Bab 8 - Racun

Kath memapah Dexter. "Apa kau khawatir?" Tanya Dexter yang masih bisa tersenyum.

"Tentu saja aku khawatir, kau adalah orang yang baik dan aku sudah menganggapmu sebagai temanku." Ucap Kath yang terus berusaha memapah Dexter.

"Tenang saja, aku tidak bisa mati semudah itu." Ucap Dexter.

"T-tapi kau telah menyelamatku." Ucap Kath yang tidak sadar air matanya terjatuh.

Jalan Kath terhenti ketika ia melihat tanaman Mongoose, Tanaman Mongoose adalah tanaman yang dapat mengobati seseorang yang terkena gigitan ular.

"Tunggu sebentar." Ucap Kath mengelap air matanya dan mendudukan Dexter.

'Apa aku sudah keterlaluan? Ia sepertinya sangat sedih sekali. Padahal ini bukanlah apa-apa bagiku.' Batin Dexter yang merasakan hawa kesedihan Kath.

Kath memetik tanaman Mongoose dan menumbuknya dengan batu agar halus. "Sepertinya ini akan sedikit perih." Ucap Kath sambil mengoleskan tanaman itu ke kaki Dexter yang terkena gigitan. Dexter hanya diam ketika dioles.

Seekor burung merpati terbang kearah Kath dan berubah wujud menjadi manusia, Kath yang melihatnya bersigap melindungi Dexter.

"Tenanglah Kath, dia adalah kenalanku." Ucap Dexter, Kath pun kembali mengobati Dexter.

"Ada apa, Bradley?" Tanya Dexter kepada burung merpati.

"Saya mencium bau darah anda, Tuan. dan wajah tuan terlihat sangat pucat sekali. Padahal ketika anda di serang oleh 10 ekor harimau anda baik-baik saja, tuan. Tidak mungkin anda bisa kalah dengan seekor ular saja, Tuan. Ini sangat tidak mungkin." Ucap Bradley dengan ceplas-ceplos. Dexter memberi tanda kepada Bradley agar diam, tetapi Bradley tidak mengerti maksudnya.

"10 harimau? dan baik-baik saja? Tidak mungkin dia bisa melawan 10 ekor harimau dengan tubuhnya yang seperti ini," Ucap Kath tidak percaya dengan Bradley.

"Iya, tidak mungkin aku bisa baik-baik saja. Aku tidak akan kuat melawan 10 harimau. Sepertinya dia salah orang." Ucap Dexter membohongi Kath dan terus mengerakan jarinya untuk mengusir Bradley.

Bradley yang mengerti tanda itu pun pamit mengundurkan diri, "Tuan, saya pamit mengundurkan diri." Ucap Bradley mengubah dirinya menjadi burung merpati dan terbang.

"Hei, bagaimana kau bisa meninggalkan dia yang sedang kesakitan." Ucap Kath yang melihat Bradley terbang menjauh.

"Mungkin ia sedang sibuk." Bohong Dexter.

Terdengar suara dari perut Kath, "Hehe, aku lapar. Aku akan mencari makanan untuk kita makan hari ini. Kau tunggulah disini." Ucap Kath sambil mengoyak bajunya untuk membalut kaki Dexter yang terkena gigitan ular.

"Baiklah, aku akan menunggumu disini." Ucap Dexter.

Kath berdiri dan berjalan memasuki hutan, matanya terpanah pada seekor kelinci. Ia terus mengejar kelinci yang ada dihadapannya itu dan bersiap-siap mengeluarkan cakaran dengan diam tapi pasti Kath menangkap kelinci itu.

"Akhirnya dapat juga." Ucap Kath yang senang dengan tangkapannya.

Kath berjalan kembali untuk menemui Dexter, tetapi Kath hanya memutar-mutar. "Sepertinya aku tersesat, Bagaimana ini Dexter pasti sudah menungguku. Aku tidak boleh tersesat." Ucap Kath yang terus berjalan sambil memegang kelinci.

Disis lain, "Bradley keluarlah, aku tau kau masih disana." Panggil Dexter. Seekor burung merpati terbang kearahnya dan berubah menjadi manusia.

"Iya, tuan. Saya ingin memberitahukan sesuatu, tuan." Ucap Bradley membungkukkan badannya memberi hormat.

"Ada apa?" Tanya Dexter.

"N-nona dia ingin bunuh diri jika ia tidak bertemu dengan tuan." Ucap Bradley.

"Aku tidak peduli, aku menikahinya karna ia hampir mirip dengan dia. Tetapi sifatnya sangat berbeda jauh." Ucap Dexter tidak peduli.

"Tetapi dia istri anda, Tuan." Ucap Bradley lagi. Dexter menghela nafas dengan kuat.

"Bilang padanya aku akan menemuinya beberapa hari lagi." Ucap Dexter sambil memegang kepalanya.

"Baik, Tuan." Ucap Bradley

"Dan satu lagi jangan pernah memanggilku Tuan dihadapan gadis itu dan anggaplah aku adalah orang yang lemah di hadapan dia. Apa kau mengerti?" Ucap Dexter yang tidak habis pikir dengan kelakuan Bradley. Bradley adalah salah satu orang kepercayaannya dan orang yang sangat lelet sekali.

"Baik, Tuan. Saya akan mengganggap tuan sebagai orang lemah dan tidak akan memanggil tuan dengan sebutan tuan." Ucap Bradley dengan wajah polos.

"Bukan kau, tetapi DIHADAPAN GADIS ITU." Ucap Dexter penuh penekanan.

"Paham,Tuan. Kalau begitu saya izin kembali ke istana." Ucap Bradley berubah menjadi burung merpati.

"Baiklah." Jawab Dexter. Bradley pun terbang menjauh.

Dexter tidak habis pikir dengan kelakuan Yavanna, istrinya. Ia sudah menikahinya Yavanna kurang lebih 15 ribu tahun. Ia menikahinya karna ia dijodohkan oleh ayahnya dan ia sangat mirip dengan wanita itu. Wanita yang sangat ia cintai. Kalian pasti bertanya bagaimana Dexter tau bahwa ia sangat mirip dengan wanita yang ia cintai. Dexter menghapal bentuk wajah wanita yang ia cintai, ia selalu memegang satu demi satu inci wanita yang ia cintai dan itu membuatnya hapal bagaimana bentuk wanita yang ia cintai. Tetapi sikap Yavanna dan wanita yang ia cintai sangat berbeda jauh bagai bumi dan langit. Yavanna sangat mencintai Dexter, tetapi Dexter membencinya.

Sudah lama sekali Kath pergi tetapi ia belum kembali juga. Itu membuat Dexter khawatir terjadi sesuatu kepada Kath.

"Aku harus mencarinya," Ucap Dexter berdiri dan mencari Kath.

Sebenarnya Dexter hanya berpura-pura kesakitan agar Kath khawatir dengannya. Hanya karena matanya Kath berpikir ia adalah orang yang lemah dan tidak punya kekuatan sama sekali. Dexter pun memikirkan ide untuk berpura-pura lemah agar Kath peduli padanya.

Dexter terus mencari Kath melalui indera penciumannya. "Dimana dia?" Tanya Dexter khawatir. Dexter terus menerus mencari Kath dan mengikuti aroma Kath. Penciuman Decter yang tajam membuat ia lebih mudah menemukan Kath.

"Dexter," Panggil Kath yang melihat Dexter. Dexter berpura-pura pincang dan berjalan kearahnya.

"Kemana saja kau?" Tanya Dexter khawatir.

"Aku tersesat." Ucap Kath yang masih memegang kelinci di tangannya.

"Kau membuatku khawatir saja." Ucap Dexter yang masih terlihat muka khawatir.

"Tenang saja, aku ini adalah wanita yang kuat. Tidak mungkin ada yang berani menyakitiku." Ucap Kath.

"Baguslah jika tidak terjadi sesuatu padamu, kau membuatku khawati." Ucap Dexter khawatir.

"Kita makannya disini saja ya. Aku sangat lapar sekali sudah tidak tahan lagi." Ucap Kath dengan tangan kirinya yang memegang perutnya dan tangan kanannya memegang kelinci.

"Baiklah." Ucap Dexter.

Kath mengambil beberapa ranting dan kayu untuk membuat api unggun, Lalu ia membakar kelinci itu dan membagikannya kepada Dexter.

"Apakah enak?," Tanya Kath ragu dengan kemampuan membakarnya.

"Lumayan." Jawab Dexter tersenyum.

"Makanlah yang banyak jika kau menyukainya." Ucap Kath tersenyum senang mendengar jawaban Dexter.

Mereka pun menghabiskan makanannya ditemani dengan terangnya bulan dan bintang yang menghiasi gelapnya malam.

Terpopuler

Comments

vie

vie

agak bingung bacanya

2023-11-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!