Masuk ke dalam rumah induk Pandji langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Menyalakan televisi dan menikmati acaranya dengan setengah hati. Perutnya keroncongan minta diisi.
Kenapa aku tidak menemukan buku sihir untuk makanan?
Dengan enggan dia pergi ke dapur, namun setelah mencari dan tidak menemukan apa yang disukainya, hatinya mulai merana. Pandji pergi ke rumah samping ke tempat para abdi Eyangnya tinggal, dia berharap bertemu satu orang saja yang sudi membuatkan nasi goreng untuk perutnya yang lapar setelah latihan.
Tidak bermaksud mengintip, tapi Pandji melihat Atika dalam balutan daster tipis tidurnya. Sehingga pemuda itu tidak jadi mendekat, dia hanya mengamati lekuk tubuh abdinya yang tergolong cantik itu dengan pikiran rumit.
Pandji menggaruk kepalanya yang tidak gatal, menyingkirkan semua pikiran negatif yang berseliweran dalam otak mudanya. Dia memutuskan akan menahan laparnya hingga waktu sarapan.
Cantik … seksi, enak dipandang, menggairahkan … oh tidak!
Pandji terkejut karena ada yang menyentuh bahunya dari belakang, dengan cepat dan spontan dia berbalik, membanting orang yang tangannya berada dalam cengkeraman dan menekan dadanya untuk mengunci pergerakan.
"Astaga … Mika?" Pandji secepat kilat menarik tangannya yang tepat berada di dada mika.
Kenyal, lembut, apa yang kupegang tadi itu ehm ... sialan!
Mika yang terjatuh dengan tangan melintir mengaduh keras, "Pandji … breng*sek kamu, sakit dodol!"
"Aku tidak sengaja, maaf! " Pandji membantu Mika berdiri. Wanita cantik itu merona merah, lalu mengeluh sakit pada punggungnya yang baru saja beradu dengan lantai, dia memegang Pandji minta bantuan untuk memapahnya saat berjalan.
"Kamu bener-bener keterlaluan sama perempuan!"
"Aku nggak sengaja, lagian kamu ngapain muncul nggak bilang-bilang?"
"Aku tadi lihat kamu di dapur lalu pergi kesini, kamu ngintip Atika ya?" Selidik Mika curiga.
Pandji memaki dalam hati karena aksinya dipergoki Mika. "Aku lapar dan aku mencari orang yang mau membuatkan nasi goreng."
"Lalu?"
"Aku melihat Atika, tapi aku tidak jadi minta tolong. Aku takut dia malu …," ucap Pandji tanpa ekspresi.
"Karena pakaiannya tipis jadi kamu diam-diam mengambil kesempatan untuk melihat bagian tubuhnya yang menonjol?" Tanya Mika dengan nada sewot, dia benar-benar ingin menjitak kepala Pandji yang juga tidak sengaja menyentuh dadanya.
"Apanya yang melihat? Aku tidak melihat apa-apa," elak Pandji dengan cengiran tanpa merasa bersalah.
Di ujung tangga naik kamar Mika mereka berdua berhenti. Pandji melirik ekspresi Mika yang tersiksa karena sakit punggung dan harus menaiki tangga.
"Aku tidur di sofa saja," lirih Mika mengeluh.
Pandji dengan sigap mengangkat tubuh Mika dan menggendongnya meniti tangga naik. "Kamu memang kakak yang merepotkan!"
Mika memekik pelan dan menyumpahi Pandji yang masuk ke dalam kamarnya, meletakkannya di atas tempat tidur seperti meletakkan boneka porselen cantik yang mahal harganya.
Harga dirinya merasa rendah meskipun dia memuji kalau adiknya itu bukan orang yang tidak punya rasa peduli. Matanya menyoroti wajah Pandji yang sudah mulai masuk usia dewasa.
Anak kecil ini sama sekali tidak jelek, damn … kenapa aku harus mengakui kalau dia tampan?
Mika menggerutu pelan, "Ini sangat tidak sopan, Pandji! Kamu tidak boleh masuk kamar wanita, kalau Ibunda tau …!"
"Duh … cerewet! Sudah ditolong bukannya bilang terima kasih malah ngomel, tau dah …," ujar Pandji memutus kalimat Mika tak acuh. Dia keluar kamar tanpa pamit pada Mika.
Perutnya makin lama makin tidak bisa diajak kompromi, jadi Pandji memasukkan semua toples yang berisi camilan ke kamarnya. Dia juga membawa satu liter air dingin untuk menjernihkan otaknya yang masih memikirkan benda kenyal milik Mika yang tanpa sengaja terpegang olehnya.
***
Maaf, Kangmas sama Diajeng lanjut liburan lagi hehehe…!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Hulatus Sundusiyah
Al bangeet...😃
2024-10-04
0
Ass Yfa
huh Pandji beneran keturunan Al...
2024-04-29
2
𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩
nahh dudul nya keluar kan
2023-07-27
1