Langit biru tanpa awan perlahan berubah menjadi kemerahan, menunjukkan senja telah tiba. Pandji mendongak dan mengakhiri latihannya dengan perasaan tidak puas. Dia datang terlambat sehingga tidak maksimal menggunakan waktu yang tersedia.
Tekadnya mulai bulat setelah melihat Biantara di rumah teman kecilnya tadi, Pandji tidak ingin terlihat konyol saat menghadapi Bian di turnamen. Meskipun dia tidak menang setidaknya Pandji tidak terlalu memalukan.
Sebenarnya Pandji tidak memikirkan menang atau kalah, dia tidak peduli dengan gelar juara atau jagoan yang akan disematkan untuknya. Yang dipedulikan Pandji adalah Ibundanya, dia tidak mampu menolak apapun yang diperintahkan orang yang melahirkannya itu. Pandji tidak ingin Ibunda ikut sedih atau malu jika dia tidak serius dalam mengikuti kejuaraan bela diri antar perguruan yang akan berlangsung.
"Pakde … saya lupa bawa minum," kata Pandji sopan, meminta air pada pengurus kesatrian untuk melepaskan rasa hausnya.
Pria yang dipanggil Pakde Noto oleh Pandji itu bergegas memberikan satu gelas besar air, "Monggo!" (Silahkan!)
Selesai menghabiskan minumnya Pandji bertanya, "Apa semua undangan sudah disebar, Pakde?"
"Sudah ada 32 kesatrian yang mendaftarkan diri, Mas. Kalaupun ada tambahan, mungkin hanya tiga. Dalam setahun terakhir hanya ada tiga perguruan baru, kita juga mengundang mereka … hanya saja belum ada tanggapan."
Kategori umum yang akan diikuti Pandji dibatasi umur minimal 17 tahun dan paling tua 27 tahun. Sementara aturan lain yang berhubungan dengan kompetisi akan diumumkan saat technical meeting, yaitu dua hari menjelang turnamen digelar.
Putra Ganendra adalah tuan rumah untuk acara besar yang diselenggarakan tahun ini, oleh sebab itu Pandji tidak bisa tidak peduli karena kesatrian ini adalah miliknya meskipun dia menyerahkan semua kepengurusan pada Pakde Noto.
Memasang wajah kurang puas Pandji bertanya, "Apa pesta penyambutan peserta dilakukan di sini, Pakde?"
"Tidak, Ibunda Mas Pandji mengatakan acaranya di rumah, karena sekalian akan merayakan ulang tahun Mas Pandji yang ke-17," jawab pria paruh baya itu lembut.
Pandji yang merasa terkejut memijit keningnya, dengan ekspresi sakit kepala dia merutuk dalam hati.
Oh tidak … Ibunda pasti sedang bercanda, aku bahkan benci keramaian pesta!
Dalam bayangan Pandji, bertemu seluruh peserta bukan hal yang menyenangkan. Baginya, menghabiskan waktu di perpustakaan atau berlatih sendiri di dalam kamarnya jauh lebih berguna daripada menghadiri acara sosial seperti itu.
"Apa ayahanda tidak mengatakan apapun soal senjata, Pakde? Apa saya harus melawan mereka yang memegang pusaka dengan tangan kosong saat turnamen nanti?" keluh Pandji prihatin dengan dirinya sendiri.
"Beliau hanya mengatakan Mas Pandji akan siap bertarung kapan saja."
Ayah! Terlalu!
Dengan raut kecewa Pandji pamit pada ketua kesatrian, hari sudah gelap saat dia meninggalkan tempat berlatih itu. Banyak hal yang sedang dipikirkan olehnya, salah satunya adalah mendapatkan senjata pusaka secepatnya.
Pandji tidak mungkin melawan Biantara dengan tangan kosong, meskipun dia menguasai sihir dua elemen dengan baik, tetap saja akan lebih baik lagi jika dia juga punya senjata tambahan.
Memikirkan Damar Jati dan Asih Jati, sudut bibir Pandji terangkat. Otak kreatifnya berjalan cepat, kalau dulu ayahnya bisa mengubah cundrik milik Ibundanya menjadi jimat yang membelenggu kekuatannya selama 10 tahun, dia pasti bisa mengubah pasangan keris pengantin itu menjadi dua buah pedang.
Malam ini, Pandji akan meminta maaf pada Ayahnya. Selanjutnya dia akan membujuk pria yang kemarin menghajarnya saat latihan itu untuk menyerahkan pusaka penganten yang dulu pernah ditolaknya.
Dengan mengubah keris menjadi pedang, aku tidak akan terlihat kuno! Aku akan tampak keren saat berdiri menghadapi Biantara nanti hehehe ….
Pandji membayangkan Ksatria Dua Pedang dalam anime favoritnya itu adalah dirinya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩
klo mas panji ksatria dua pedang
klo Gura Kawini pendekar dua pedang😛😛😁🙏
2023-07-27
1
Ridho Edo
bagus
2023-07-04
0
Siti Mushbihah
boleh ketawa yah mas panji. oh iya. knp gak pake senjata waktu kek kecil itu aja. yg besi2 kek naruto. kan aman tu d jadiin es gak hancur. asal jgn d jadiin api aja.
2023-05-19
1