Mengacaukan

Duchess Natalie menggigit bibir bawahnya agar tidak mengerang, sungguh sial kehidupannya kali ini. Tidak mendapatkan cinta malah di tambah luka fisiknya.

"Sial!" rutuknya.

Dia memegangi kaki kanannya, memeganginya, menekannya, sakitnya dari ujung kaki sampai ke ujung rambut.

"Gara-gara Duke, awas saja kau." Geram Duchess Natalie.

Seorang pengawal yang melihat Duchess Natalie, segera dia berlari dan memberikan hormat. "Nyonya Duchess!"

"Bantu aku berdiri," pinta Duchess Natalie. Dia menjulurkan tangannya.

Sang pengawal pun dengan sigap membantu sang Duchess dengan menggenggam tangannya. "Mari Duchess!"

Duchess Natalie pun berjalan terseok-seok seraya menggenggam tangan sang pengawal. "Apa Nyonya bisa ke lantai atas atau saya menggendong Nyonya?"

"Tidak perlu, bantu aku berjalan saja,"

Duchess Natalie berjalan dengan keringat yang membasahinya, sekali-kali keduanya berhenti.

Duchess Natalie meneguk ludahnya, tenggorokannya terasa kering karena kesakitan yang menimpanya.

"Sebenarnya Nyonya...."

"Aku berjalan tidak hati-hati, jadi jangan tanyak lagi."

Sang pengawal itu diam, dia terus membantu sang majikan sampai di depan kamarnya.

"Terima kasih." Duchess Natalie membuka pintu di depannya.

"Nyonya saya akan memanggilkan Dokter," tawar sang pengawal.

"Ah tidak perlu." Dengan cepat Duchess Natalie menghentikan kakinya yang hendak melangkah. "Ini hanya luka biasa jadi tidak perlu khawatir," ujar Duchess Natalie tersenyum.

Seperti bunga yang layu yang baru tersiram air, sang pengawal di buat meleleh oleh senyuman Duchess Natalie.

Debaran aneh di dadanya seakan meledak, baru pertama kalinya ia melihat senyuman sang Duchess hanya untuknya seorang.

blam

Sang pengawal terkejut, karena terpesona dengan keindahan di hadapannya. Ia tidak menyadari sang majikan telah masuk ke dalam.

"Duchess memang cantik, kalau aku jadi Tuan. Aku tidak akan mencuekinya, justru aku akan membuat sangkar emas agar Duchess tak bisa kemana-mana."

Sang pengawal itu pun berbalik, namun ia begitu tercengang melihat Duke dan Kesatria Erland ada di depan matanya.

"Tu-tuan!" kepalanya langsung tertunduk, buliran keringat mengalir di wajahnya. Ia berharap Tuhan menyelamatkannya.

Duke Marcello menatap sang pengawal yang seakan ketakutan melihatnya. "Hem, sedang apa kamu di sini?"

"Ma-maaf Tuan, tadi saya hanya mengantar Duchess," sahut sang pengawal tanpa menegakkan lehernya.

"Duchess?" Duke Marcello mengerutkan dahinya, tidak biasanya Duchess keluar malam-malam. "Memangnya ada apa dengan Duchess sampai kamu harus mengantarnya?"

"Tadi saya melihat Duchess jatuh dan kakinya bengkak Baginda. Jadi saya mengantarnya,"

"Terjatuh! apa yang di lakukan wanita itu?"

"Saya tidak tahu Baginda,"

"Pergilah!"

Duke Marcello memandang pintu di sampingnya itu, ia ingin mengetuk dan menanyakannya secara langsung apa yang terjadi, namun ia merasa enggan. Duchess pasti akan berfikir kalau dirinya perhatian dan hal itu akan menimbulkan kedekatan dirinya dengan Duchess. Sebuah kedekatan yang tidak pernah ia harapkan.

"Sudahlah, dia tidak memanggil ku. Mungkin hanya luka kecil," ujarnya acuh.

Langkah kakinya pun melewati pintu kamar Duchess menuju kamar utama. Selama ini, ia tidak pernah tidur di ranjang sang kakak, karena menurutnya hidupnya tidak memiliki hak untuk menikmati milik sang kakak.

"Keyna aku merindukan mu, setelah urusan ini selesai. Aku akan secepatnya menikahi mu. Kita akan hidup bersama." Lirih Metteo. Ingin sekali ia memberontak dan berteriak, menghilangkan beban di hatinya. Namun ia tidak bisa, takdir tidak berpihak padanya, hidupnya bagaikan sebuah lelucon.

Sedangkan di ruang yang berbeda.

Duchess Natalie atau Luciana tengah bergelut dengan pikiran dan kesakitan di kakinya. Hatinya ingin marah dan membuang sambal ke wajah Duke Marcello, mengingat namanya saja sungguh menjengkelkan.

"Besok aku harus menyelidikinya! Aku harus tahu, untuk siapa gaun itu."

"Aku tidak boleh diam saja, pernikahan ini bagaikan sangkar emas. Pernikahan ini juga tidak jelas, aku meminta cerai seharusnya dia senang, bukan."

"Apa perlu aku mengacaukan hidup Duke Marcello? Baiklah, kamu yang memintanya Duke. Aku akan mengacaukan hidup mu." Tekad Duchess Natalie dengan kuat. Ia akan membuat Duke Marcello marah padanya atau muak dengannya. Dengan begitu, ia bisa membuat Duke Marcello menyetujui perceraiannya.

Terpopuler

Comments

Siti solikah

Siti solikah

bagus duchess

2025-03-03

0

Jarmini Wijayanti

Jarmini Wijayanti

siiip Duchess

2024-09-10

0

Andryanty Andryanty

Andryanty Andryanty

semngat thor,sdh kukasih vote,awas jgn smp brhenti di tengah jlan yah...

2022-02-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!