Seorang remaja berparas tampan memiliki kulit putih bersih memakai baju casual di padukan dengan celana jins berwarna hitam. Remaja itu mengendarai motor CBR 250R nya dengan kecepatan tinggi.
Dirinya tak sabar ingin berkunjung ke mension kekasih hati nya. Terlebih lagi sudah lama dirinya tak bertemu dengan keluarga besar kekasih hatinya itu.
Rona bahagia terlihat jelas di wajah remaja itu. Selama berkendara remaja itu memasang senyum lebar. Membayangkan seharian ini dia akan berada di kediaman kekasih hatinya itu pasti sangatlah menyenangkan.
"Aku gak sabar bertemu dengan Aarin dan mama Putri. Apalagi nanti di sana bakal ada Maura, Lala dan Lilly calon adik ipar ku," gumam Brayen tersenyum lebar.
Saat melewati jalan menuju mension Lemos. Mata tajam Brayen melihat sesuatu yang mampu membuat darahnya berdesir hebat, dadanya bergemuruh melihat pemandangan tak lazim di sebuah taman lebih tepatnya di bawah pohon rindang.
Dimana kekasih hatinya dipeluk oleh pria lain. Brayen menepikan motor nya. Remaja itu membuka helmnya lalu turun dari motor.
***
"Minta maaf kepada ku bila ingin lepas dari pelukan ku!" bisik Angkasa di telinga Aarin.
Gadis itu memejamkan matanya sesat untuk menormalkan emosinya yang meluap-luap sedari tadi. Untuk pertama kalinya dia merasa di rendahkan oleh seseorang.
Di sentuh, di peluk bahkan hampir di cium oleh laki-laki yang bukan muhrimnya. Ingi. Sekali gadis itu marah dan menangis namun dia bukanlah gadis bodoh yang mau menunjukkan kelemahannya.
Tidak apa-apa hari ini aku mengalah .. daripada aku tidak lepas dari cengkeraman pria mesum ini batin Aarin pasrah.
"Aku minta …," baru saja Aarin ingin meminta maaf. Sebuah suara barinton yang tak asing memanggilnya. Gadis itu membuka matanya lalu menatap ke arah depan.
"Aarin."
Degg.
Terlihat Brayen melangkah tergesa-gesa menuju Aarin dan Angkasa. Jantung Aarin berdegup kencang, nafasnya tercekat. Dadanya terasa sesak bahkan keringat dingin membasahi tangannya.
Aarin takut bila Brayen salah paham. Tubuh gadis itu membeku, lidah nya kelu. Seolah organ-organ di tubuhnya berhenti bekerja.
"Jangan sentuh wanita ku!" Brayen menarik tangan Aarin hingga pelukan Angkasa terlepas.
Angkasa tersenyum sinis melihat Aarin yang bersembunyi di balik tubuh Brayen. Terlihat jelas gadis itu begitu ketakutan, namun bukan takut padanya melainkan takut pada pria yang baru saja tiba dan mengaku sebagai pacar gadis berambut pirang itu.
"Apa kau pacarnya?" Angkasa bertanya dengan nada santai. Remaja tampan dan memiliki pesona misterius itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket Hoodie nya.
Sungguh tontonan yang menarik menurut Angkasa ketika melihat seorang pria yang sedang di liputi amarah karena cemburu melihat pacarnya di sentuh.
Menarik batin Angkasa menyeringai.
"Siapa kau beraninya menyentuh wanita ku, huh?" Brayen meninggikan suaranya membuat Aarin ketakutan. Karena selama ini tak pernah sekalipun Aarin melihat Brayen marah. Kekasih nya itu bukanlah tipikal yang akan menunjukkan ekspresi nya. Apapun itu, walau marah, kecewa, dan sedih Brayen akan menutupi itu semua dengan ekspresi cool dan sombong nya.
Berbeda dengan Bryan yang lebih ekspresif. Bila suka maka dia akan berkata suka bila tidak maka dia akan berkata tidak.
"Aku hanya melindungi pacar mu dari mata-mata jahat lelaki hidung belang! Tadi dia membuka jaketnya dan memperlihatkan baju kaos berbahan tipis bahkan aku bisa melihat benda apa di balik baju kaos itu!" Angkasa berucap santai.
"Dan karena niat baik ku di salah artikan oleh pacarmu. Dia memukul wajah tampan ku dan parahnya dia tidak mau meminta maaf atau berterima kasih padaku! Bukankah itu sangat keterlaluan?" lanjut Angkasa mengusap hidungnya yang berdarah akibat pukulan Aarin.
"Lalu kenapa kau memeluk nya, huh?" Amarah Brayen semakin meluap-luap setelah mendengar penjelasan Angkasa.
Kaos tipis, benda di balik kaos! Ah .. rasanya Brayen ingin menggila sekarang.
"Aku hanya memberi sedikit pelajaran untuk pacarmu. Agar kedepannya dia bisa lebih berlapang dada dalam mengucapkan kata maaf dan terima kasih." Angkasa membalikkan badannya ingin meninggalkan pasangan kekasih itu.
Brayen menendang punggung Angkasa hingga membuat remaja itu terjatuh. Angkasa mengerang marah, remaja itu bangkit dan membalas tendangan Brayen. Terjadilah perdebatan sengit antara keduanya.
"Brayen berhenti!" Aarin begitu ketakutan melihat perkelahian sengit itu.
Namun Brayen seolah tuli akan jeritan Aarin. Remaja itu memukul Angkasa seperti orang yang kerasukan. Entah kemana tenaga Angkasa tadi. Yang jelas sekarang remaja misterius itu terlihat seperti orang yang sengaja mengalah.
Ini lebih baik batin Angkasa tersenyum tulus.
"Mati kau!" Brayen ingin menginjak dada Angkasa yang terkapar di tanah.
"Aku mohon berhenti!" Aarin memeluk erat tubuh Brayen dari belakang. Untuk pertama kalinya setelah mereka dewasa Aarin memeluk Brayen lagi.
Degg.
"Brayen ku pria yang baik. Dia tidak pernah menyelesaikan suatu masalah dengan emosi." Aarin mengecup punggung Brayen berkali-kali berharap amarah kekasihnya itu mereda.
Brayen tersadar, pria itu terpaku melihat Angkasa yang terkapar lemah di tanah.
"Kau .. kenapa diam saja!" Brayen berucap terbata-bata melihat wajah Angkasa yang lebam bahkan bibir dan hidung Angkasa mengeluarkan darah.
Remaja misterius itu tersenyum samar, lalu bangkit berdiri dengan santainya. Lalu dia menatap datar Brayen yang masih di peluk Aarin.
"Orang bijak pernah berkata bila mata dibalas mata maka seluruh dunia akan buta!" Angkasa berbalik meninggalkan Brayen dan Aarin.
Hanya ada keheningan yang tersisa. Tidak ada yang memulai percakapan, baik Brayen maupun Aarin sama-sama terdiam. Gadis cantik berambut pirang itu masih memeluk erat tubuh kekasihnya itu tanpa berniat untuk melepaskan.
"Aku bisa jelasin semuanya," lirih Aarin mengeratkan pelukannya. Gadis itu takut bila Brayen pergi tanpa mau mendengar penjelasannya.
"Lepasin, Ar!" lirih Brayen membuat Aarin melepaskan pelukannya perlahan.
Brayen membalikkan badannya menghadap Aarin. Tatapan mereka berdua bertemu, terlihat jelas ketakutan dan kesedihan yang terpancar melalui sorot mata Aarin.
"Sebenarnya tadi itu .."
"Aku percaya!" Brayen lebih dulu menyela ucapan Aarin membuat gadis berambut pirang itu tersentak.
Brayen memasang senyum lembut, pria yang tadinya diselimuti amarah kini berubah menjadi pria lembut.
"Aku percaya padamu, Ar." Gadis itu tak tahu harus berkata apa lagi. Kekasih masa kecilnya itu lebih dulu mempercayai dirinya sebelum Ia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Bagaimana bisa Brayen bisa mempercayainya begitu saja. Padahal jelas-jelas Aarin dan Angkasa tadi berpose intim.
"Kenapa kamu begitu mudahnya mempercayai ku, Bray? Padahal tadi itu terlihat begitu nyata aku berkhianat di belakang mu!"
"Aku mengenalmu, Ar. Tiga belas tahun kita bersama, dari TK sampai SMA. Bagaimana karakter mu aku tahu! Kamu bukan tipikal gadis yang mudah di luluh kan dan juga bukan gadis murahan yang mau di sentuh begitu saja. Cukup darah yang keluar dari hidung Angkasa menjadi bukti bahwa kamu tidak bersalah!" Brayen berucap tegas membuat mata Aarin berkaca-kaca.
Benar kata mommy nya kalau Brayen pemuda yang baik.
Tanpa sadar Aarin meneteskan air matanya.
"Jangan menangis! Karena kalau kamu menangis saat kita pacaran aku akan merasa tak berguna sebagai laki-laki!" Brayen berucap lembut.
"Kenapa tidak berguna?" Aarin bertanya dengan suara yang bergetar.
"Karena aku tidak bisa memeluk dan menghapus air matamu memakai jari ku sendiri. Tapi bila kamu menangis saat kita sudah menikah jangankan memeluk mu saat sedih. Mencetak anak saat kamu marah pun aku bisa." Brayen mengerlingkan matanya menggoda Aarin.
"Dasar mesum!"
Bugh.
"Burungku." Brayen memegang burungnya yang baru saja di siksa oleh tendangan maut Aarin.
Seperti nya leher burung ku patah batin Brayen kesakitan.
**Bersambung.
Halo-halo kakak .. author up lagi ini ..
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Bagi yang mau masuk grup WhatsApp bisa langsung FOLLOW IG AUTHOR DAN LANGSUNG DM.
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰
a**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Happyy
😘😘😘
2023-04-02
0
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝓑𝓻𝓪𝔂𝓮𝓷 𝓲𝓭𝓪𝓶𝓪𝓷 𝓫𝓪𝓰𝓲 𝓼𝓮𝓶𝓾𝓪 𝔀𝓪𝓷𝓲𝓽𝓪 𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓹𝓾𝓷🤭🤭🤭🤭
2022-10-05
0
Ita Nusta Mega
aku mau bilang sama anak anak aku nanti ... mereka harus menjaga burung mereka dari wanita tipikal aarin...😅
2022-06-25
0