" Memang kamu anak kecil. Kalau kamu dewasa kamu nggak akan kayak gini," keluh Farah.
" Eyang, Raihan ini baru sampai, eyang sama saja seperti mama, Raihan pulang malah di marahi," protes Raihan dengan wajah kesalnya.
" Raihan, eyang tidak akan marah sama kamu. Hanya saja eyang kasihan dengan mama kamu," ujar eyang Farah.
" Lagi pula kau tega sekali Raihan, menuduh eyang bekerjasama dengan Tante Zira. Itu tidak masuk akal," sahut Angga membela.
" Sudah nggak usah ikut campur," sahut Raihan kesal.
" Mana Andini?" tanya Raihan tidak melihat sepupunya yang tinggal bersama eyangnya.
" Lagi keluar, bentar lagi juga pulang," jawab eyang Farah.
" Eyang, Raihan kan sudah pulang, eyang tidak berencana memasakkan Raihan sup ceker ayam," ujar Raihan dengan suara manjanya.
" Gaya hidup di Luar Negri. Pulang ke Indonesia hanya mencari ceker ayam," sahut Angga tersenyum mengejek.
" Nggak ada yang minta pendapat," sahut Raihan kesal. Farah tersenyum menggeleng.
Cucunya yang tampan dan sombong itu memang tidak akan bisa lepas dari sup ceker ayam makanan favorit kesukaan Raihan.
" Ya sudah, karena eyang tidak sibuk, akan eyang buatkan," ujar eyang Farah.
Raihan tersenyum mendengar eyangnya akan memasakkanya makanan itu.
" Terima kasih eyang, memang eyang yang paling terbaik," puji Raihan.
*********
Kediaman Addrian Admaja Wijaya.
Raina pun akhirnya langsung di tangani Dokter Della. Sementara Nayra sudah kembali kekantor melanjutkan beberapa pekerjaan Raina.
" Bagaimana keadaannya Della?" tanya Zira cemas.
Ketika melihat Della selesai memeriksa putrinya.
" Kak Raina tidak apa-apa Tante, kak Raina hanya lelah," jawab Della.
" Syukurlah kalau begitu," ujar Zira cukup lega, dan duduk di samping Raina yang terbaring lemah.
" Ya sudah Tante, Della pulang dulu ya, oh iya kalau kak Raina bangun, suruh minum obatnya dan kalau bisa dia jangan bekerja dulu, dia butuh istirahat yang banyak," ujar Della memberi saran.
" Iya Della makasih ya," ujar Zira.
" Iya Tante Della pamit ya," ujar Della lagi.
" Maaf ya Della Tante tidak bisa antar sampai depan,"
" Tidak apa-apa, Tante jaga kak, Raina saja," sahut Della.
Della pun langsung pergi dari kamar Raina. Della menuruni anak tangga dan langsung keluar dari rumah Zira. Saat ingin memasuki mobilnya. 2 Mobil berhenti di depan rumah Zira.
Pengemudi mobil itu langsung keluar dan menunjukkan gaya masing-masing. Angga dan Raihan yang seperti artis papan atas.
" Raihan," gumam Della tidak percaya melihat Raihan. Setaunya temannya itu berada di Luar Negri.
" Del, ngapain di dalam ada yang sakit?" tanya Angga.
" Iya, kak Raina sakit," jawab Della.
" Zetty ," gumam Raihan langsung khawatir dan langsung berlari ke dalam rumah ketika mendengar kondisi adiknya itu.
Della hanya bisa melihat Raihan yang berlari kencang.
" Sejak kapan dia pulang?" tanya Della heran.
" Kayaknya baru 2 hari di sini," jawab Angga.
" Oh," Della mengangguk- angguk, " ya sudah Angga aku balik dulu ya," ujar Della pamit.
" Ok hati-hati," sahut Angga.
Angga menunggu Della masuk mobil. Saat melajukan mobilnya Della membunyikan klakson dan Angga tersenyum lalu menyusul masuk ke dalam rumah.
Raihan langsung berlari menuju kamar Raina dia begitu mencemaskan adiknya itu.
" Zetty ," ujar Raihan dari depan pintu, melihat mamanya yang duduk disamping Zetty. Sementara sang adik masih tertidur.
" Ma, apa yang terjadi?" tanya Raihan memegang kening kepala adiknya yang terasa hangat.
" Della bilang dia kelelahan. Dia pasti lelah bekerja, wajarlah banyak klien yang ingin bekerjasama dengannya. Belum lagi Raina harus mengurus novelnya," jawab Zira.
" Lalu Amira mana ma?" tanya Raihan.
" Di kamar, Raihan kamu jagain Raina, mama mau kedapur dulu memasak bubur untuknya," ujar Zira berdiri.
Raihan mengangguk dan mengambil posisi duduk Zira. Raihan memengang tangan adiknya.
" Raihan," panggil Zira yang masih berdiri di depan pintu.
" Iya ma," sahut Raihan menoleh ke arah pintu.
" Mama harap, kamu akan mempelajari semua data Perusahaan. Kamu harus pikirkan Raina. Dia tidak mungkin mengurus semuanya sendiri. Sementara papamu juga sibuk mengurus yang lain," ujar Zira menegaskan.
Zira pun tidak ingin bicara lama-lama dan langsung pergi. Raihan tidak menjawab. Setelah kepergian Zira. Raihan menatap wajah adiknya yang sangat pucat.
Sebenarnya dia kasihan melihat Raina. Raina yang selalu bekerja keras. Tetapi tidak pernah memiliki nasib baik. Bahkan dia sudah menjadi single parents 4 tahun terakhir ini.
Sementara dirinya hanya selalu membangkang dan membuat mamanya marah. Raihan memang sangat sulit mengabulkan permintaan mamanya mengenai Adverb.
Yang membuat Raina harus mengalah. Karena dia juga tidak mungkin membiarkan papanya memimpin perusahaan sendiri.
*********
Setelah selesai meeting dengan beberapa klien akhirnya Nayra pulang ke Apertemennya. Nayra selalu pulang larut malam karena memang harus mengerjakan pekerjaan yang di pegang Raina.
Dari koridor Apertemen Nayra melihat wanita yang berjongkok di depan Apertemennya sambil bermain ponsel.
" Andini," sapa Nayra.
Andini yang mendengar nama Nayra langsung menoleh dan berdiri. Nayra pun menghampiri Andini dan berdiri di depannya.
" Hay Nay, baru pulang, jam brapa ini," ujar Andini melihat arloji di tangannya.
" Iya, gue lembur, kamu sejak kapan di sini?" tanya Nayra.
" Sudah hampir 1 jam, aku kira kamu di Apertemen. Ini aku bawain sup, jadi karena sudah terlanjur kesini, jadi aku tungguin aja. Tidak mungkin kan makanannya aku bawa pulang lagi," jelas Andini.
" Sorry banget ya, soalnya aku lembur," ujar Zira merasa bersalah memegang satu tangan Andini yang sekarang tersenyum.
" Santai aja, Yaudah bukain kali pintunya, biar gue masuk. Kita panasi ini sup," ujar Andini yang melihat pintu tidak di buka juga.
" Astaga sorry, pasti kaki lo sudah mau patah,"
" Itu lo tau," sahut Andini.
Mereka memasuki Apertemen sambil tertawa.
Andini dan Nayra langsung kedapur. Andini yang sudah terbiasa di Apertemen Nayra. Andini langsung mengambil panci untuk memanaskan sup yang di bawanya.
" Tumben banget bawa sup, siapa yang masak?" tanya Nayra menuang air putih kegelas.
" Eyang yang masak," jawab Andini menghidupkan kompor.
" Rajin banget eyang masak," ujar Nayra meneguk minumannya.
" Wajarlah, namanya buat cucu kesayangannya yang pulang dari Luar Negri, kak Raihan," jawab Andini.
Ekhg Ekhg mendengar nama Raihan, Nayra langsung tersedak minuman.
" Raihan," batin Nayra.
" Pelan-pelan," sahut Andini mengaduk masakannya.
Nayra tersenyum tipis dan kembali minum dengan perasaan yang sudah tidak enak.
Setelah memanaskan sup itu Nayra dan Andini pun langsung makan malam.
" Enak?" tanya Andini melihat sahabatnya yang memakan ceker dengan lahap.
" Sejak kapan sup ceker tidak enak," jawab Nayra yang terus memakan ceker dengan rakus, menarik daging dari tulangnya.
" Dasar rakus," protes Andini yang melihat sahabatnya makan dengan lahap.
" Mau makan, jangan protes," sahut Nayra.
" Sejak kapan gue suka makan kaki," sahut Andini yang geli.
Meski tidak menyukai makanan itu. Tetapi dia selalu mengingat sahabatnya jika di rumahnya terdapat masakan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 435 Episodes
Comments
Dewi Silaban
sup ceker ayam enaklahhhh
2022-05-22
0
Yani
apa mungkin nayra itu pacar smpnya reyhan🤔🤔
2022-03-04
0
ᴮᵀ⃝☽⃟☾Rein Dinda
salah nama thor harusnya Nayra
2022-01-03
0