Alexa telah sampai di kamarnya, dia kemudian duduk disofa lalu meraih ponselnya untuk menghubungi ibunya Annisa dan memberitahu keberadaan Annisa.
Tut. Tut. Tut.
“Halo” jawaban dari seberang.
“Halo bu ini Alexa” ucap Alexa.
”Oh nak Alexa, Nisa sudah sampai?” tanya bu Rani ibunya Annisa.
“Alhamdulillah sudah bu, saya mau minta ijin kepada ibu. Untuk sementara biarlah Annisa tinggal di sini dulu untuk menenangkan hatinya dan saya ingin Nisa belajar untuk melindungi dirinya dan bisa hidup mandiri” Ucap Alexa.
“Tidak apa-apa yang penting tidak merepotkan nak Alexa soalnya Nisa terbiasa di manja sama kakaknya” sahut bu Rani.
“Tidak merepotkan bu malah saya senang di rumah jadi ramai dan saya ada teman soalnya biasa ditemani pelayan” ucap Alexa.
“Baiklah nak, terima kasih sudah menjaga Nisa” sahut bu Rani.
“Tidak perlu bu berterima kasih, Nisa sudah saya anggap adik bu. Tolong sampaikan sama kakaknya Nisa kalau Nisa aman bersama saya” ucap Alexa
“Baik nak nanti ibu sampaikan” balas bu Rani.
“Saya tutup telponnya ya bu terima kasih” pamit Alexa.
“Iya nak” sahut bu Rani dan mematikan telponnya.
Alexa kemudian menghubungi Lukman.
“Halo bos” jawab lukman ketika terhubung.
“Kamu sebentar malam kerumah dan bawa perlengkapanmu” perintah Alexa.
“Siap laksanakan” Ucap Lukman.
Alexa mematikan sambungan telpon dan kembali menghubungi Mike.
“Siap Nona” jawab Mike ketuka sambungn telpon terhubung.
“Kak, Ada anggota pelatihan gadis umur 16 tahun?” tanya Alexa.
“Untuk apa kalau boleh saya tahu?” tanya mike Kembali.
“Untuk menjaga Annisa dari dekat di sekolah karena terlalu Nampak jika menggunakan pengawal di lingkungan sekolah” jawab Alexa.
“Siap. Sebentar saya kirim kesana” jawab Mike.
“Terima kasih kak”
“Tapi nona saya penasaran, kenapa anda mau mengangkatnya menjadi Adik, apa nanti tidak masalah?” tanya Mike.
“Tidak apa-apa kak, toh nanti juga akan jadi Adik ipar. Hahahaha” Jawab Alexa.
“Wah info bagus nih” Mike mulai meladeni.
“Kak. Ini masih rahasia, hanya kak Mike yang tahu akan hal ini. Putri saja tidak tahu rencana ini” pinta Alexa karena hanya Mike yang mengetahui semua rahasia terdalam dari Alexa.
“Tenang saja hanya kita dan Tuhan yang tahu” balas Mike.
“Oh iya, saya minta gadis itu untuk melatih Annisa bela diri mulai besok jadi persiapkan untuk tinggal disini” ujarnya.
“Siap laksanakan” jawab Mike. Alexa kemudian mematikan sambungan telponnya.
Di markas The Hunters. Setelah Mike menerima telpon dia langsung memanggil salah satu gadis anggota pelatihan yang kemampuannya diatas rata-rata, mereka biasanya dipersiapkan untuk menjadi pengawal artis, pelayan dirumah direksi AG Group sekaligus menjadi mata-mata perusahaan.
Tok. Tok. Tok.
“Masuk” terdengar sahutan dari dalam membuat gadis itu membuka pintu dan masuk kedalam ruangan Ketua.
“ A155 Siap melaksanakan perintah ketua” jawab gadis itu.
“Kamu sudah siap terjun kelapangan?” tanya Mike.
“Siap ketua. Tapi saya masih sekolah” Jawab gadis itu.
“Alice, besok kamu pindah sekolah. Kamu akan mengawal VIP 5 ini datanya” Mike memberikan data Annisa.
“Baik saya siap ketua” ucapnya.
“Karena ini pertama kalinya kamu tugas lapangan dan langsung mengawal VIP jadi saya minta jangan kaku, Kamu diharuskan jadi sahabatnya dan tinggal di rumah Nona Alexa sementara waktu untuk melatih dasar beladiri. Besok pagi sesampainya di sekolah langsung melapor ke B35 dia kepala sekolah disana. Ada yang kurang jelas?” Mike menjelaskan tugasnya.
“Apa tidak masalah saya tinggal disana?” tanya Alice ragu.
“Nona Alexa yang memberi perintah khusus buat kamu jadi buat dirimu senyaman mungkin disana. Sekarang siapkan barang-barangmu dan ikut dengan Lukman kerumah Nona Alexa.” Perintahnya tegas.
“Siap ketua. Saya undur diri” ucap Alice dan langsung menuju asramanya.
Sedikit informasi. Didalam markas The hunters terdapat Sekolah dan asrama untuk anggota pelatihan sesuai dengan skill dan bakat mereka masing-masing. Mereka akan di latih untuk terjun kesegala bidang. Kebanyakan siswa pelatihan merupakan hasil seleksi ketat Yayasan social Gautama. Yayasan akan menyeleksi anak yatim dan anak jalanan yang ditampung kemudian dikirim untuk mengikuti pelatihan.
Banyak anggota pelatihan yang menjadi perwira polisi dan militer untuk memperkuat keberadaan The Hunters. Ketika sudah masuk anggota The Hunters maka seumur hidup harus setia dan mengabdi untuk pimpinan The Hunters. Anggota the Hunters harus merahasiakan identitas diri serta keberadaan The Hunters.
Kembali kekediaman Alexa. Alexa keluar dari kamarnya dan berjalan menuju taman belakang untuk menikmati pemandangan sore hari. Dia kemudian duduk dikursi taman sambil mengedarkan pandangannya. Taman yang indah dengan bunga yang bermekaran serta gemericik air dari air terjun buatan itu bisa menenangkan pikiran.
“ Diminum tehnya” bik Siti menghidangkan teh hangat untuk Alexa.
“Duduk bik. Annisa belum keluar kamar?” tanya Alexa.
“Belum nona, terakhir saya kekamarnya dia lagi mengerjakan tugas sekolahnya” jawab bik Siti. Sambil duduk disamping Alexa.
“Bik Siapkan satu kamar tamu, sebentar malam akan ada pengawal Annisa bermalam disini” sahut Alexa.
“Baik Nona” ucap bik Siti.
“Sudah jenguk Paman Hendro bik?” Tanya Alexa.
“Sudah kemarin, hari ini sudah pulang kerumahnya. Keadaannya sudah jauh lebih baik, dia sudah mulai menggunakan kruk untuk berjalan” lapor bik Siti.
“Biarkanlah paman istirahat panjang, sejak ayah meninggal dia jarang dirumahnya lebih focus ke pekerjaan” ucap Alexa.
“Itu orang tua kadang saya usir non karena lebih banyak waktunya disini daripada di rumahnya, kadang juga istrinya dan anaknya yang saya panggil kesini jika pak Hendro nginap disini” sahut bik Siti.
“Anaknya yang gadis masih kuliah?” tanya Alexa.
“Nona Rindi masih kuliah, dia mau jadi dokter katanya” ucap bik Siti
“Kapan-kapan panggil kesini bik, sudah lama saya tidak ketemu. Terakhir dua tahun lalu waktu diajak papanya mengunjungi saya diLondon” ujar Alexa.
“Nanti saya hubungi non Rindi, soalnya non tau sendiri sibuknya yang kuliah kedokteran” ucap bik Siti.
“Bik pelayan disini semua dari Mike?” tanya Alexa.
“Sebagian dari Mike ada juga keluarga bibik dari kampung tapi mereka sebelum disini dilatih dulu sama Mike” jawab bik Siti.
“Baguslah yang penting mereka bisa dipercaya” sahut Alexa.
“Kakak disini, dari tadi Nisa cariin” Annisa tiba-tiba muncul.
“Mau minum teh juga?” tawar bik Siti.
“Boleh deh. eh kak, itu baju-baju di kamarku punya kakak ya?”tanya Annisa.
“Hahahaha. Non Alexa mana mau pakai begituan, lihat saja bajunya kalu bukan hitam putih atau abu-abu” tawa bik Siti meledak mendengar ocehan Annisa.
“Bik emang kakak gak ada baju cewek gitu?” Tanya Annisa.
“Tidak ada. Palingan baju laki yang ada dilemarinya” jawab bik Siti. Alexa yang mendengar dirinya dijadikan bahan obrolan oleh keduanya hanya menatap jengah.
“Gak ada yang warna pink gitu bik?” Annisa mengorek info tentang Alexa.
“Jangankan pink yang berwarna cerah sedikit saja tidak ada apalagi yang namanya gaun. Haram berada dilemari” jawab bik Siti.
“Ya hidup kak Alexa gak berwarna” sahut Annisa.
“Siapa bilang, Putih, hitam, silver, biru tua, hijau army juga warna” protes Alexa.
“Iya warna tapi warna gelap” sahut Annisa.
“Lagian ngapain sih selera berpakainku kalian jadikan bahan gossip? Ini juga bibik ikut-ikutan saja” omel Alexa kesal
“hahahaha. Bibik cuma menjawab pertanyaan dari Nisa saja” sahut bik Siti.
“Pakai ketawa lagi, lucu ya?” kekesalan makin bertambah dengan tingkah keduanya
“Bik kalau kakak lagi marah begitu lucu ya, beda kalau lagi diam dia menakutkan” Bisik Annisa ditelinga bik Siti.
“Dia tidak marah hanya kesal saja, kalau marah mah kayak singa” balas bik Siti berbisik.
“Kalian ngomongin saya ya? Ngapain pakai bisik-bisik?” tanya Alexa.
“Hari masih sore sudah marah-marah” sahut Putri yang tiba-tiba muncul.
“Datang lagi ini kunyuk satu, keroyok aja sekalian” oceh Alexa.
“Gue baru dateng ya? Gak tau masalahnya apa? Jangan dilibatin dong” protes Putri.
“Ini kak, kak Alexa jengkel karena kita ngomongin selera berpakaiannya yang gak berwarna” sahut Annisa.
“Emang betul, masalahnya dimana?”tanya Putri.
“Keroyok aja sekalian, mentang-mentang udah ada temennya gue dilepehin” omel Alexa.
“Hehehe, maapin deh. Tapi kapan lagi gue bisa ngebully, kalo sendiri mana berani gue mumpung ada Nisa sama bik Siti bantuin” Ucap Putri.
“Sekalian aja panggil semua orang ngeroyok gue”
“Hahahahaha” tawa mereka bertiga meledak sketika mendengar ocehan Alexa. Dalam hati bik Siti, dia sangat senang dengan adanya Annisa diantara mereka karena bisa merubah suasana rumah menjadi lebih hangat.
“Terus aja ketawain gue, dasar gak ada akhlak” omel Alexa
“Kak Putri sudah dong ketawanya, kasian kakakku nanti cepat tua kalau marah-marah terus” sahut Annisa.
“Omongan lo dek enaknya hanya diawal saja, ujung-ujungnya ngejatuhin juga” protes Alexa sementara Putri dan Annisa berhigh five ria.
“Akhirnya gue punya teman buat gosipin elo. Hahahaha”tawa kemenangan dari Putri.
Sore itu menjadi lebih berwarna dengan hadirnya Annisa diantara mereka. Gadis ceria dan penuh dengan aura positif mampu mengimbangi aura dingin Alexa.
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments