Pandji mengajari adiknya bermeditasi seperti yang biasa dia lakukan. Duduk dalam posisi lotus adalah favorit Pandji untuk memfokuskan konsentrasi dan pernafasannya.
Sepuluh menit pertama bagi Gia yang tak pernah melakukan itu terasa berat, dia kesulitan untuk hanya fokus pada satu titik yang ditunjukkan kakaknya. Titik di antara kedua alisnya yang kata Mas Pandji akan jadi aliran energi untuk membuka mata batin.
Gia hampir putus asa dengan membuka sedikit matanya, mengintip kakaknya yang sedang diam memejamkan mata. Dia memperhatikan dengan cermat, kakaknya itu seperti sedang lelap dan sudah tidak ada nyawanya. Nafasnya sangat lemah namun teratur.
Mata Gia kembali terpejam, meniru dan kembali mengatur fokus seperti instruksi yang tadi sudah didengarnya. Masih butuh sekitar lima menit lagi saat Gia mulai bisa mengendalikan seluruh pikirannya hanya pada satu titik. Cahaya biru mulai terlihat, dan hangat mulai dirasakan Gia di seluruh tubuh.
Makin lama, makin dalam Gia terlelap hingga dia akhirnya bisa melihat kakaknya sedang tersenyum bangga.
Pandji yang sudah lebih dulu masuk ke dalam alam tak sadar menyambut Gia, "Apa begitu sulit untuk sampai sini?"
"Ini dimana, Mas? Kenapa gelap dan suram?"
"Itu karena kamu belum terbiasa."
"Apa kita sudah tidak di alam nyata lagi?"
"Iya, kita ada di alam lain. Tempat hidup para maung. Kita akan menemui harimau dalam mimpimu itu. Apa kamu siap, Gia?"
"Apa mereka galak? Suara auman mereka menakutkan, menggetarkan hati Gia," keluhnya dengan nada takut. "Apa mereka suka menggigit?"
"Tidak galak, tidak menggigit juga … kadang cuma menjulurkan lidah untuk menjilat tangan atau kaki."
Gia menatap Pandji nanar, "Gia agak takut, Mas!"
Belum selesai Gia mengeluh pada kakaknya tiba-tiba dari arah belakang Pandji sudah ada empat macan loreng yang muncul entah dari mana. Seperti sulap, mereka datang dari tempat hampa.
Gia mendelik ngeri melihat seringai empat harimau itu, taring tajam dan sorot mata nyalang melihat lurus pada Gia. Mendadak sunyi malam terbelah karena suara dahsyatnya auman mereka. Serentak empat harimau itu memposisikan diri duduk di depan Gia.
"Sentuh kepala mereka, Gia. Kamu boleh menggaruk lehernya jika sudah tidak takut," ucap Pandji santai. "Mereka sudah menyapamu dengan auman, jadi balaslah salam perkenalan itu, Gia!"
Gia yang takjub dengan takut-takut mendekati hewan gaib yang sedang menunggu untuk disapa pemiliknya. Tangan kecil Gia akhirnya menyentuh moncong maung putih yang duduk paling depan.
Gia tertawa karena menyukai sensasi yang masuk ke dalam tubuhnya, sehingga dia mengusap kepala hewan itu dan menepuk-nepuk punggungnya sebelum berpindah ke yang lain.
"Kamu bisa menaikinya, Gia! Mereka milikmu, kamu bisa menamai mereka sesukamu. Yang putih adalah pemimpinnya," ujar Pandji memberitahu.
"Ternyata mereka jinak dan lucu," sahut Gia cengengesan.
"Mereka bisa liar dan ganas saat bertarung, Gia."
Gia menyeringai lucu, dia melompat ke punggung maung putih setelah memberi aba-aba kalau dia ingin naik.
"Karena kamu pemimpin aku akan memanggilmu dengan nama Alpha." Gia berkata lantang ketika memberi nama tunggangannya, "Kamu … Beta, kamu Carli dan kamu Delta." Dia menunjuk tiga maung di belakangnya yang sepertinya langsung mengerti dengan nama yang diberikan tuannya.
Pandji siap membimbing adiknya menjelajah, lagi-lagi dia lupa kalau Gia belum mendapatkan izin dari Ibunda.
Suara auman sangat dahsyat kembali memecah malam saat harimau hitam bertanduk dengan mata merah dan seringai garang mendekati Pandji. Menggosokkan kepalanya sebentar ke tubuh Pandji sebelum Pandji melompat ke atas tubuhnya seraya memegang tanduknya.
"Mas Pandji?" Gia menatap ngeri makhluk yang jadi tunggangan kakaknya yang jauh lebih besar dari maung miliknya. "Big black panther with horns …," desis Gia menyeringai. (Macan kumbang hitam besar bertanduk)
"It's call barion, Gia. Namanya … rahasia."
Pandji tergelak lalu mengelus kepala barion miliknya memberikan perintah untuk melihat-lihat area sekitar.
"Kita berangkat sekarang, Gia!"
Dengan sigap hewan gaib itu melesat membawa Pandji, diikuti Alpha dan Gia serta tiga maung di belakangnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Oneng Satrio
mcm pasukan serigala
2024-12-20
0
Hulatus Sundusiyah
mantap gia punya 4 loreng
2024-10-04
0
𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩
Barion🤔😁 ohh oke drpda hiroloreng.
tunggangan Gia empat ABCD
Keren cwe punya tunggangan 4👉 klo reksa tunggangan nya naon.
nahh klo Reksa aku bayanginya si Rapathar🤣
2023-07-28
0