Dia Berbohong

Duke Marcello melangkah ke luar dan menunduk, pertengkaran tadi, sukses membuat hatinya tak menentu. Ia menghentikan langkah kakinya, matanya melirik ke kanan, kemudian lehernya memutar. Di tatapnya wanita yang jauh dari pandangannya, sebuah beban yang tak pernah ia rasakan. Kemarahan di matanya, air mata yang keluar itu.

Duke Marcello menyilangkan kedua tangannya di belakang punggungnya, menatap seorang wanita yang masih memakai gaun putih itu.

Seandainya tadi, ia mengontrol emosi. Pertengkaran tadi tidak akan terjadi. Seandainya saja ia membiarkan Duchess memakaikannya dan membuat gaun yang lain untuk Keyna, karena Emosi ia harus melupakan hati kakak iparnya.

"Maafkan aku, Kak."

"Apa Tuan ingin menghampiri Nyonya?"

"Tidak! dia pasti kecewa. Aku ingin berpamitan, tapi aku takut untuk menemuinya."

"Baik Tuan."

Duchess Natalie menoleh ketika menangkap langkah kuda yang tak jauh darinya. "Dia, aku benar-benar membencinya."

Sedangkan dari jauh, seorang pelayan tergesa-gesa keluar. Lagi-lagi ia harus melaporkan pada majikannya.

Hanya butuh beberapa jam, pelayan laki-laki itu memasuki sebuah kediaman.

"Tuan."

Laki-laki itu memberikan hormat. Dia mengangkat kepalanya, menatap seorang laki-laki yang tengah duduk bersantai di ruang tamu.

"Apa terjadi sesuatu pada Duchess?"

"Saya melihat Nyonya Duchess bertengkar dengan Tuan Metteo, permasalahannya tentang gaun. Tuan Metteo memesan gaun untuk kekasihnya, namun Nyonya Duchess meminta gaun itu pada Nyonya Lolita, mungkin Duchess tidak tahu dan memaksa Nyonya Lolita memberikannya. Saya yakin Nyonya Lolita tidak tahu dan menyangkan gaun itu untuk Duchess."

"Metteo!" Duke Marcello bertambah murka. Tunggu beberapa bulan lagi. Ia harus bersabar, Dokter sudah mengatakan bahwa ia akan sembuh untuk beberapa bulan ke depan. Demi Duchess, ia akan sembuh dan membuatnya tersenyum. Ia tak menyangka adiknya satu-satunya, harapannya. Malah membuat wanita yang ia cintai terluka. Seandainya, ia melakukan hal yang sama pada kekasihnya. Sudah di pastikan, Metteo akan merasakan apa yang ia rasakan.

"Kamu pesankan gaun pada Nyonya Lolita. Bawa gaun itu ke kediaman Duke. Bawakan berwarna putih, biru dan merah."

"Baik Tuan."

"Satu lagi, berikan ini padanya." Duke Marcello melangkah menuju lemari. Ia membuka salah satu pintu lemari itu. Lalu memberikan sebuah kotak beludru biru.

"Berikan ini padanya, sudah lama aku ingin memberikannya." Duke Marcello mencium kotak itu, kemudian menyerahkannya pada pelayan laki-laki itu.

Pelayan laki-laki itu menerimanya dan memberikan hormat.

"Aku harap kamu menyukainya Duchess."

Setelah melaksanakan perintah majikan, pelayan laki-laki itu telah sampai di kediaman Duke. Ia langsung menuju lantai atas, menaruhnya di atas nakas, dekat dengan ranjang Duchess.

Sedangkan di sisi lain.

Duchess Natalie merasa aneh dengan apa yang ia lihat. Seorang pelayan laki-laki yang ia yakini pelayan dari kediaman Duke sedang memasuki sebuah toko dan toko itu adalah toko Nyonya Lolita. Karena penasaran ia pun menanyakannya pada Nyonya Lolita dan wanita itu dengan jujur mengatakan bahwa laki-laki itu memesan gaun untuknya.

Setelah berfikir yang sangat panjang, ia merasa ada yang mengganjal. Duke Marcello sedang keluar tidak mungkin laki-laki itu menyuruh seorang pelayan memesan pakaian. Apa yang ia lihat hari ini sesuatu yang sangat memicu pikirannya.

"Nyonya! Sudah sore," ujar pelayan Lily. Tidak biasanya majikannya itu keluar dari pagi sampai menjelang sore.

"Ah, iya... Ayo!"

Duchess Natalie sampai di kediaman Duke, ia memasuki kamarnya, menumpas lelah dengan merebahkan tubuhnya. Menatap langit-langit kamarnya

"Lily, kamu panggil pelayan tadi."

"Maksudnya Nyonya pelayan laki-laki itu."

"Iya, aku ingin bertanya padanya."

Tanpa sengaja, kedua matanya melihat ke arah nakas. Sebuah kotak beludru berwarna biru. Ia langsung beringsut duduk dan menyambar kotak itu.

Duchess Natalie membuka kotak itu, kemudian menutupnya. Sebuah kalung dengan mutiara berwarna biru dan berbentuk love. Di dalam kotak itu tertulis sebuah surat.

'Selamat Musim Dingin. Aku Menyayangi Mu'

Sebuah ucapan yang sederhana, namun menggertakan hatinya. Ia terharu, Duke Marcello masih mengingatnya. Setiap Musim berubah, Duke Marcello akan memberikan sebuah hadiah.

"Nyonya, saya sudah membawanya."

Laki-laki itu memberikan hormat, kepalanya menunduk lekat. Ia sangat takut jika kebohongannya terbongkar.

"Aku tidak akan berbasa-basi lagi, kamu yang memesan gaun itu?"

"I-iya Nyonya."

"Kapan Duke menyuruh mu?"

"Ke-kemarin."

"Jam berapa?"

"Jam .... Jam delapan Nyonya."

"Pergilah!"

Duchess Natalie kembali mengingat pada jam delapan.

Jam tujuh pagi, ia dan Duke Marcello telah selesai sarapan pagi. Sedangkan jam delapan adalah arena pertengkarannya dengan Duke Marcello. "Dia berbohong!"

Terpopuler

Comments

Jarmini Wijayanti

Jarmini Wijayanti

itu duke yang asli yang pesen

2024-09-10

0

Titis Setiyowatiu7

Titis Setiyowatiu7

yg slh itu Duke yg asli knp cba dya bhongin duhcess

2021-12-29

5

⍣⃝⃞🌈ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ★᭄᭄R⃟нǟᰔᩚянǟ☯︎⃟࿐❥

⍣⃝⃞🌈ᶫᵒᵛᵉᵧₒᵤ★᭄᭄R⃟нǟᰔᩚянǟ☯︎⃟࿐❥

E N D
🚶‍♀️🚶‍♀️🚶‍♀️

2021-12-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!