Bab 18 - Peluru Perak

"M-maafkan aku, aku tidak bermaksud." Ucap Dexter melepaskan pelukannya.

"Tenang saja, aku tidak apa-apa. Apa kau menginginkan pelukan dariku?" Tanya Kath polos yang berpikir Dexter ingin dipeluk. Dexter menganggukan kepalanya

Kath lansung memberikan pelukan hangat untuknya. 'Sudah lama sekali ketika seseorang memelukku.' Batin Dexter yang merasa pelukan hangat Kath.

Dexter menundukan kepalanya dan mengecup kening Kath. Kath hanya tersenyum, "Apakah aku mengingatkanmu kepada seseorang?" Tanya Kath menatap Dexter. Dexter hanya menganggukan kepalanya.

"Sudah waktunya untuk istirahat." Ucap Dexter melepaskan pelukan dan membaringkan diri diatas kasur.

"Sepertinya aku tidur di sofa saja," Ucap Kath yang merasa tidak enak jika tidur seranjang dengan pria. Walau ia sudah pernah tidur dengan Lucifer.

"Baiklah," Jawab Dexter dan menutup matanya terlelap. Begitu pula dengan Kath yang tidur diatas sofa merah.

Ditengah malam, Kath terbangun dan berada diatas kasur yang membuat Kath membelalakan matanya. 'Apakah aku tidur sambil berjalan? Bagaimana bisa aku berada diatas kasur?' Batin Kath yang merasa pelukan dari Dexter yang sangat erat melingkari pinggangnya.

Kath melepaskan pelukan Dexter dan berjalan keluar dari kamar tanpa suara, ia tidak ingin menganggu Dexter yang sedang tertidur. Kath ingin menikmati udara malam hari di dunia manusia, ia berjalan keluar dari kamar hotel dan menghirup udara lalu melepaskannya.

'Udara yang sangat sejuk sekali,' Batin Kath. Matanya terus melihat kearah mobil yang sangat cepat dan matanya tertuju kepada seorang anak laki-laki yang berada di tengah jalan. Dengan cepat Kath berlari kearah anak kecil itu dan memeluknya dengan erat untuk melindunginya.

Brakkkk....

Benturan mobil dan Kath, menimbulkan suara yang sangat kuat. Tentu saja, tubuh Kath baik-baik saja. Tetapi mobil yang menabrak Kath memiliki kerusak yang sangat parah. Semua mata tertuju kepada Kath yang sama sekali tidak terluka, "Apa kau baik-baik saja?" Tanya Kath kepada anak laki-laki dan melihatnya dengan tatapan khawatir.

"Aku baik-baik saja, Terima kasih." Jawabnya yang menatap mata indah milik Kath.

"Baguslah,"

"Bagaimana bisa gadis itu baik-baik saja?" Tanya seorang wanita yang melihat kearah Kath.

"D-Dia s-siluman," Teriak seorang pria menatap takut kearah Kath dan membuat manusia lainnya panik.

Jeritan demi jeritan terdengar, ketakutan menyelimuti manusia. Para manusia mengambil alat untuk melindungi diri dan berusaha memojokan Kath.

"Aku akan melindungimu, seperti tadi kau melindungiku." Ucap anak kecil itu tanpa rasa takut dan merentangkan kedua tangannya, Kath hanya mengelus kepala anak kecil itu dan tersenyum.

Beberapa mobil polisi telah datang dan mengambil senjata mengarahkan kearah Kath. "Lepaskan anak itu," Ucap Seorang polisi yang mengarahkan pistol kearah Kath dan bersiap menembak Kath.

Kath mensejajarkan diri dengan anak kecil yang berada di depannya, "Apakah kau ingin melindungiku?," Tanya Kath, anak kecil itu hanya menganggukan kepalanya.

"Pergilah dari sini," Suruh Kath.

Anak kecil itu menganggukan kepalanya dan berjalan kearah polisi, "Jangan menembaknya, Pak. Dia yang telah menyelamatkanku, Pak." Ucap anak kecil itu, sambil menarik baju polisi yang sedang mengarahkan pistol kearah Kath.

Dorr....

Satu peluru mendarat dibahu Kath, tubuh vampire Kath yang tidak bisa menahan peluru perak membuat tubuhnya merasakan sakit. Tubuhnya terasa sangat sakit sekali dan nyeri, darah Kath terus bercucuran dan menetes.

"Ahhh" Ringis Kath kesakitan, ini pertama kalinya ia merasakan sakit selama ia hidup. Bagaimana bisa ia merasa sakit? Apakah ini ada hubungan dengan kristal es yang ia sentuh? atau karena ini adalah peluruh perak?

Kath merubah warnanya menjadi oranye dan merah untuk melindungi dirinya sendiri.

Dorrr..... Dorr....

Kath ingin melindungi dirinya, tetapi sakit yang ia rasakan membuatnya tidak dapat bergerak. Kath melihat kearah peluru yang melesat menuju kearahnya, seorang pria datang dan memeluk Kath untuk melindunginya. "Kemana saja kau?" Tanya Dexter khawatir. Dexter menghalangi peluru dengan tubuh bajanya.

"K-kenapa ini sa-sangat sakit sekali?" lirih Kath memegang bahunya yang terkena peluru dan tidak sadarkan diri.

Dexter merasa emosi yang memuncak di dalm rubuhnya, ketika melihat Kath kesatkitan, "APA YANG KALIAN LAKUKAN?" Emosi Dexter memuncak.

Di dalam dunia manusia, Dexter merupakan seseorang yang sangat terkenal dengan kesuksesan dan ketampanannya. Hal ini membuat semua orang sangat mengaguminya, bahkan semua manusia mengenalnya. Hanya satu kekurangannya yaitu, matanya.

"T-tuan Dexter," Polisi yang menembaki Kath melihat Dexter dengan wajah ketakutan.

Srettttt.....

Dengan sekali serangan, tanpa ampun. Dexter melenyapkan para manusia yang berada di lokasi.

"Kath? Kath sadarlah," Panggil Dexter berkali-kali sambil mengendong Kath dan terbang kearah istananya. Darah Kath terus mengalir membasahi bajunya, tetapi Kath masih belum menyadarkan diri.

Ini pertama kalinya dalam 20000 tahun Kath merasa kesakitan yang sangat-sangat sakit. Ia memang memiliki darah abadi yang membuatnya tidak akan meninggal, tetapi darah abadinya yang membuatnya merasa semakin sakit. Karena ia tidak bisa meninggal dan yang hanya bisa ia rasakan adalah sakit yang tidak bisa ia tahan.

"Sadarlah, Kumohon." Dexter sangat khawatir dengan keadaan Kath yang terlihat sangat pucat.

...****************...

Saat tiba di istananya, "Bradley, Panggil semua dokter kesini." Perintah Dexter menyuruh Bradley, tangan kanan Dexter.

Dexter yang masih mengendong Kath lansung mengendongnya kekamarnya. "M-maafkan aku, Kath. Ini adalah salahku yang membawamu ke dunia manusia." Ucap Dexter yang terus menyalahkan dirinya karena membawanya ke dunia manusia.

Semua dokter memasuki ruangan dan memeriksa Kath, "Cepat, Selamatkan dia." Perintah Dexter.

Salah satu dokter memeriksa keadaan Kath dan dokter lain mencoba mengeluarkan peluru besi dari tubuh Kath.

Setelah 2 hari akhirnya para dokter berhasil menyembuhkan Kath, karena darah abadinya membuat para dokter bisa menyembuhkannya lebih cepat.

"Kenapa bisa selama ini?" Ucap Dexter sambil mengacak-acak rambutnya. Salah satu dokter keluar dari ruangan yang ditempati Kath, "Dia sudah baik-baik saja," Ucap Dokter itu. Dexter dengan cepat berlari masuk kedalam kamar dan melihat keadaan Kath.

Dexter mengenggam tangan Kath erat dan memgelus rambut Kath, "M-maafkan aku, aku tidak berhasil melindungimu." Bisik Dexter kepada Kath yang masih belum sadar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!