Raihan Si Pria Arrogant
...Disarankan membaca novel Sahabatku Menghancurkan Hidupku Dalam 1 malam....
...Agar kalian tau Ceritanya karena ini lanjutan terima kasih.......
...Selamat membaca........!!!!!!...
New York Amerika serikat
Terlihat seorang wanita cantik yang berkulit eksotis dengan rambut pirangnya. Memapah tubuh kekar seorang pria. Siapa lagi kalau bukan Raihan yang sudah mabuk berat.
Carey yang sudah menjadi sahabat dekatnya. Harus menjadi korban dari kelakuan Raihan yang tidak pernah berhenti. Dia akan mendapat panggilan telepon dari pria yang selalu menyusahkannya itu.
Tinggal di gedung Apertemen yang sama. Membuatnya harus menahan sabar jika menghadapi Raihan yang sudah mabuk berat Sebenarnya dia ingin melempar Raihan keluar dari mobil. Atau langsung menjatuhkannya dari lantai atas biar tidak pernah menyusahkannya.
Selalu menjadi korban dalam setiap apapun. Entah apa lagi yang di pikirkan temannya sampai mabuk.
Biasanya kalau mabuk, pasti steres masalah pekerjaan, atau masalah wanita yang berselingkuh atau yang lainnya. Ini pekerjaan dari mana.
Sahabatnya itu justru tidak pernah bekerja dan jika berbicara masalah wanita. Yang ada wanita yang stres berurusan dengannya. Raihan dan Carey memang tinggal di New York sudah lama.
Jika Carey semenjak dari dalam kandungan sudah berada di sana berbeda dengan Raihan yang masih 7 tahun tinggal di luar Negri.
Carey terus memapah Raihan sampai masuk kedalam Apertemen dan langsung menuju kamar.
" Brengsek," desis Carey langsung menghempaskan tubuh Raihan di atas kasur.
" Ihhh, sialan, dasar bikin susah," Umpatnya dengan kesal menatap pria yang berbaring itu sekarang malah meracau tidak menentu.
Tetttttttttt. Tettttt
Tiba-tiba Ponsel Raihan yang ada di saku celananya berdering.
" Hhhhhh," ujar Carey mengacak rambutnya frustasi.
Mendengar ponsel itu terpaksa Carey menaiki ranjang dan merogoh saku celana sahabatnya itu mencari di mana keberadaan ponsel yang sedari tadi berdering.
" Dasar bikin susah, kerjanya mabuk terus," umpat Carey semakin kesal dan akhirnya menemukan ponsel Raihan.
Carey melihat panggilan masuk yang bertuliskan. Momy Zira love.
" Mampus," ujar Carey kaget membelalakkan matanya.
Carey melihat Raihan masih sibuk dengan segala racauannya yang setengah sadar.
" Raihan bangun, Tante Zira menelpon!"
Carey terus memukul keras pipi Raihan agar bangun. Karena panggilan sang mama tidak boleh ditolak.
" Raihan, bangun!" teriaknya dengan keras di telinga Raihan.
" Bilang saja aku masih bersenang-senang," sahut Raihan setengah sadar mengigau.
" Dasar gila, ya yang ada aku kenak imbasnya, buruan bangun!" ujar Carey lagi terus membangunkan.
Carey semakin panik, telpon dari mamanya bahkan tidak berhenti sama sekali, Carey bangkit dari ranjang berdiri di hadapan Raihan.
Dia menggigit satu jarinya bingung harus melakukan apa kepada temannya ini agar bangun.
Dia sungguh panik, bisa-bisa dia jadi sasaran kalau sampai mama dari temannya itu marah. Pasti Raihan akan mengomelinya.
Sepertinya Carey sudah mendapatkan ide. Dengan cepat Carey berlari keluar. Carey menuju dapur dan melihat ke belakang. Dia melihat air pel yang ada di ember dengan cepat dan sekuat tenaga Carey mengangkat ember tersebut menuju kamar Raihan.
Sesampai di kamar Raihan. Raihan masih sibuk dengan mengigaunya. Dan ponsel itu masih saja berdering.
Byurrrrrrrr
Ya akhirnya air bekas pel itu habis membasahi wajah Raihan dan pastinya tempat tidur mahal itu.
" Carey!" teriak Raihan langsung duduk.
Seperti ingin menyelamatkan diri dari sunami. Sunami kan airnya keruh sama seperti air pel itu. Jadi Raihan pasti merasa di terpa ombak.
" Syukurin," ujar Carey berkacak pinggang di depan Raihan yang sedang mengusap wajahnya yang basah.
Raihan menyempatkan diri mencium bau air tersebut yang mengenai bajunya. Sehingga exsperesinya seperti mencium bau menyengat.
" Kau gila. Sembarangan," sahut Raihan yang sudah mulai sadar kesal dengan kelakuan Carey yang selalu suka-sukanya.
" Tuh, Tante Zira nelpon," ujar Carey kesal menunjuk kearah ponsel yang masih terus berbunyi.
" Biasa aja, nggak usah nyolot," sahut Raihan tambah kesal, langsung bergeser meraih ponselnya dan mengangkat panggilan mamanya.
" Iya ma," ujar Raihan nada sedikit kesal.
" Apa kamu bilang, iya ma, kamu pikir mama ini teman kamu, hah!, Sembarangan kamu sama orang tua. Sedang apa kamu, lama sekali mengangkat telpon mama, apa pekerjaan kamu jauh lebih penting dari mama iya, kamu lagi mabuk ya," tebak Zira yang selalu benar.
Raihan menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya. Kupingnya sakit mendengar ocehan mamanya. Ya salah bicara sedikit saja Raihan akan mendapat ocehan satu lembar dari Zira.
" Raihan, kamu dengar mama apa tidak!" Teriak Zira jauh di sana yang mungkin sekarang sedang naik darah.
Raihan merapatkan giginya. Mendesis kesal kembali mendekatkan ponselnya ke telinganya. Sementara Carey yang masih tetap berdiri di depannya terkekeh kecil melihat sahabatnya yang dimarahi sang mama.
" Iya momy ku sayang, ada apa momy menelpon bukannya baru semalam kita telponan," ujar Raihan berbicara manis agar mamanya tenang.
Sangat terhitung dia berbicara lembut, bahkan dengan Carey saja Raihan jarang berbicara lembut, kecuali ada maunya saja.
" Oh jadi menurut kamu, kalau sudah di telpon sekali tidak boleh di telpon lagi. Kamu bosan punya orang tua, kenapa tidak kirim santet saja dari sana untuk mama agar mama mati," teriak Zira dengan keras.
Salah lagi, Raihan serba salah, di jawab salah tidak di jawab salah, memang sebaiknya jika mamanya menelpon dia harus bilang iya saja.
Supaya tidak mendapat Omelan dari mamanya. Raihan menarik napasnya menggaruk kepalanya dengan jarinya.
" Bukan begitu mama kusayang, ya sudah mama menelpon Raihan untuk apa?" Tanya Raihan lembut.
" Pulang!" Satu kata yang paling dibenci Raihan.
" Tidak, ma, itu mustahil, Raihan sudah nyaman tinggal di sini," protes Raihan jelas itu hal sulit di kabulkan.
" Mama bilang pulang, kamu harus urus Perusahaan, jangan hanya bermain terus yang kamu pikirkan. Ingat usia kamu sudah tua. Seharusnya kamu bekerja keras terus mencari istri bukan seperti ini yang kamu lakukan," oceh Zira tiada henti.
Kalimat itu juga sudah sangat di hapal Raihan. Mamanya tidak punya kalimat lain. Selain itu. Hanya itu terus yang di ucapkannya.
" Ma, Raihan tidak bisa pulang segampang itu, Raihan tidak mau," tolaknya tanpa basa basi.
" Raihan, mama tidak mau tau, kamu harus pulang, jika kamu tidak pulang dan lebih memilih tinggal di New York. Mama akan kirim kepala mama kesana," ancam Zira dengan tegas mematikan ponselnya.
Tutttttt
" Ma, mama," panggil Raihan.
Tetapi sayang sang mama sudah mematikan telponya. Raihan kesal dan menghempas ponselnya di atas tempat tidur.
Raihan menghapus wajahnya kasar dengan ke-2 tangannya, Sementara Carey masih tertawa kecil di depannya.
" Kau, menertawakanku," ujar Raihan
Carey hanya menaikkan ke-2 bahunya dengan wajah mengejek.
" Ok, aku mau tidur dulu," ujarnya pamit, baru ingin berbalik badan.
Raihan mengehentikan tangannya membuat Carey menoleh kebawah.
" Bersihkan," sahut Raihan mengarahkan matanya pada tempat tidurnya yang basah kuyup akibat ulah Carey.
" Enak aja, ya kau lah yang bersihkan," protes Carey, jelas itu bukan urusannya.
" Cepat," ujar Raihan menekan suaranya dengan melototkan matanya.
Carey merapatkan giginya dan menghentakkan kakinya kelantai. Mau tidak mau harus menuruti Raihan si Pria Arogant itu.
" Minggir," usir Carey menggeser kasar tubuh Raihan yang masih duduk di ranjang.
" Biasa aja," sahut Raihan dan langsung berdiri.
Carey menarik kasar seprai dengan tidak iklhas dia harus membersihkan kamar sahabatnya yang selalu menyusahkannya.
...Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 434 Episodes
Comments
Yani
aku mampir thor
2022-03-04
0
Yani
entar lama2 saling suka ,,,
2022-03-04
0
Ilma Wahyuning
ooowwwh
kalian itu seperti tante dan om kalian,, Rony dan Saky
kalau bertemu mesti berantem
2021-12-18
2