Pandji mengemudi perlahan dengan Mika yang duduk anteng di sebelahnya, menyusuri jalan-jalan padat menuju pusat kota. Pandji memang niat berbelanja.
Dengan warisan yang tidak mungkin habis sepanjang umurnya, Pandji hidup dengan sangat nyaman dan tentu saja seenaknya. Parahnya eyang buyutnya sama sekali tak pernah meributkan tingkah nakal Pandji.
Putra pertama Alaric dan Selia yang dirawat penuh oleh eyang buyutnya memang memiliki kondisi berbeda. Itu yang menjadikan alasan dia memiliki kebebasan menentukan apa yang dia inginkan.
Dulu Pandji kecil sering menghilang jika kesal. Bahkan dia pernah semalaman tidak pulang, membuat keluarga besarnya kelabakan menyisir kampung bersama warga, polisi dan aparat keamanan.
Tentu saja tidak ada yang mampu menemukan Pandji selain ayahnya. Dengan sabar sang ayah terpaksa menjelajahi alam tak kasat karena merasakan energi anaknya ada di sana. Pandji kecil memang ditemukan ada, dia sedang bermain 'berburu kelinci' bersama teman-teman gaibnya.
Ayahnya membawa Pandji keluar melintasi dua dunia untuk kembali ke alam nyata. Alam dimana Pandji seharusnya berada.
Dalam usianya yang relatif muda Pandji sudah punya kemampuan untuk menyeberangi dimensi gaib. Bukan hanya sukmanya, tapi dia mampu pergi bersama raganya. Aneh dan menakjubkan bagi sebagian orang, tapi mengerikan dan menakutkan bagi sebagian lain termasuk sang eyang buyut.
Kejadian itu membuat eyangnya memberikan semua kebutuhan dan apapun yang Pandji inginkan asalkan Pandji tidak menghilang.
"Kamu mau makan apa, Mika?"
Pandji berhenti di sebuah restoran dan sedang memesan menu. Mika menyebutkan apa saja yang dipesannya tanpa merasa sungkan. Sudah biasa Pandji bersikap seperti itu padanya.
"Vegetarian, porsi lapar." Kata Pandji pada pelayan restoran langganannya tersebut, dia juga memesan dua gelas jus jeruk untuk dirinya sendiri.
Mika menggelengkan kepala ringan, masih saja takjub dengan Pandji yang tidak mau memakan 'sesuatu' yang asalnya bernyawa.
Kebiasaan yang dibawanya sejak dari dalam kandungan.
"Try this, little brother!" (Coba ini, adik kecil!) Mika menyodorkan paha ayam bakar ke arah Pandji, hampir menyentuh mulutnya.
Pandji mengendusnya sebentar untuk selanjutnya menggeleng, mengambil tempe mendoan dan mengunyahnya dengan nikmat tanpa rasa iri sedikitpun pada Mika.
"Aku lebih menyukai apapun yang berasal dari tumbuhan, mereka memberiku energi alam, memiliki sifat dingin di badan juga menyehatkan," terang Pandji kalem.
Mereka melanjutkan makan dengan mengobrol ringan, hingga muncul seorang pemuda yang lebih tua tiga tahun dari Pandji mendekati mereka. Dilihat dari penampilannya dia bukan orang dari kalangan biasa.
"Hemm … jadi dia ini pacarmu?" Tanya pemuda itu pada Pandji dengan tatapan melecehkan Mika.
"Jangan ganggu aku," jawab Pandji dingin. Dia sedang tidak ingin bermain-main dengan tetangganya itu.
Pemuda itu tertawa mengejek, dan dengan cekatan dia berani mengulurkan tangan berusaha menyentuh dagu Mika. Tapi tangan itu hanya menggantung, tidak pernah sampai pada dagu lancip perempuan cantik itu karena Pandji menepuk ringan punggung pemuda itu.
"Sebaiknya kau berlutut dan minta maaf pada kakakku!"
Pemuda itu langsung menekuk kaki hingga lututnya menyentuh lantai, membungkuk 45 derajat dengan kedua tangan di dada, dengan gemetar dia meminta maaf pada Mika.
"Ampunilah kelancangan saya, Mbakyu!"
"Mbakyu?" Gumam Mika menyeringai lucu.
Pemuda itu menatap lesu pada Mika karena tidak mampu melawan gravitasi bumi tempatnya berlutut, dia baru bisa berdiri dan pergi setelah Pandji menyuruhnya.
Mika melotot penuh tanya pada Pandji yang sedang garuk-garuk kepala. "What the heck are you doing, Pandji?" (Apa-apaan kamu, Pandji?)
"Sebagai keturunan Ganendra kamu tidak berpikir kalau aku sampai tidak punya kemampuan seperti itu kan?" Pandji melengos melihat luar restoran dengan wajah bosan.
Jangan bilang aku tukang sulap atau tukang sihir! Itu hanya gendam biasa!
Terkadang seseorang mendapatkan langsung beberapa skill dari sejak dilahirkan. Itu yang disebut skill bawaan anugerah dari Tuhan. Sementara seseorang yang lain perlu belajar dan berguru dulu untuk mendapatkan skill dengan hasil mengecewakan.
Rasanya tidak adil Pandji lahir dengan begitu banyak keistimewaan, sementara Mika hanya mendapatkan satu.
Magical Eyes tidak berguna!
Mika mengeluh setelah melihat kemampuan sihir pikiran milik Pandji.
***
...SEKAPUR SIRIH...
Selamat datang di petualangan Mas Pandji!
Ini adalah cerita fiksi biasa, tidak ada unsur sengaja untuk menyinggung pihak manapun. Jika ada nama atau kejadian yang sama, itu hanya kebetulan saja.
SATRIO PAMUNGKAS bisa dibaca terpisah atau dibaca setelah SELIKUR LANJARAN (Perjalanan spiritual Ayah) dan RHAPSODY CINTA SELIA (Perjalanan spiritual Ibu).
Big thanks untuk ALLOVER yang sudah mengikuti dari awal perjalanan keluarga Pandji di SANTET 40 HARI. Semoga cerita ini masih menarik meskipun dikemas dengan sedikit berbeda.
Btw … Mas Pandji akan di-update kembali setelah ganti tahun ya teman-teman! Kangmas mau ngajak Diajeng liburan dulu hehehe….
...Cium jauh ~ Al...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 180 Episodes
Comments
Hulatus Sundusiyah
putrane mas Al to...
cucune p andric n bu dinara..
hala dalaah...
semangat thor...
2024-10-04
1
Kristiana Subekti
oooo ternyata masih sambungan nya Mas Al tooo 👏👏👏
2024-08-28
0
Al Fatih
aq malah belum baca kisah cinta selia,, mamanya Pandji 🤭,, kesana dulu yaa kayaknya
2024-08-28
1