Sekuat tenaga ia menahan gemuruh di hatinya, menahan petir agar tidak meledak saat belum waktunya. Duke Marcello menatap sejenak, ia pun melangkah pergi tanpa memperdulikan wanita yang sedang mengeluarkan taringnya itu.
Duchess Natalie memukul melayangkan tangannya di udara, ingin sekali ia *******-***** laki-laki yang sudah meninggalkannya itu.
"Aku ingin sekali memukul es keliling itu," ujarnya.
"Duchess!"
Dari arah pintu terlihat seorang yang berlari dengan wajah pucat. Dia berlari menghampiri Duchess Natalie. "Apa Nyonya baik-baik saja?" tanya pelayan Lily khawatir.
Duchess Natalie begitu malas untuk menjawab, hawa di tubuhnya belum keluar. "Duke!!!!" Teriakan itu menggema di ruangnya hingga menembus ruang kerja Duke Marcello. Jelas saja laki-laki itu tersentak, belum hilang keterkejutannya di tambah lagi teriakan Duchess Natalie yang membuat jantungnya seakan copot.
"Itu suara Nyonya," ujar Kesatria Erland.
Duke Marcello mabuk kepayang, ia baru tahu, sisi dari istri kakaknya yang memiliki sebuah suara dan bisa meledakkan seisi kediaman Duke.
"Wanita itu benar-benar, bisa-bisanya kakak jatuh cinta padanya. Aku beruntung tidak menyukai wanita seperti itu."
"Jangan berkata seperti itu tuan, bisa saja nanti Tuan malah berpaling dan mencintai nyonya," sanggah Kesatria Erland tidak terima. Ia berkerja untuk Duke Marcello bukan untuk Metteo.
"Heh, aku tidak akan menyukainya. Jangan bermimpi!"
"Jangan menyalahkan mimpi, bisa saja mimpi itu akan menjadi nyata dan saat itu Tuan akan merasakan betapa sakitnya melihat orang yang telah pergi."
Duke Marcello mendengus kesal, percuma saja ia berdebat dan kenyataannya dia akan kalah. Lebih baik ia diam dan mengalah, bukankah orang waras banyak mengalah.
Brak
Wajah Duke Marcello bak patung pecah, baru saja suaranya, lantas sekarang apa yang harus ia dengarkan.
"Duke! katakan pada ku alasannya!"
"Nyonya!" pelayan Lily menenangkan sang majikan yang begitu emosional. Setelah bangun dari komanya, emosi majikannya tidak stabil.
"Heh! biarkan aku mendengarkan alasannya! aku ingin bebas,"
Duke Marcello yang tahan akhirnya membuka pintu itu dan menatap tajam. Baru saja ia bertengkar dan sekarang harus bertengkar lagi. "Aku akan mengatakannya saat waktunya sudah tepat!"
"Jangan mengulur waktu! katakan saja! hati ku bukan karung goni yang siap menampung atau menunggu penjelasan Duke!"
"Sir Erland, antarkan Duchess ke kamarnya. Jika masih berontak, ikat saja atau kunci kamarnya."
brak
"Dia pikir siapa?"
Kesatria Erland pun menunduk lesu. "Silahkan Nyonya!" Kesatria Erland menggiring sang majikan menuju ke kamarnya.
"Sir Erland, kamu pasti tahu alasannya bukan? selama ini kamu yang dekat dengannya," ujar Duchess Natalie. Bisa saja Kesatria Erland tahu tentang Duke Marcello.
"Maaf Nyonya saya tidak tahu,"
"Kamu berbohong, Sir Erland! hubungan kalian dekat sangat dekat."
"Maaf Nyonya saya tidak tahu, selamat malam Nyonya!" Sir Erland membukakan pintu kamar Duchess Natalie, mempersilahkan wanita itu masuk dan beristirahat.
Argh
"Sial!"
Seandainya Nyonya tahu bahwa dia bukanlah Duke Marcello yang asli, pasti Nyonya akan lebih sakit hati.
Kesatria Erland pun meninggalkan kamar Duchess Natalie.
Ketiga majikannya harus terjebak dalam cinta yang rumit, cinta tak seindah apa yang ia pikirkan, di antara mereka harus ada kata rela dan bahagia.
Duchess Natalie memegang pagar pembatas balkom itu, memejamkan matanya. Berharap semua masalahnya akan selesai dan ia bisa hidup bebas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Jarmini Wijayanti
huh lanjut
2024-09-10
0
Lasmawati Fikri
maaf aku of ☺☺☺
2022-04-14
0
mel
lah dia kan udah tau🗿
2022-01-03
0