"Kebebasan harus aku perjuangkan." Gumam sang Duchess, ia membuka matanya dan melihat ke bawah, mengedarkan penglihatannya. Tiba-tiba sebuah bayangan melintas di depannya, dimana ia bisa melihat seorang laki-laki tengah mengejar seorang wanita.
"Duchess!"
Dia kembali melihat ke arah lain, lagi-lagi ia harus melihat sepasang kekasih yang bermesraan.
"Sebenarnya apa yang terjadi? ini misteri bagi ku."
"Aku harus menemukan bukti, bahwa dia bukanlah Duke, tapi bagaimana? kalau aku bersikap judes dan bersikap waspada. Jelas aku tidak akan menemukan celah untuk menemukan buktinya."
"Aha!" Duchess Natalie tersenyum, kali ini mungkin ia harus mengorbankan harga dirinya. Anggaplah, ia berterima kasih pada Duchess Natalie yang asli. Ia harus menemukan celahnya. Seandainya dia memang Duke yang asli dengan menemukan bukti, Duke Marcello akan menyetujui penceraian itu, tapi jika bukan.
Keduanya menatap tajam seraya mengepalkan tangannya. "Aku ingin mengebirinya."
Duchess Natalie menaikkan salah satu alisnya, ia melihat dua orang wanita keluar dari kereta, kedua wanita itu pun bercakap-cakap dengan seorang pengawal dan ia rasa sang pengawal mengantarkan kedua wanita itu untuk bertemu dengan Duke.
"Siapa mereka?"
"Aku harus mencari tahu."
Duchess Natalie pun keluar, ia berjalan ke ruang kerja Duke. Dari jauh ia melihat kedua wanita itu masuk dan pintu itu pun di tutup.
"Apa aku masuk saja?"
"Tapi aku bakalan ketahuan?"
Tidak hilang akal, Duchess Natalie menuju teras depan. Ia melihat balkom depan berdekatan dengan balkom ruang kerja Duke Marcello.
Mengelus dadanya, melihat ke bawah yang lumayan tinggi. Ia menaiki pagar pembatas itu, berjalan bergeser dengan menempel ke dinding, tubuhnya tegap dan kedua matanya melihat ke langit-langit.
"Jangan melihat ke bawah."
Duchess Natalie meremas pembatas pagar balkom itu, ia menaiki pagar itu dan turun secara sempurna. Tubuhnya merapat ke dinding, mencuri celah agar melihat ke dalam.
Terlihat Duke Marcello berbicara serius dengan kedua wanita itu.
"Tuan, maaf mengganggu. Gaunnya sudah siap!"
"Ah, iya besok pagi aku akan kesana untuk mengambil Gaunnya," ujar Duke Marcello. Beberapa hari yang lalu dia memang memesan gaun untuk Keyna dan menyuruh Nyonya Lolita melaporkan jika sudah selesai dan hari ini ia sudah mendapatkan jawabannya.
"Kenapa tidak langsung saya kirimkan saja agar Duke tidak perlu repot."
Duke Marcello seakan gugup, ia tidak mungkin menyuruh Nyonya Lolita untuk mengirimnya kekediaman Duke, rasanya tidak mungkin. Ukuran tubuh mereka tidak akan sama.
"Tidak perlu, aku sendiri yang akan membawanya."
"Oh pasti Duke ingin memberikan hadiah pada Nyonya, Duke sangat mencintai Nyonya."
Cinta yang licin mungkin
"Ah iya."
Senyumannya saja tidak tulus, apa wanita itu tidak melihatnya
"Sebenarnya untuk siapa gaun itu? tidak mungkin untuk ku."
"Ah iya, terima kasih Nyonya."
"Sungguh kehormatan bagi saya bisa melayani Tuan Duke." Wanita itu tersenyum kemudian berdiri, ia sudah selesai dengan urusannya."
"Terima kasih waktunya Tuan Duke dan maaf mengganggu."
Duke Marcello berdiri dan bernafas lega.
Duchess Natalie bergegas pergi, namun bayangannya terlihat oleh Kesatria Erland dan membuatnya curiga. Kesatria Erland pun langsung ke arah balkom, namun di sana ia tidak menemukan siapa. Ia mengeliling balkom itu dan melihat ke bawah, namun tetap tidak menemukan siapa-siapa.
"Aneh."
Kesatria Erland pun kembali masuk, sementara di bawah balkom terlihat seorang wanita yang telah menggantung bagaikan kelelawar.
"Orang itu, pendengarannya bagaikan kelelawar saja. Untung aku mendengarkan panggilan Duke, tangan ku sakit sekali."
Keringat membasahi dahinya, ia melihat ke bawah. Namun tidak mungkin naik ke atas, kedua telapak tangannya basah, percuma ia memanjat tangannya sudah licin.
"Baiklah tidak ada pilihan."
Bruk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Jarmini Wijayanti
Duchess sangat lincah ☺☺☺☺☺
2024-09-10
0
Wahyu
duchess yang bar bar🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭
2021-12-24
9
Mimi Coco
pilihan bagus jatuh kebawah Hehehe
2021-12-24
0