Mereka memberi hormat ketika melihat ibu Direktur mereka datang bersama Pria yang tidak di kenal mereka.
Tetapi tidak dengan Nayra. Dia justru kaget dengan Pria yang berjalan sejajar dengan bosnya itu, dia terus menatap pria itu dengan tatapan shock dan penasaran tingkat dewa.
Nayra terus menelan ludahnya. Jantungnya malah berdebar tidak menentu. Ketika melihat Raihan. Bukan karena Raihan tampan. Tetapi sesuatu alasan yang membuat Nayra seperti mimpi.
Raihan dan Raina tetap berjalan. Saat berjalan Raihan menoleh kesamping dan melihat Nayra yang dari tadi melihat dirinya. Wajah Nayra masih terlihat terkejut.
Raihan pun menatapnya dengan tatapan dingin. mereka bahkan saling beradu pandang.
" Jadi dia bekerja di sini," batin Raihan mengendus.
" Raihan dia ada di sini. Apa jangan-jangan..." Nayra takut jika apa yang dipikirannya akan terjadi.
Perusahaan heboh dengan CEO baru dan Raihan tiba-tiba datang bersama dengan Direktur mereka.
Banyak kemungkinan apa yang di dalam kepalanya benar. Apalagi tadi malam dia juga mendengar dari Andini tentang kepulangan Raihan.
Langkah sang adik berhenti tepat di depan para karyawan, Raina menghadap para karyawan yang masih membungkuk memberi hormat.
" Perhatiannya sebentar," urjar Raina.
Para karyawan serentak mengangkat kepala mereka. Karyawan wanita tersenyum kagum melihat kehadiran Pria bak seorang Dewa Yunani.
Mereka senyum- senyum sendiri. Melihat Pria tampan yang berdiri di samping Raina. Pria yang mampu membuat mereka kesetrum.
Tetapi sayang. Raihan bahkan tidak seperti Raina yang tersenyum menyapa karyawannya. Senyumnya sangat mahal.
Bahkan dia tidak melihat karyawan yang tersenyum kepadanya. Matanya masih fokus pada Nayra.
Raina melihat kakanya yang berdiri di sampingnya dan melihat sepertinya sang kakak memandang seseorang.
Raina pun melihat kemana arah mata itu dan ternyata mata itu memandang kearah sang sektaris pribadinya. Melihat hal itu sang adik hanya tersenyum seakan mengetahui sesuatu.
" Perkenalkan ini kakak saya, saudara kembar saya Raihan Arzatty Admaja Wijaya," ujar Raina memperkenalkan sang kakak.
Mendengar atasannya berbicara. Nayra langsung mengalihkan pandangannya dari Raihan.
Sementara Raihan masih terus melihatnya. Yang adanya Nayra menjadi salah tingkah di tatap dengan dingin oleh Raihan.
" Dia akan menjadi calon CEO baru di Adverb E-Group, jadi saya mohon tolong bimbingan kalian semua," ujar Raina dengan penuh penegasan.
" Baik bu," sahut Karyawan serentak dan dengan suara lantang.
" Terima kasih, kalian boleh melanjutkan pekerjaan," ujar Raina.
Para karyawan pun kembali duduk ketempat mereka masing-masing. Nayra pun mencoba tenang dan ikut duduk.
" Nayra kamu ikut keruangan saya!" titah Raina yang membuat Naira tidak jadi duduk.
" Baik Bu," jawab Naira dengan gugup.
***********
Raina pun menunjukkan ruangan milik Raihan. Mereka memasuki ruangan itu. Raihan melihat di sekeliling dan melihat dinding kaca yang besar. Yang langsung bisa melihat para karyawan yang bekerja di luar.
" Ini bisa di lihat dari luar juga?" tanya Raihan sambil mengetuk kaca tersebut.
" Iya, kakak bisa melihat karyawan, bekerja dan karyawan juga bisa melihat kakak bekerja di dalam. Jadi kakak bisa bekerja sambil mengawasi mereka," sahut Raina melipatkan tangannya di dadanya.
" Tidak ada penutupnya?" Tanya Raihan.
Raina mengkerutkan dahinya tidak mengerti maksud dari kakaknya.
" Hanya tirai tarik," jawab Raina menunjukkan tirai tarik yang terbuat dari bambu itu.
" Hanya itu, sama saja, apa tidak bisa di ganti dengan dingding tidak kaca tembus pandang seperti ini," protes Raihan mengeluhkan masalah dingding yang terbuat dari kaca.
" Memang untuk apa kak?" tanya Raina bingung.
" Zetty, kalau kacanya tembus pandang seperti ini, yang adanya gak bisa senang-senang di dalam sama wanita bakal kelihatan dari luar. Kan tidak mungkin kakak sedang asyik- asyik bersama wanita. Eh malah di tonton dari luar," jawab Raihan dengan santainya.
Raina yang mendengarnya langsung merapatkan giginya, kakaknya memang tidak pernah berubah, di otaknya hanya mesum saja.
" Kakak," ujar Raina geram, " ini kantor bukan hotel, awas saja kalau kakak jadikan kantor ini sebagai hotel. Raina akan suruh mama bakalan jadi satpam," ancam Raina dengan berkacak pinggang kesal dengan kakaknya.
" He Zetty jika hanya bekerja akan bosan," sahut Raihan merasa paling benar.
" Kak, Raihan kantor untuk bekerja bukan untuk menghilangkan kebosanan," tegas Raina.
Tok tok tok tok tok
Raina harus mengontrol emosinya ketika ketukan pintu terdengar.
" Masuk!" ujar Raina.
Dengan langkah pelan. Nayra memasuki ruangan itu. Lagi dan lagi Raihan yang melihat kedatangan Nayra terus melihatnya dengan tatapan dingin.
Tatapan yang tidak tau arti. Mungkin tatapan kekecewaan. Tetapi siapapun yang di tatap sedingin itu oleh Raihan akan merasa bersalah.
Raihan Menyandarkan tubuhnya di atas meja dan melipat tangannya di dadanya dan tatapannya tertuju pada Nayra yang sekarang bertambah gugup. Nayra tidak melihat ke arah Raihan dan fokus pada atasannya Raina.
" Ibu memanggil saya?" Tanya Nayra berusaha tenang.
" Iya kamu tolong siapkan semua data perusahaan dan berikan kepada kak Raihan!" titah Raina dengan tegas.
" Baik Bu," sahut Nayra, " ada lagi Bu?" tanya Nayra.
Berharap atasannya mengatakan tidak ada agar dia bisa cepat-cepat keluar dari ruangan itu.
" Sudah tidak ada," jawab Raina.
Mendengarnya Nayra bernapas lega, bisa keluar dari ruangan itu. Dia sungguh tidak tahan melihat tatapan Raihan yang sangat menusuk.
" Ada satu lagi," ujar Raihan tiba-tiba, membuat Nayra tidak jadi membalikkan tubuhnya.
Mendengar suara Raihan jantung Nayra semakin berdetak tidak beraturan tangannya sangat dingin.
Adiknya yang mendengar kakaknya berbicara langsung menatap heran pada kakanya.
" Apa yang ingin di tanyakannya," batin Nayra yang semakin gugup.
" Ada apa kak, apa ada yang perlu?" tanya Raina.
" Bukannya seharusnya dia yang bertanya," lempar Raihan pada Nayra. Nayra pun membuang napasnya pelan.
" Maaf pak ada yang bisa saya bantu?" tanya Nayra dengan seribu keberanian. Dia hanya mencoba tenang dengan pria yang ada di depannya.
Raihan langsung mengendus melihat kesombongan Nayra yang berusaha menutupi kegugupannya.
" Perkenalkan siapa dirimu," sahut Raihan tanpa membuang pandangannya. Dia terus menatap wanita yang tidak ingin melihatnya itu, " Jika bicara lihatlah orangnya," lanjut Raihan menekan suaranya. Dia jengkel melihat Nayra yang terus menunduk tanpa melihatnya.
Mendengar hal itu, Nayra langsung mengangkat kepalanya dan melihat Raihan yang berjarak 3 meter darinya.
Jika Raihan menatapnya dengan kebencian Naira membalas tatapan itu dengan menantang. Tatapan yang sok berani itu yang membuat Raihan sangat jijik dengan Naira.
" Nama saya....."
" Sudah cukup," sahut Raina.
belum sempat Nayra memperkenalkan dirinya. Sang adik langsung menghentikannya, dia mulai merasa ada bau-bau tidak enak.
" Kembalilah, bekerja, jangan memperkenalkan diri kepada orang yang sudah mengenalmu. Kakak ku sudah mengenalmu bukan, jadi untuk apa kamu repot-repot membuang waktu untuk memperkenalkan kembali," ujar Raina dengan tegas.
" Baik Bu, saya permisi dulu," sahut Nayra merasa lega dan membalikkan tubuhnya ingin keluar dari ruangan itu.
" Aku tidak mengenalnya," ujar Raihan. Membuat langkah Nayra kembali berhenti. Mendengar hal itu seperti ada sesak di hati Nayra.
" Kak, Raihan," ujar Raina.
" Perkenalkan dirimu," ujar Raihan lagi tanpa peduli dengan omongan Raina.
...Bersambung........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 435 Episodes
Comments
Ida
ad Ap si d Antar mrk b.2.. 🤔🤔🤔
2021-12-15
4
Siti Zahra Aulia
ya kyk'y nayra mntan'y Raihan deh,next thor
2021-12-15
3
Freddy
masa lalu raihan kayanya bocah yg dulu dipacarin kayanya usia 15thn raihan 21thun.. betul gk thor asal nebak
2021-12-15
2