Akibat ulah Raihan tubuh Nayra harus tetap berada di dingding meja. Dan Raihan sudah semakin dekat dengannya. Nayra sungguh tidak bisa melakukan apa-apa.
" Kenapa diam, bukannya kamu sering membantah perintahku," ujar Raihan.
" Saya membantah kalau perintah itu tidak masuk akal," jawab Nayra gugup. Raihan tersenyum miring.
" Apa membersihkan ruangan ini. Tindakan tidak masuk akal?" tanya Raihan meletakkan ke-2 tangannya di meja sehingga tubuh Nayra semakin terkunci.
Raihan membungkukkan tubuhnya kedepan sehingga wajahnya dan Nayra berdekatan. Matanya berkeliling melihat wajah Nayra. Yang ada Nayra semakin gugup saat berdekatan dengan Raihan.
" Ini bukan tugas tugasku," jawab Nayra gugup.
" Tapi aku ingin ini menjadi tugasmu," ujar Raihan dengan lembut. Nayra bisa merasakan hembusan napas dari Raihan.
" Menyinggirlah," ujar Nayra memiringkan kepalanya kekanan.
Dia tidak sanggup melihat wajah Raihan di depannya. Raihan tersenyum kemenangan melihat Nayra yang begitu gugup karena ulahnya.
" Ini ruanganku aku berhak melakukan apapun kepadamu," bisik Raihan.
Nayra merapatkan giginya kesabarannya sudah habis dan mendorong dada bidang Raihan. Sehingga Raihan bergeser.
Raihan mengendus. Memasukkan tangannya ke dalam sakunya.
" Kembali selesaikan pekerjaanmu!" perintah Raihan.
Tanpa menolak Nayra kembali menyelesaikan pekerjaannya. Agar cepat pergi dari ruang Raihan yang terkutuk itu.
Para karyawan masih tetap bekerja bergotong royong di luar dan dalam perusahaan. Sama dengan Nayra yang sedari tadi berada di ruangan Raihan.
Raihan sekarang sudah duduk di bangku kerjanya. Kedua kakinya di naikkannya di atas meja dengan bersilang.
Tiba-tiba Raihan melihat Angga yang yang sepertinya mencari seseorang. Dan Angga juga bertanya pada salah satu Karyawan. Sepertinya Raihan tau siapa yang di cari Angga.
Raihan menoleh ke arah Nayra yang sekarang menyapu lantai. Raihan tersenyum seperti merencanakan sesuatu.
" Heh," tegur Raihan memanggil Nayra. Nayra tidak menoleh sama sekali. Karena dia memiliki nama dan merasa bukan dirinya yang di panggil.
" Apa kau tuli," ujar Raihan memanggil sekali lagi.
" Aku mempunyai nama," sahut Nayra tanpa melihat ke arah Raihan dan tetap melanjutkan pekerjaannya.
" Nama... bukannya kemarin aku menyuruhmu memperkenalkan dirimu. Dan aku tidak tau siapa namamu," ujar Raihan.
Nayra semakin geram, rasanya ingin melemparkan sapu itu kewajah Raihan.
" Kemari!" perintah Raihan.
Nayra menarik napasnya dan menjatuhkan sapu dengan asal dan menghampiri Raihan.
" Ada apa?" tanya Nayra ketus.
" Tempelkan di keningku," Raihan meletakkan heandsaples di mejanya dan menunjuk keningnya.
Nayra melihat heandsaples tersebut dan arah matanya berpindah pada kening Raihan yang terluka.
" Jangan membuang waktu, cepat lakukan!" ujar Raihan dengan tegas.
Dengan terpaksa, Nayra mengambil heandsaples tersebut, mendekati Raihan yang duduk bersandar di kursinya.
Nayra yang sudah berada di depan Raihan membuka heandsaples tersebut dan menempelkan dengan lembut pada luka di kening Raihan.
Sentuhan tangan Nayra kembali di rasakan Raihan yang sebenarnya menyiksa hatinya. Setelah melakukan apa yang di perintahkan Raihan.
Nayra pun ingin pergi. Raihan menarik tangannya dan membuat Nayra jatuh kepangkuan Raihan.
" Apa yang kau lakukan, lepasin," berontak Nayra yang ingin pergi dari Raihan. Raihan malah menahan pinggangnya sehingga membuat Nayra tidak bisa bergerak.
" Lakukan dengan benar," ujar Raihan dengan suara seraknya.
" Aku sudah melakukannya," sahut Nayra menekan suaranya.
" Ulangi sekali lagi," ujar Raihan memberikan heandsaples lagi pada Nayra.
" Cepat!"
Nayra menarik napasnya dan mengambil dari tangan Raihan. Membuka kembali yang sudah di tempelnya dari kening Raihan.
Nayra mengulangi kembali pekerjaannya. Menempel dengan lembut masih dan tetap berada di pangkuan Raihan.
Raihan terus melihat wajah Nayra, Nayra pun memberanikan diri melihat wajah Raihan. Mereka kembali saling melihat.
" Seharusnya kakak hati-hati, jika seperti ini wajah tampan kakak akan rusak,"
" Memang aku tampan,"
" Iya bagiku, kak Raihan sangat tampan, dan akan tetap seperti itu,"
" Apa kau mencintaiku,"
" Pastilah, aku sangat mencintai kak Raihan, sampai kapanpun, kalau kakak bagaimna.
" Aku jauh lebih mencintaimu. Belajarlah dengan benar, setelah kau lulus kuliah aku akan menikahimu,"
" Janji,"
" Janji,"
Sepintas Nayra mengingat bagaimana dia mengobati luka di wajah Raihan. Sama dengan hal ini dia mengobati kekasihnya dengan berada di pangkuannya.
Bahkan mereka saling berjanji. Raihan dan Nayra masih terus saling memandang dengan perasaan masing-masing. Perasaan marah, kecewa dan rindu hanya mereka ber-2 yang bisa merasakannya.
Di sisi lain, Angga melihat dari luar apa yang di lakukan Raihan dan Nayra. Wanita dan Pria itu duduk bermesraan dan mata keduanya tidak hentinya memandang.
Dengan cepat Angga memasuki ruangan Raihan. Krekkk.
" Ehmmmm," Angga berdehem dengan keras membuat Nayra tersentak kaget dan langsung beralih dari pangkuan Raihan.
Berbeda dengan Nayra yang menjadi canggung dan salah tingkah Raihan justru tersenyum miring. Memang dia sengaja melakukan hal itu. Agar Angga panas.
" Apa mengganggu karyawan adalah salah satu misi baru di Perusahaan ini," ujar Angga dengan sinis.
" Itu bukan urusanmu, ini kantorku, apapun yang aku lakukan tidak ada hubungannya dengan mu," sahut Raihan dengan santai.
" Kau bisa melihat siapa yang kau. Jangan menyamakan semua orang," ujar Angga.
Raihan tersenyum miring. Dia bisa melihat dari Angga berbicara sangat tidak suka melihat Nayra saat tadi bersamanya.
Nayra yang berada di posisi yang rumit, menjadi bingung. Dia tidak enak dengan Angga yang pasti berpikiran lain dengannya. Apalagi Raihan sengaja berbicara dengan asal.
" Saya permisi," ujar Nayra memilih pamit.
" Pekerjaanmu belum selesai," ujar Raihan menghentikan langkah Nayra.
" Keluarlah, ini bukan pekerjaanmu," ujar Angga.
" Ini kantorku, kau tidak punya kuasa untuk memerintah orang yang bekerja di sini," tega Raihan dengan sinis.
" Tapi ini bukan pekerjaannya," sahut Angga.
" Keluarlah Nayra!" perintah Angga.
Nayra pun dengan cepat keluar dari ruangan Raihan. Raihan mengendus ketika melihat Nayra pergi begitu saja.
" Apa yang kau lakukan Raihan ?" tanya Angga dengan wajah serius.
" Seharusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan di Perusahaan ku, apa kau tidak punya pekerjaan selain datang kemari?" jawaban Raihan justru membalikkan pertanyaan Angga.
" Aku ingin menemui Nayra," jawab Angga.
" Apa kau tidak sabar menunggunya sampai pulang bekerja," ujar Raihan.
" Raihan jangan samakan pekerjaan dengan masalah pribadimu," sahut Angga.
" Seharusnya aku yang mengatakannya. Jika punya urusan pribadi jangan bawa kekantorku," ujar Raihan.
" Aku tidak ingin berdebat denganmu, aku hanya mengingatkanmu, jangan mengganggu Nayra," tegas Raihan dengan serius dan langsung beralih dari hadapan Raihan.
" Apa kau pikir aku akan mendengarkannya," batin Raihan mengepal tangannya.
Angga keluar dari ruangan Raihan. Dan langsung menghampiri Nayra yang bekerja bersama karyawan yang lain.
Raihan sungguh panas melihat apa yang di lihatnya. Nayra berbicara dengan lembut kepada Angga. Bahkan Angga mengacak-acak dengan lembut rambut Nayra.
Nayra justru tersenyum mendapatkan perlakuan seperti itu. Bahkan sangat menikmati. Wajah Raihan memerah melihat pemandangan itu.
" Dasar perempuan munafik," desis Raihan.
...Bersambung.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 435 Episodes
Comments
Usrok Ursok
jagan"ya thor...raihan dan nayra putus it karna balas budi gitu.gara"dia study selama ini di biyayai oleh ortu raihan gt..secara nayrakan keluarganya broken home.kebetulan dia pintar atau ortu raihan temen ortunya nayra gt.ups🤭...jadi nayra kayak g pantes gt buat raihan terpaksa dia ninggalin raihan.maaf🙏🙏cuma nebak aj😁😁
2021-12-29
1
Erika Syarif
cemburumu Raihan tandanya kamu.masih mencitai nayra...
2021-12-19
1
Ida Lubis
Rayhan masih cinta sama Nara, terbukti dia cemburu dan panas hati saat Nara bersama pria lain😊😊 CLBK Cinta Lama Belum Kelar..
nah ini tugas outhor untuk kelarin kisah mereka. ditunggu selalu up nya.❤️
2021-12-19
0