Raihan menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi. Makan malamnya dengan teman-teman nya memang membuatnya panas.
Tidak tau kenapa mendengar hubungan Angga dan Nayra. Hatinya tidak menerima hal itu terjadi.
Semenjak kembali ke Indonesia Nayra memang tidak pernah tidak masuk ke dalam pikirannya. Entah itu karena Raihan membencinya atau justru Raihan merindukannya. Rindu yang tidak bisa di ungkapkan.
Flass back.
Terlihat gadis kecil yang masih memakai seragam SMA nya. duduk di taman. Gadis itu terlihat gelisah.
Tangannya terus melingkar-lingkar di atas buku yang di letakkannya di atas pahanya. Raihan memberhentikan mobilnya di dekat taman.
Raihan yang sudah berjanji dengan Nara akhirnya langsung mencarinya. Raihan tersenyum saat melihat punggung kekasihnya yang duduk di taman.
Raihan langsung menghampiri sang kekasih. Dengan jahil Raihan menutup ke-2 mata Nara dengan tangannya. Nara tersentak kaget dengan matanya yang tertutup tiba-tiba.
" Kak Raihan stop, jangan seperti ini," protes Nara dengan nada kesal. Melepas dengan paksa tangan Raihan dari matanya
" Maaf sayang," ujar Raihan berjongkok di depan Nara, " kamu jangan cemberut seperti, kamu sangat jelek jika seperti ini," ujar Raihan mencubit pipi Nara. Yang membuat Nara tambah kesal dan Menyinggirkan tangan Raihan.
" Sudah lah kak, sakit," protes Nara dengan kesal.
" Ada apa Nara? kamu lagi dapat? kenapa dari tadi wajahmu cemberut. Mood mu sejelek ini," tanya Raihan menarik lembut hidung Nara.
" Kak Raihan aku sedang tidak ingin bercanda," Nara kembali menepis tangan Raihan. Dia memang sangat kesal dengan kelakukan Raihan.
" Baiklah, katakan ada apa sayang, kenapa ingin bertemu?" tanya Raihan lembut mencoba serius.
Nara menarik napasnya dan menatap Raihan.
" Kita sebaiknya tidak usah bertemu lagi," ujar Nara. Raihan yang mendengarnya kaget. Tapi malah tersenyum ketika mendengar ucapan Nara.
" Kaka kenapa tersenyum?" tanya Nara heran.
" Kamu kenapa semakin lama bercanda semakin lucu," ujar Raihan yang menanggapi omongan Nara hanya sebuah becandaan.
" Aku tidak bercanda kak, aku serius," sahut Nara kesal, " Aku ingin kita putus," ujar Nara sekali lagi.
Wajah Raihan sudah tidak tersenyum lagi dan terlihat jauh lebih serius di bandingkan Nara.
" Apa maksud kamu?" tanya Raihan.
" Kaka tidak dengar yang aku katakan, aku ingin kita putus. Jangan menemuiku lagi aku tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan kakak," ujar Nara dengan tegas.
Nara langsung berdiri dan pergi. Raihan masih diam di tempatnya semula. Dia masih tidak mengerti kenapa Nara tiba-tiba bicara seperti itu. Raihan pun berdiri dan langsung mengejar Nara.
" Nara tunggu!" ujar Raihan menarik tangan Nara. Sehingga Nara menghentikan langkahnya.
" Apa maksud kamu?" tanya Raihan yang sudah berhadapan di depan Nara.
" Berapa kali aku katakan. Kita putus," jawab Nara dengan kalimat yang sama.
" Kenapa tiba-tiba?" tanya Raihan.
" Ini tidak tiba-tiba, aku sudah memikirkan semua ini," jawab Nara dengan yakin.
" Katakan alasannya!" ujar Raihan. Dia tidak ingin putus dengan tiba-tiba karena dia tidak merasa jika melakukan kesalahan.
" Aku ingin fokus sekolah. Aku tidak ingin pacaran. Lagi pula itu sangat membosankan," jawab Nara. Mendengar jawaban Nara. Raihan mengendus.
" Fokus kamu bilang, Nara kita bukan pacaran kemarin, kita bahkan sudah lebih satu tahun pacaran dari kamu SMP. Aku tidak pernah mengganggu urusan sekolahmu. Aku tau batasan ku sampai mana. Jadi alasan kamu tidak masuk akal," ujar Raihan yang tidak terima.
" Terserah kakak mau bilang apa. Yang jelas aku tidak ingin punya hubungan apapun dengan kakak," jelas Nara dan langsung pergi meninggalkan Raihan.
" Nara!" teriak Raihan, " kamu tidak bisa seperti ini. Itu bukan alasan, kamu tidak bisa memutuskan secara sepihak!" Raihan terus berteriak-teriak melihat Nara yang pergi tanpa mempedulikannya.
" Nara!" teriak Raihan lagi. Dia sangat kecewa dengan kekasih yang di pacarinya sejak Nara masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Menurut Raihan alasan Nara sangat tidak masuk akal.
Flassa on
Raihan yang menyetir sangat kencang sambil mengingat bagaimana hubungannya yang kandas dengan Nara pada saat itu.
Raihan mulai tidak fokus menyetir sampai dengan sekejap melihat ada truk di depan mobilnya. Raihan yang kaget langsung membanting stir mobil ke kanan.
Raihan mengemudi mulai tidak menentu, sampai dia mengakhiri mobilnya di pohon rimbun.
" Ahhhhh...," teriak Raihan saat tau apa yang terjadi padanya.
Hal itu membuat kepala Raihan terbanting ke stir mobil. Bagasi bagian depan mobil sampai terbuka. Karena mobil yang menabrak pohon sangat kencang.
Tiba-tiba asap mulai keluar dari mobil Raihan. Sementara Raihan yang masih dengan posisi wajah yang berada di stir mobil.
Akibat kecelakaan itu Raihan tidak sadarkan diri dan darah mengalir dari jidatnya karena terhantam stir mobil.
********
Zira, Addrian, Raina langsung menuju rumah sakit ketika mendengar kabar bahwa putranya kecelakaan.
Dengan gelisah mereka ber-3 menunggu di depan pintu UGD. Zira yang terus di peluk Addrian sangat mencemaskan Raihan.
Setelah mendapat penanganan pihak medis. Dokterpun keluar dari ruang UGD.
" Dok bagaimana anak saya?" tanya Zira panik.
" Tidak apa-apa Bu, anak ibu sudah melewati masa kritisnya. Kondisinya juga sudah mulai membaik," jawab Dokter.
" Alhamdulillah," ujar mereka serentak mengucap sukur.
" Baiklah, setelah di pindahkan keruang perawatan kalian bisa melihatnya," ujar Dokter.
" Baik Dok, terima kasih Dok," ujar Addrian.
" Kalau begitu saya permisi dulu," ujar Dokter pamit.
" Sekali lagi terima kasih Dok," ujar Nayra.
*********
Kondisi Raihan memang tidak terlalu parah. Untung saja para warga langsung berdatangan dan menyelamatkan Raihan keluar dari mobi. Sebelum mobil itu terbakar.
Jika tidak Raihan bisa mati terbakar bersama mobil yang di kendarainya. Lukanya juga hanya di bagian kepalanya. Jadi tidak ada yang perlu di khawatir kan.
Di pagi hari Raihan sudah kembali siuman. Setelah tidur semalaman. Dia pun sudah di pindahkan keruang perawatan. Zira, Addrian dan Raina sudah sudah di rumah sakit melihat kondisi Raihan.
" Raihan kamu kenapa bisa seperti ini, mama sangat khawatir sama kamu," ujar Zira cemas.
" Maafin Raihan ma. Raihan tidak bermaksud membuat mama khawatir," ujar Raihan merasa bersalah.
" Lagi pula kenapa sih kak, kakak bisa sampai kecelakaan. Apa kakak tidak fokus menyetir. Memang apa yang kakak pikirkan?" tanya Raina yang tidak kalah cemasnya.
" Nara semua ini gara-gara dia," batin Raihan yang langsung tertuju lada Nayra.
" Kak Raihan kok malah diam," ujar Raina yang melihat kembarannya itu bengong.
Raihan langsung membuyarkan lamunannya dari Nayra yang terus mengganggu pikirannya.
" Tidak kakak hanya mengantuk," jawab Raihan bohong
" Raihan lain kali. Jika mengantuk jangan di paksakan menyetir. Bukan cuma membahayakan diri kamu. Tetapi juga keselamatan orang lain," ujar Addrian mengingatkan.
" Iya pa, Raihan minta maaf. Raihan tidak bermaksud. Lain kali Raihan akan hati-hati," ujar Raihan berbicara serius.
Dia tau tindakannya memang membuat keluarganya khawatir. Termasuk mamanya yang sangat mencemaskannya.
" Kamu harus membayar semuanya Nara. Kejadian dulu dan sekarang kamu harus membayarnya. Jangan kamu harap kamu bisa hidup tenang. Apalagi hidup dengan Angga. Tidak semudah itu Nara. Semua di mulai dari kamu dan akan di akhiri olehmu juga," batin Raihan penuh rencana menyimpan kemarahan yang sangat besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 435 Episodes
Comments
flower girl
next
2021-12-17
1
Ida Lubis
makasih udah kasih flash back nya Raihan, tapi tetap belum terjawab apa sebenarnya yang menjadi alasan Nara minta putus dari Raihan..ga mungkin cuma alasan mau fokus sekolah.😊
2021-12-17
5
Erika Syarif
semakin suka dgn novel ini
2021-12-17
0