra yang melihat perubahan ekspresi Pandji langsung bertanya, "Ada apa, Mas?"
"Kita kembali, Gia. Ini sudah terlalu jauh, perintahkan Alpha untuk memimpin jalan pulang!"
Mengkhawatirkan Giandra dan juga mencemaskan Ibundanya, Pandji memacu barion di belakang para maung yang berlari kencang melintas hutan gelap.
Mata Pandji menajam mengawasi sekitar, selain untuk berjaga dia juga sedang mencari pusaka bertuah. Beberapa kali dia melewati siluman yang menjaga batu mustika atau pusaka sejenis keris biasa.
Benar-benar benda tidak berguna untuk menghadapi Biantara! Aku butuh sesuatu yang tuahnya setidaknya seperti tombak Ayahanda, atau sepasang pusaka penganten itu.
Tapi jika siluman-siluman itu menjaga logam mulia seperti emas dan permata, aku juga tidak akan sungkan mengeluarkan tenaga untuk menariknya.
Aku sama sekali tidak bisa menolak menjadi orang kaya!
Pandji tersenyum miring, agak sedikit khawatir dengan pola pikirnya. Dia sudah cukup punya banyak uang setelah mewarisi kekayaan Eyang buyutnya.
Tapi … tidak ada yang namanya kelebihan uang kan?
Setelah sampai depan rumah, Pandji memerintahkan barion dan empat maung untuk kembali ke tempatnya. Sementara dia membimbing adiknya untuk kembali ke dalam raga yang mereka tinggalkan di kamar. Jalan-jalan malam menemani adiknya selesai, esok dia akan berburu pusaka sendiri. Tentu saja dengan cara yang berbeda, Pandji lebih suka melintas alam dengan raganya.
Gia agak linglung setelah menyelesaikan meditasi, pengalaman pertamanya masih belum bisa dicerna dengan mudah olehnya. Dia kelelahan dan menguap karena kantuk.
"Gia pamit ke kamar dulu ya, Mas! Capek, ngantuk … besok sekolah."
"Hem …," sahut Pandji membiarkan adiknya keluar kamar dan menutup pintu.
Dengan malas Pandji menuju meja makan, mencari sesuatu yang bisa mengganjal perutnya yang kelaparan. Dia menolehkan kepala ke arah berlawanan karena mendengar suara orang berdehem. Siapa lagi yang masih hidup di waktu dini hari begini selain Ayahnya, Alaric.
Pria yang selalu menemani Pandji kecil dari tengah malam hingga subuh itu mendekat, "Sepertinya kita sudah lama tidak menghabiskan waktu malam bersama ya Mas?"
Pandji nyengir melihat gelagat aneh Ayahnya, "Pandji mau membuat sereal, apa Ayah mau kopi?"
"Sereal juga biar kelihatan muda …," celetuk Ayah Pandji seraya tertawa ringan. "Ayah tunggu di ruang kerja ya!"
Ayahanda masih saja sok keren, aku jadi merasa tersaingi. Beliau benar-benar tidak terlihat tua!
"Jangan terlalu berlebihan, Ayah!"
"Jangan terlalu naif untuk mengakuinya, Nak!"
"Jadi apa yang membuat Ayah awet muda?"
"Selikur Lanjaran," jawab Ayah Pandji kalem seraya berjalan menuju ruang kerjanya.
Ilmu tua yang terdiri dari 21 mantra kuno itu memang dahsyat, Ayahanda bahkan hanya memegang itu dalam hidupnya dan melepas ilmu lainnya.
Tapi … Beliau masih juga belum mengajarkannya padaku ataupun pada Raksa. Apa kami memang belum cukup umur atau memang ada alasan lain?
***
...Selamat Tahun Baru 2022...
...Semoga menjadi tahun penuh berkah bagi kita semua....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Hulatus Sundusiyah
waah.. aku bacanya th 2024..😃
2024-10-04
1
Atuu Salimah
ini udah 2024 mas Al ... Aku pikir artinya mas Al itu keturunan orang pintar ke 21 ,ternyata ilmu tua yang berisi 21 mantra kuno ...
2024-02-22
1
𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩
2022 aku msh dimna yak☺️
2023-07-28
1