Setelah di rawat beberapa hari di rumah sakit. Akhirnya Raihan sudah bisa pulang. Raihan istirahat di rumah hanya 1 hari.
Kondisinya yang sudah membaik membuat Raihan kembali ke Perusahaan. Raihan memang sudah bertekad akan memimpin Perusahaan dengan serius.
Mungkin dia memiliki rencana yang lain. Hanya dia dan tuhan yang tau apa yang di pikirkan Raihan. Hari ini Raihan di antar oleh supir yang biasa mengantar Raina ke kantor.
Raka yang sudah bekerja lama di Perusahaan. Raka bukan hanya sekedar supir yang mengantarkan Raina. Tetapi juga asisten yang membantu pekerjaan Raina dan Nayra.
Raihan yang duduk di belakang dengan santai sambil bermain handphone. Raka hanya melihat sesekali dari kaca spion apa yang di lakukan Raihan.
Karena keasikan melihat atasannya dan tidak fokus menyetir Raka harus merem mendadak.
Ke ci ut n......Raka merem mobil dengan tiba-tiba. Membuat Raihan maju kedepan. Membuat keningnya terbentur ke belakang kursi depan.
" Ada apa ini, kau ingin membuatku celaka lagi," tanya Raihan kesal.
" Maaf pak,"
" Baru juga pulang dari rumah sakit," desis Raihan memegang keningnya yang sakit akibat terbentur kursi.
" Maaf pak, saya hampir menabrak anak sekolah," ujar Raka.
" Sudah sana keluar, lihat dia bagaimna!" ujar Raihan.
" Baik pak," jawab Raka.
Raka pun keluar dari mobilnya dan melihat anak sekolah yang hampir di tabrak nya. Setelah kepergian Raka. Raihan masih memegang keningnya yang sudah luka.
Raihan melihat Raka berbicara pada gadis yang memakai baju seragam SMP itu. Raihan terus melihat gadis remaja itu dengan penuh arti seakan gadis itu mengingatkannya pada seseorang.
Flass back
Raihan menyetir sambil bermain ponsel. Karena terlalu fokus bermain ponsel saat Raihan melihat kedepan. Tiba- tiba gadis remaja menyebrang. Raihan langsung merem mobilnya.
Ke ci ut n....
" Astaga," ujar Raihan dengan napas tidak beraturan. Raihan melihat ke kaca mobil dan tidak melihat gadis remaja yang tadi dilihatnya.
Dengan kepanikan Raihan membuka seat beltnya dan cepat-cepat keluar dari mobilnya.
Raihan tersentak kaget saat melihat gadis remaja yang memakai seragam SMP itu terduduk di lantai sambil memegang sikunya yang berdarah. Raihan berjongkok melihat luka gadis itu.
" Kamu tida Apa-apa?" tanya Raihan.
" Tidak om, hanya luka sedikit?" jawab gadis itu memperlihatkan memar pada sikunya.
" Saya minta maaf, saya tidak sengaja," ucap Raihan merasa bersalah.
" Tidak apa-apa Om, Nayra yang salah karena nyebrang tidak hati-hati," ujar Nayra yang menahan sakit. Karena lumayan perih.
" Ya sudah kita kerumah sakit, biar luka kamu di tangani!" ajak Raihan.
" Tidak Om, Nayra harus kesekolah. Soalnya sudah hampir terlambat, hari ini Nayra ada ulangan. Jadi tidak apa-apa," Nayra menolak ajakan Raihan dan langsung berdiri.
Raihan pun menyusul berdiri dan melihat gadis cantik itu membersihkan roknya.
" Sekolah kamu di mana, biar saya yang antar!" tawar Raihan.
" Tidak usah Om, nanti merepotkan," lagi dan lagi Nayra menolak.
" Tidak apa-apa, anggap saja sebagai rasa bersalah saya. Lagi pula kamu hampir terlambatkan," ujar Raihan meyakinkan gadis yang sebahunya itu.
Nayra masih ragu dan melihat di sekelilingnya juga melihat Raihan. Dia tidak bisa percaya begitu saja dengan orang yang tidak di kenalnya.
" Kamu jangan khawatir, saya tidak ada niat jahat sama kamu. Ayo mari saya antar," ujar Raihan membujuk Nayra yang melihat keraguan di dalam diri Nayra.
Pada akhirnya Nayra pun mau melihat waktu yang sudah hampir terlambat. Raihan membukakan pintu mobil untuk Nayra dan memakaikan seat belt.
Nayra hanya dia meski merasa canggung mendapat perlakuan baik dari orang yang baru dikenalnya.
Mobil Raihan berhenti di depan sekolah Nayra. Syukurlah Nayra tidak terlambat. Malah masih ada waktu 10 menit lagi bel masuk.
Dengan kesempatan itu. Raihan masih bertanggung jawab atas apa yang di lakukannya kepada Nayra.
Raihan mengobati luka Nayra di siku dan telapak tangannya di dalam mobilnya. Nayra terus meringis merasa perih saat lukanya di obati oleh Raihan. Padahal Raihan begitu lembut mengobatinya.
" Selesai," ujar Raihan menyelesaikan pekerjaannya dan melihat gadis di depannya itu cukup lama. Nayra juga melihatnya. Seperti langsung ketarik listrik.
" Makasih Om," ujar Nayra mengalihkan pandangannya dan semakin gugup.
Raihan tersenyum melihat Nayra yang terlihat gugup.
" Apa saya setua itu, sampai kamu harus memanggil Om," ujar Raihan yang risih dengan panggilan itu.
" Maaf, tapi Nayra tidak tau harus panggil apa. Bapak atau..." ucap Nayra yang gugup.
" Nama saya Raihan, saya bukan Om kamu. Jadi jangan panggil om," ujar Raihan menatap Nayra dengan tatapan lembut memiliki arti.
" Lalu?" tanya Nayra bingung.
" Terserah kamu. Tetapi jangan Om, atau bapak, saya tidak setua itu," sahut Raihan menggedikkan bahunya.
" Hmmm kalau begitu Nayra akan panggil kakak," ujar Nayra.
" Boleh, itu jauh lebih baik,"
" Meski kak Raihan bukan kakakku," sahut Nayra membuat Raihan tersenyum.
" Iya aku memang bukan kakakmu. Tapi kamu bisa memanggilku nama atau apa yang kamu suka," ujar Raihan.
" Baiklah aku akan panggil kak Raihan," ujar Nayra memutuskan panggilannya. Raihan hanya mengangguk. Senyum di wajah Raihan tidak pernah lepas.
" Ya sudah kak Raihan, Nayra masuk kedalam dulu, makasih sudah obati luka Nayra," ucap Nayra.
" Iya masuklah, saya.minta maaf sekali lagi sudah membuat kamu luka," ujar Raihan. Nayra mengangguk dan membuka seat belt.
Tetapi seat belt itu sulit dibuka. Raihan yang melihat Nayra kesulitan langsung mengambil tindakan dan membukakannya. Alhasil wajah tampan Raihan harus berada dekat dengan wajah Nayra.
Nayra menelan salavinanya, menahan napasnya saat dewa itu dekat dengan dirinya. Berharap debaran jantungnya tidak terdengar. Raihan pun menoleh ke arah Nayra yang sekarang melihat dirinya.
Akhirnya ke-2 manusia itu saling beradu pandang dengan hati masing-masing dan debaran jantung masing-masing.
" Apa sudah selesai," ujar Nayra dengan sesak.
" Oh iya," sahut Raihan salah tingkah, kembali beralih dari Nayra.
" Kalau begitu Nayra masuk dulu," ujar nayra gugup. Raihan mengangguk, Nayra membuka pintu mobil saat ingin beranjak keluar Raihan menghentikan Nayra dengan memegang tangannya.
" Tunggu!" cegah Raihan. Nayra kembali membalikkan tubuhnya.
" Iya kak," jawab Nayra.
" Boleh saya panggil kamu Nara," ujar Raihan. Nayra tersenyum dan mengangguk.
" Kita akan bertemu lagi?" tanya Raihan.
Yang sepertinya ingin bertemu lagi dengan Nayra. Nayra mengangguk kembali, Raihan tersenyum. Nayra pun keluar dari mobil dan memasuki sekolahnya.
Raihan terus melihat Nayra dari dalam mobilnya.Nayra membalikkan tubuhnya dan melambaikan tangannya. Raihan tersenyum. Paginya hari ini sangat bahagia.
Tidak menyangka bertemu dengan Nayra yang dipanggilnya Nara. Dan membuatnya tidak berhenti tersenyum.
Falss on
bakk.. Suara menutup pintu mobil membuyarkan lamunan Raihan. Raka memasuki mobil menganggu kembali Raihan.
" Bagaimana?" tanya Raihan sudah melihat gadis yang hampir di tabrak Raka pergi berjalan.
" Tidak apa-apa pak, dia hanya kaget," jawab Raihan.
" Oh, lain kali menyetirlah dengan benar," ujar Raihan dengan tegas.
" Baik pak," sahut Raka menunduk.
" Ya sudah jalan!" perintah Raihan. Raka menunduk dan kembali melajukan mobilnya.
Raihan yang masih memegang keningnya melihat di sekelilingnya. Selain mengingat kejadian yang dia alaminya dengan Nara.
Tempat itu juga adalah tempat yang sama. Bagaimana saat pertama kali bertemu dengan Nayra. Raihan tidak mengerti semakin lama berada di Indonesia.
Semakin banyak yang di kenangnya dengan gadis yang di cintainya dulu. Apa lagi sekarang setiap hari Raihan harus berhadapan dengan Nara.
Nara juga sangat dekat dengan keluarga. Dan Nara juga adalah wanita yang di sukai sepupunya Angga.
Hal itu membuat Raihan tidak bisa tinggal diam. Tidak mungkin dia membiarkan Nayra semudah itu mendapatkan kebahagiannya.
... Bersambung..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 435 Episodes
Comments
Erika Syarif
Terbaik novel ini
2021-12-18
1