Pandji baru tahu kalau Elok tidak menawarinya mampir karena ada Bian di rumahnya. Pemuda tampan 23 tahun itu duduk di teras yang terlindung pohon mangga.
Pandji mengamati sekilas, matanya menangkap bayangan hitam berdiri tepat di belakang Bian … dan itu bukan karena bias cahaya. Bayangan itu hidup meski tidak jelas bentuknya dan Pandji makin tertarik untuk menajamkan indera keenamnya.
Dimana ada cahaya, di situlah bayangan tercipta. Dimana ada terang, di sanalah gelap bersembunyi.
Pandji ingat sekali kalimat dalam buku sihir kuno yang dibacanya kemarin, kalimat rumit yang memenuhi pikirannya karena dia tidak langsung memahaminya.
Lambat laun bayangan itu berubah menjadi kabut hitam tipis yang berkumpul di atas kepala Bian. Pandji berdecak dan memiringkan kepalanya dengan takjub melihat kabut hitam itu masuk ke dalam tubuh Bian lewat tujuh lubang yang ada di kepalanya.
Mata, hidung, telinga dan mulut. Sedikit membuat Pandji bergidik karena ini pertama kalinya dia melihat Biantara dalam balutan bayangan iblis.
Sangat jarang orang yang mampu menguasai ilmu seperti itu, hal tersebut disebabkan bakat dan darah murni adalah salah satu syarat sempurnanya ilmu dari alam kegelapan itu.
Baiklah, aku mengerti kenapa kau begitu arogan, Biantara! Ada kegelapan yang bersemayam dalam dirimu, kegelapan yang memberikanmu kekuatan di atas manusia rata-rata.
Pandji kembali melihat jalan dan melajukan mobilnya perlahan, dia menyadari Bian memperhatikannya, dan karena itu juga Pandji menoleh sebentar untuk sekedar menyapa dengan beradu tekanan aura.
Setelah kontak dengan Bian hilang, pemuda berkulit putih itu menahan jengkel saat membaca pesan yang masuk dalam ponselnya. Mika dengan seenaknya minta dijemput di kampus, di gedung paska sarjana yang lumayan jauh dari rumah Elok.
Itu membuat rencana Pandji untuk berangkat latihan sore di kesatrian akan terlambat.
Pandji tidak mau bertanding lagi dengan ayahnya tengah malam nanti, dia masih lelah dan tidak punya senjata. Mengingat seringai penuh ledekan ayahnya, hati Pandji masih kesal. Dan dia melampiaskan kekesalannya itu pada Mika.
"Kamu kalau nggak bikin repot bisa nggak?"
Mika melongo, baru saja masuk mobil dia disambut ucapan pedas adiknya. "Oh jadi kamu nggak ikhlas jemput aku? Baiklah, nanti aku bilang ke Ibunda kalau kamu kemarin malam mengintip Atika dan juga masuk ke dalam kamarku."
"Bagus," gerutu Pandji, dia tampak tidak percaya dengan ucapan Mika. Sangat yakin kalau Mika tidak akan membuka aibnya pada Ibundanya.
Mika mengerling dan tersenyum sendiri, dia senang Pandji percaya padanya. "Jadi … apa yang membuatmu bad mood hari ini?"
"Tidak ada, kamu kan tau kalau sore ini aku harus latihan. Kamu membuatku harus bertanding dengan ayahanda lagi malam nanti," sinis Pandji.
"Harusnya kamu pulang naik taxi online, bukan merepotkan orang lain!"
Mika tertawa ringan, "Kamu bukan orang lain, jadi memang aku harus merepotkanmu. Pertama, kamu sudah membanting dan membuatku sakit punggung. Kedua …."
Pandji menutup sebelah telinganya dan menggeleng, memutus kalimat Mika yang bisa saja sangat panjang dan menyakiti pendengarannya. "Dasar pendendam!"
“Bukan begitu, anggap saja itu bayaran untuk tutup mulut.” Mika tergelak melihat Pandji mendelikkan mata padanya.
Pandji diam sesaat sebelum bertanya dengan bimbang, "Kamu satu fakultas sama Bian ya?"
"Oh tetangga kita yang rupawan itu? Kadang nggak sengaja ketemu sih, kenapa emangnya?" tanya Mika kalem.
"Aku tadi melihatnya di rumah Elok, auranya …," ucap Pandji tertahan.
Mika menoleh ke arah Pandji, memasang wajah datar saat bicara, "Hitam … aku sudah melihatnya, akhir-akhir ini makin kuat. Rasanya ada kenaikan level tenaga."
"Kamu membacanya?" tanya Pandji
"Ayolah … jangan menganggap skill eyes ini tidak berguna. Aku bahkan bisa membaca dengan tepat ke dasar jiwanya, dia pria licik yang terbungkus kedok kebaikan."
Mika menelengkan kepala khawatir sebelum melanjutkan, "Ada bayangan gelap tersembunyi di dalam tubuhnya."
Pandji menghembuskan nafas berat, diam-diam dia mengeluh.
Apa artinya aku harus mulai waspada dengan Biantara?
***
...Lanjut liburan lagi teman-teman! Tahun barunya gak ada perubahan, tetap tanggal 1 Januari. ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Ojjo Gumunan, Getunan, Aleman
jeneng prmaine apik2 yoo
termasuk Dalbo 😂
2022-10-19
1
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
next
2022-03-11
3
Erinda Dwi Wulandari
novel sebagus ini.....kok dikit ya yg nge like....pada kemana ya...🤔
2022-03-09
3