Tingggggggggggg
Suara jam Beker Nayra yang begitu nyaring tidak dapat membangunkannya sampai saat ini. Padahal sinar matahari yang cerah sudah memasuki kamarnya.
Gadis itu masih tetap dalam tidurnya dan tidak kembali dari alam mimpinya. Karena jam bekernya terus berdering keras.
Nayra menggerakkan tangannya meraba-raba meja di samping ranjangnya mencari keberadaan jam itu tanpa membuka matanya.
" Ahhhhh berisik," desisnya saat menemukan jam bekernya.
Nayra membuka matanya sedikit untuk melihat angka di jam itu.
Ketika melihatnya sebentar Nayra kembali memejamkan matanya dan dengan cepat kembali membuka matanya memastikan angka yang di lihatnya.
Masih rabun 7:40. Nayra mengucek matanya memastikan bahwa penglihatannya pasti salah. Nayra melebarkan matanya saat melihat angka itu.
" Ahhhhhh," teriak Nayra langsung duduk.
" Mampus gue, terlambat," ujarnya menyadari mengacak rambutnya frustasi, " aduh kenapa bisa sampai kesiangan," gerutunya mengomel dan langsung beranjak dari tempat tidurnya dan memasuki kamar mandi.
Dengan buru-buru Nayra memasuki kamar mandi. Mandi dengan asal-asalan. Nayra seperti di kejar seta. Kucar- kacir kesana kemari.
Dia benar-benar harus buru-buru kekantor dan jangan sampai terlambat. Setelah selesai bersiap ala kadarnya. Memakai dress navy dan hils yang tinggi. Nayra langsung keluar dari Apertemennya.
Nayra masih harus mencari Taxi. Karena memang tidak memiliki mobil. Nayra menunggu Taxi sambil terus melihat jam tangannya yang sangat cepat bergerak.
" Aduh Taxi kemana sih," Ocehnya yang kesal dengan hari ini.
Setelah hampir 5 menit Nayra pun menemukan Taxi dan langsung menaikinya. Nayra terus mendesak supir Taxi untuk lebih cepat dalam berkendara.
Nayra akhirnya sampai keperusahaan. Nayra turun dari Taxi. Tetapi Nayra malah bingung melihat di halaman perusahaan banyak orang yang memakai pakaian APD.
" Ada apa ini," gumamnya bingung mengeluarkan uang dari tasnya.
" Ini pak," ujar Nayra memberikan bayaran argo Taxinya.
" Makasih mbak," sahut supir mengambil uang tersebut. Nayra pun keluar dari Taxi.
Nayra melihat di sekelilingnya. Kepalanya berputar melihat apa yang terjadi. Orang-orang yang memakai pakaian APD itu menyemproti seluruh halaman Perusahaan dan mobil-mobil para karyawan.
Nayra yang masih ditengah beribu rasa penasarannya memasuki perusahaan. Ternyata bukan hanya di halaman perusahaan, lobi Perusahaan juga ada beberapa orang yang melakukan hal yang sama seperti di luar.
Bahkan beberapa orang yang bekerja di lobi iku membantu membersihkan meja, Ada yang menyapu dan sampai mengepel.
" Apa ada gotong royong berjamaah, kenapa tiba -tiba menjadi cleaning service mendadak, atau ada virus, sehingga banyak orang-orang yang menyemprot sana-sini," batin Nayra semakin bingung.
Nayra pun tetap melanjutkan langkahnya memasuki lift menuju lantai di mana dia bekerja. Kebingungannya semakin bertambah. Saat memasuki lift dan ada Pria yang membersihkan lift.
Nayra menarik napasnya, dan beberapa kali menggesekkan hidungnya dengan jarinya. Saat Pria itu menyemprotkan dingding lift. Sungguh Nayra tidak tahan dengan baunya dan ingin cepat-cepat keluar.
" Apa lagi ini," batin Nayra.
Ting. Pintu lift terbuka. Nayra keluar dari lift Betapa terkejutnya Nayra saat melihat pemandangan yang di depannya.
Semua karyawan pagi-pagi seperti ini membersihkan semua ruangan. Ada yang menyapu, membereskan mengepel. Seperti apa yang di lihatnya dari halaman sampai lobi Adverb.
Karyawan tidak ada yang memegang komputer atau mencatat beberapa hal penting. Hari ini benar-benar menjadi cleaning service semuanya.
Beberapa orang yang memakai pakaian APD juga menyemprot sudut-sudut ruangan. Seperti perusahan sedang terinfeksi virus berbahaya.
" Apa yang terjadi," gumamnya heran tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
Kepalanya berkeliling dan melihat Raihan yang sangat sibuk memerintah beberapa karyawan seperti mandor yang begitu cerewet. Ditambah gayanya yang sangat angkuh.
Dengan ke-2 tangan di masukkan ke saku celananya dan sebentar-sebentar menunjuk -nunjuk karyawan agar menuruti kemauannya.
" Ria," panggil Nayra yang menghampiri Ria yang sudah berkeringat mengepel lantai.
" Nay lo baru datang," tanya ria dengan suara lelahnya melihat arlojinya sudah jam 9 pagi.
" Iya sorry," jawab Nayra.
" Gue kira lo nggak masuk," ujar Ria yang tidak biasanya melihat Nayra terlambat.
" Ya masuk lah, by the way ini ada apa, kok semua kayak gotong royong memang ada acara apa?" Tanya Nayra penasaran.
" Ohhhhh... ini....."
Belum sempat Ria berbicara, sebuah kain lap terlempar ke wajah Nayra dan menutupi wajah cantiknya.
Nayra kaget ketika wajah itu tertutup dan mengambil kain lap itu dari wajahnya mencari siapa yang melemparnya.
" Berani sekali kau datang terlambat," ujar Raihan yang sudah berdiri di depan Nayra.
Nayra terdiam. Dia mengakui dirinya terlambat datang kekantor. Ria yang berada di antara Nayra dan Raihan langsung mundur perlahan.
Dia tidak ingin kenak omelin. Karena ketahuan berbicara di tengah pekerjaan yang mana sejak tadi pagi Raihan terus mengomel pada karyawan yang tidak bejus bekerja.
" Maaf pak," ujar Nayra menunduk mengakui kesalahannya.
" Bersihkan ruangan saya!" Perintah Raihan dengan tegas. Nayra kaget mendengarnya.
" Saya," tunjuk Nayra pada dirinya melihat kearah Raihan.
" Memang ada orang lain di sini, sana cepat jangan buang waktu, awas ya kalau tidak bersih," ujar Raihan dengan tegas.
Nayra menarik napasnya dan langsung pergi keruangan Raihan. Karena dia juga malas berdebat dengan Raihan.
Nayra pun membersihkan ruangan Raihan. Kalau ditanya iklhas atau tidak pasti tidak lah. Sangat terpaksa dia melakukannya.
" Sejak kapan semua orang menjadi pembersih. Apa dia pikir karyawan di sini tidak punya pekerjaan apa. Jika dia ingin Perusahaan bersih. Dia bisa melakukannya setelah karyawan tidak ada di kantor ini. Sudah tau pekerjaan banyak malah mencari-cari pekerjaan lagi," gerutu Nayra mengoceh di ruangan Raihan melap meja Raihan.
Dari luar Raihan bisa melihat bibir Nayra yang tidak hentinya berbicara sendiri. Raihan tau Nayra pasti kesal karena di suruh membersihkan ruangannya.
Nayra terus mengoceh sampai tidak sadar Raihan sudah memasuki ruangannya dan berdiri di belakangnya.
" Dari tadi itu saja yang kau kerjakan," ujar Raihan membuat Nayra tersentak kaget.
" Dari pada dia dari tadi hanya berdiri," gumam Nayra.
" Apa yang kau katakan?" tanya Raihan yang dapat mendengar keluhan Nayra.
" Tidak, aku tidak bicara apa-apa," sahut Nayra mengelak.
" Kalau bicara lihat orangnya," ujar Raihan.
" Apa pentingnya melihatnya," batin Nayra.
" Apa kau tuli," bentak Raihan. Dengan terpaksa Nayra membalikkan tangannya.
" Maaf pak Saya tidak bicara apa-apa," ujar Nayra melihat wajah sombong Raihan.
" Lanjutkan pekerjaanmu!" titah Raihan.
Disuruh melihatnya tetapi kembali memerintah, maunya apa sih," Nayra terus bergerutu kesal di dalam hatinya.
" Dari tadi yang di kerjakan hanya itu-itu saja. Dasar lelet," desis Raihan. Nayra yang mendengarnya hanya menggerak-gerakkan mulutnya mengejek apapun yang di katakan Raihan.
" Tidak punya kedisiplinan dalam bekerja. Kenapa juga Raina harus memperkerjakan ya," desis Raihan lagi, sudah terlambat malah banyak tingkah," Nayra mengepal tangannya lama-lama telinganya sakit mendengar ocehan Raihan.
Nayra membalikkan tubuhnya menghadap Raihan.
" Kenapa tidak suka, keberatan," ujar Raihan yang melihat wajah Nayra yang seperti menantang dirinya.
" Aku tau aku Terlambat. Tapi tidak perlu anda terus mengoceh," protes Nayra.
" Cih...," Raihan mengendus kesamping, melangkah mendekati Nayra.
" Apa kau bos di Perusahaan ini. Selalu membantah dengan apa yang aku lakukan," ujar Raihan
Melangkah terus mendekati Nayra. Nayra yang masih memegang kain lap. Mundur perlahan dan sialnya tubuhnya sudah terbentur dingding meja.
...Bersambung...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 435 Episodes
Comments
Erika Syarif
lanjut thorrrr
2021-12-18
0