Hari Senin nih🤭🤭 adakah yang mau nyumbang vote nya🏃🏃🏃🏃
Brayen menatap dingin dua orang remaja laki-laki yang tiba-tiba duduk di sampingnya. Bahkan mereka belum menjawab memberi izin pada dua remaja laki-laki itu untuk bergabung dengan mereka.
"Hai Aarin apa kabar?" Lelaki berkharisma cassanova itu bertanya ramah pada Aarin. Namun hanya dibalas singkat oleh gadis berwajah bule itu.
"Baik!"
Brayen tersenyum samar melihat kekasihnya itu tak merespon baik kehadiran Adam dan juga Angkasa. Namun Brayen merasa kurang nyaman melihat cara pandang Angkasa terhadap Aarin.
Berbeda dengan tatapan Adam yang seperti hanya menggoda saja. Tatapan Angkasa lebih dalam seperti menyimpan rasa di dalam nya. Tentu saja Brayen mengetahui itu karena dia laki-laki.
Tak berselang lama pesanan mereka pun datang. Seperti biasanya Aarin dan Cika memakannya dengan lahap tanpa peduli dengan orang-orang yang memandang aneh mereka.
Cika memiliki kepribadian yang hampir sama dengan Aarin bila bersangkutan soal makanan. Gadis berkacamata itu tak memikirkan tentang penilaian orang terhadapnya.
Angkasa melihat noda bubur kacang hijau di sudut bibir Aarin pun gemas. Laki-laki tampan itu tak habis pikir bagaimana bisa ada perempuan yang tak anggun-anggunnya seperti Aarin.
"Oi .."
Brayen, Cika, Aarin dan Adam menatap Angkasa.
"Ada noda di sudut bibir mu!" Angkasa berucap datar tanpa ekspresi.
"Oh .. ini!" Aarin menyentuh sudut bibirnya dan dia baru sadar bahwa ada sebutir kacang hijau di sudut bibirnya. Dengan santai dan tak tahu malu Aarin mengambil kacang tersebut lalu memakannya kembali.
Mulut Adam dan Angkasa terbuka lebar melihat apa yang baru saja di praktekkan oleh Aarin. Mereka tidak menyangka bahwa hadis cantik berparas bule di depannya ini begitu jorok.
Sedangkan Cika dan Brayen hanya diam saja. Mereka sudah terbiasa dengan kelakuan Aarin yang menurut mereka aneh.
"Kau sangat jorok!" Angkasa berucap jijik membuat Brayen mengepalkan erat tangannya. Laki-laki itu tak terima bila sang kekasih hatinya itu di hina.
Brayen ingin menjawab namun Aarin lebih dulu menyela sehingga membuat Brayen mengurungkan niatnya.
"Lalu aku harus apa! Menunggu kakak membersihkan noda di bibir ku pakai tangan! Ck .. macam drama Korea saja. Dan yang di sebut jorok itu makanan yang sudah jatuh ke tanah aku ambil dan aku makan lagi. Itu baru jorok?!" Aarin berucap santai sambil melanjutkan makannya.
Adam hanya bisa mengusap pipinya yang tak gatal. Laki-laki itu bingung bagaimana caranya mencairkan hati Aarin yang sedingin AC di rumahnya.
Sedangkan Angkasa hanya diam tanpa ekspresi. Namun jika di perhatikan secara intens maka akan terlihat senyuman samar yang melingkar di wajahnya dan hanya Brayen yang menyadari itu.
Bibit-bibit pebinor ini batin Brayen kesal.
***
Sedangkan di tempat lain.
Di sebuah sekolah elite terlihat seorang remaja tampan yang tampak serius membaca di perpustakaan. Wajahnya yang tampan mampu membuat para murid yang berada di perpustakaan terpana menatapnya.
Niat hati mereka ke perpustakaan bukan membaca melainkan menatap indahnya ciptaan Allah yang terpahat di wajah remaja laki-laki itu.
Perhatian remaja itu beralih pada ponselnya yang bergetar sedari tadi. Dia merogoh saku mengeluarkan ponsel canggih yang di milikinya. Terlihat sebuah pesan WhatsApp masuk.
Terkadang aku ingin menjadi buku agar bisa di perhatikan oleh mu.
Aku ingin menjadi buku agar bisa di sentuh oleh mu setiap hari.
Aku iri dengan buku karena dia tidak hidup tapi mampu membuat mu nyaman dengannya.
Aku cemburu saat kamu lebih memperhatikan buku daripada aku yang jelas-jelas berada di dekat mu.
Apakah aku tidak memiliki arti bagimu duhai pujaan ku.
Sampai kapan kamu akan mengabaikan ketulusan ku ini.
I love you
Remaja laki-laki itu mengepalkan tangannya erat. Sudah berapa kali dia mendapatkan pesan misterius yang berisikan puisi-puisi cinta. Dia menoleh kiri-kanan berusaha mencari seseorang yang mengirimkan pesan padanya.
Sedari tadi remaja laki-laki itu merasa di perhatikan.
"Siapa kamu sebenarnya?" gumam remaja laki-laki itu kesal.
***
Waktu berlalu begitu cepat. Hari yang cerah kini berubah menjadi gelapnya malam. Bintang-bintang bergelantungan di langit menemani sang rembulan yang tampak bersinar indah di malam hari.
Indahnya malam itu membuat seorang remaja laki-laki tersenyum-senyum sendiri ketika mengingat kejadian tempo hari.
"Aku tidak menyangka kalau Aarin mengakui ku di depan anak-anak!" Brayen memeluk erat foto masa kecilnya bersama dengan Aarin.
"Ih .. kau benar-benar harus di ruqyah, Bray. Masa sedari tadi kamu senyum-senyum sendiri." Bryan yang merupakan saudara kembar Brayen bergidik ngeri sekaligus geli sendiri melihat perubahan saudara kembarnya itu yang selalu bucin bila bersangkutan dengan Aarin.
"Ck .. kau jomblo akut lebih baik diam!" tukas Brayen menatap sinis Bryan yang sedang memangku laptop.
"Hey kang Bucin, asal kau tahu jomblo-jomblo begini aku seperti kereta api walaupun jomblo banyak yang ngantri!" Bryan tak terima dirinya di panggil jomblo oleh Brayen.
"Cih .. ngantri apanya! Orang aku lebih tampan darimu." Brayen menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari lentiknya.
"Mana ada orang tampan hidung nya ekonomis seperti mu!" ejek Bryan membuat Brayen kalah telak. Satu kekurangan Brayen yaitu hidungnya kalah mancung dengan Bryan. Meski hidung nya tak termasuk golongan pesek.
"Hidung ku ini juga mancung, bahkan mama putri pun mengakuinya." Brayen berucap sombong membuat Bryan memutar bola matanya malas.
"Ya, kau benar hidung mu mancung!"
Brayen tersenyum lebar mendengar pengakuan Bryan. Laki-laki itu memijat hidung mancungnya. Namun kesenangan Brayen itu hancur berkeping-keping setelah mendengar lanjutan perkataan Bryan.
"Kau benar kalau hidungmu mancung .. tapi mancungnya ke dalam .. hahaha!" Bryan tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah masam Brayen.
"Bryan si Alan!"
Dua saudara kembar itu bergulat di atas kasur. Keduanya saling menendang dan meninju. Brayen memukul wajah Bryan dengan bantal. Bryan yang tak terima pun membalas pukulan tersebut menggunakan bantal. Suara tawa mereka pecah hingga membuat seorang pria tampan dewasa dan wanita cantik dewasa tersenyum senang.
"Mereka tidak pernah berubah. Selalu saja suka bercanda dan berkelahi tentang siapa yang lebih tampan dan mancung!" Bilqis berucap pelan dengan senyuman tulus melingkar di wajahnya.
"Benar, Love. Padahal mereka sama-sama mancung. Hanya saja hidung Bryan lebih mancung satu cm!" Mereka berdua tertawa pelan.
"Hubbie .. Bilqis rindu!" Wanita cantik dan bar-bar itu menarik tangan suaminya masuk ke dalam kamar.
Perasaan Kemal sudah mulai tak enak melihat tatapan nakal sang istri.
"Sudah waktunya aku bermain di atas, hubbie!" bisik Bilqis menggigit ujung telinga Kemal
Gleg.
Alamat begadang malam ini aku batin Kemal menjerit.
**Bersambung.
Halo-halo dunia halu ...
Ayoo bantu like dan beri komentar yang banyak biar author triple up hari ini😘😘😘
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰❤️**
Jangan lupa mampir punya teman ku 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Moms kidz
ke balik di mana2. ceweyg merinding ni malah cowok,,mamah bilkis ada2 aja🤣🤣
2023-05-01
0
𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕
𝓚𝓮𝓶𝓪𝓵 𝓭𝓻 𝓭𝓾𝓵𝓾 𝓴𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓴𝓵 𝓶𝓪𝓲𝓷 𝓻𝓪𝓷𝓳𝓪𝓷𝓰 𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓑𝓲𝓵𝓺𝓲𝓼🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2022-10-05
0
Nonengsupartika
ada yah suami ketakutan bgt karna istri agresif
2022-09-04
0