"Iya," Duke Marcello tersenyum. "Aku akan menemui mu, secepatnya."
Dengan antusias Keyna mengangguk, beberapa kali Keyna menoleh ke belakang dan tersenyum, rasanya, begitu enggan untuk berpisah. Ia sangat merindukannya, berharap Metteo akan menemuinya.
Dengan berat hati Keyna memasuki keretanya di ikuti pelayan Lily. Ia melihat dari jendela kaca, memandang bangunan kediaman Duke yang begitu megah. Ia akui, Duke Marcello sangat kaya, bahkan rumah itu tak sebanding dengan kekuasaan Duke. Namun ia merasa miris dengan kekasihnya yang di buang begitu saja tanpa kesengajaan.
Sedangkan Duke Marcello, ia mencari keberadaan Duchess Natalie, yang di cari malah duduk santai di rumah kaca dan mencicipi teh.
"Duchess!"
Duchess Natalie menaruh teh yang ia minum ke atas meja itu.
"Emmm, sedang apa Duchess?" rasanya ia tidak memiliki sebuah kalimat yang sesuai.
"Lagi santai," sahutnya. "Sudah pulang tamunya?"
"I-iyaaa.... " Duke Marcello menjawab dengan gugup.
"Nyonya! mari saya obati tangan Nyonya," ujar pelayan Lilly yang membawa sebuah nampan. Pelayan Lily berjongkok, dia meraih tangan kanan Duchess Natalie. Kemudian mulai mengobatinya dengan kapas yang telah di tetesi oleh obat.
"Tangan mu kenapa Duchess?" Duke Marcello bersuara, ada memar di tangan Duchess yang tidak ia ketahui.
"Tamu yang tadi Tuan, wanita itu mengguncang tubuh Nyonya dan menggenggam erat kedua tangan saat tahu Tuan sakit. Sepertinya dia sangat khawatir Tuan," ujar pelayan Lilly. Sedangkan Duchess Natalie menikmati sentuhan obat yang mengenai kulitnya.
Duke Marcello memandang Duchess Natalie yang terlihat santai, seharunya wanita itu menanyakannya dan marah padanya atau meminta penjelasannya. Bukankah seorang istri akan cemburu jika di khawatirkan oleh wanita lain?
"Biarkan aku saja yang mengobatinya." Duke Marcello menawarkan, namun penolakan dengan nada ketus yang ia dapatkan.
"Tidak perlu! tangan ku tidak akan patah."
Duke Marcello tak mengindahkan, dia berpindah tempat duduk di samping Duchess Natalie. Mengambil kapas putih itu kemudian menetesnya dengan cairan obat. Duke Marcello meraih tangan kiri Duchess Natalie.
Merasa risih, Duchess Natalie menarik tangannya. Namun Duke Marcello malah menariknya kembali. "Tidak perlu!" Duchess Natalie kembali menarik tangannya.
"Tangan mu tidak akan patah, kan. Jadi biar aku yang mengobatinya."
Pelayan Lilly telah menyelesaikan tugasnya, ia berdiri di samping Duchess Natalie.
"Apa Duchess tidak ingin tahu siapa wanita yang datang itu?"
"Aku tahu, wanita itu mengaku Duke pernah menolongnya."
"Hem..." Hanya dengusan kecil yang ia keluarkan.
"Tak bisakah Duke berhati-hati," ujar Duchess Natalie kesal.
"Maaf Duchess!"
Duke Marcello mendongak, kedua mata itu saling bertemu. Dada Duke Marcello seakan di pompa dengan cepat, aliran darahnya seakan hangat. Kedua mata indah itu membuatnya enggan mengkedipkan matanya.
ehem
Duke Marcello langsung menunduk dan melanjutkan pekerjaannya.
"Duke! apa hubungan mu dengannya aku tidak tahu dan aku tidak mau tahu." Duke Marcello menghentikan tangannya yang mengolesi Duchess. Perkataannya menohok hati yang tengah khawatir itu.
"Terserah Duke mau apa?! Duke sudah bebas dan aku membebaskan Duke. Begitu pun dengan ku."
Dua kali perkataan itu langsung menembus ke dalam hatinya. Benar, ia sebagai Duke Marcello hanya status dan dirinya adalah Metteo. Semua bukan miliknya.
"Aku tidak peduli Duke mau dengan siapa? mencintai siapa? yang jelas, bukan urusan ku." Duchess Natalie menarik tangannya. Sedangkan Duke Marcello wajahnya langsung panas di tambah hatinya.
"Aku banyak kerjaan, dokumen yang belum aku selesaikan. Aku ke ruang kerja dulu."
Duke Marcello bergegas melangkah, sejenak ia memegangi dadanya yang berdebar-debar dan ada rasa sakit di hatinya.
"Ini tidak benar."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Siti solikah
metteo mulai suka duchess natalie
2025-03-03
0
Jarmini Wijayanti
lanjut
2024-09-10
0
Sulati Cus
duke marcelo aja yg ceroboh menyuruh adiknya gantiin dia, apa dia g mikir akibatnya krn cinta berasal karena biasa yg tersakiti matteo dan duches
2022-02-16
1