CHILD ISLAND
Begitu sampai , mereka langsung menuju aula yang ada di lantai 2 bangunan sekolah itu .
Sasa masih menggandeng tangan Luna dan juga Arya .
Mereka bertiga menuju lift ke lantai 2 .
Sasa mungkin merasa sangat bahagia , ketika banyak pasang mata menyaksikan mereka .
Nampak seperti sebuah keluarga kalau seperti ini .
Begitu keluar lift , Sasa melambaikan tangan ke seseorang yang berlari ke arahnya .
" Jeni ..." Panggilnya .
Jeni menghampiri , diikuti kedua orang tuanya .
" Pak Arya ." Sapa Papa Jeni .
Arya nampak diam sebentar , coba mengingat siapa sosok di depannya ini , yang memang seperti tak asing baginya .
" Pak Alan ." Tebaknya .
Ia mengangguk mantap ." Ya ...masa lupa ?" Godanya .
Arya tertawa . Iya dia Alan Wijaya pemilik PT Wijaya Group . Dulu mereka pernah bekerja sama , walaupun tak begitu lama .
" Kenalkan istri saya , Angel ."
Wanita cantik memakai setelan celana cream itu tersenyum .
" Ternyata putri anda disini juga ?" Tanya nya lagi .
Arya mengangguk ." Saya memang jarang untuk ikut acara sekolah , sepertinya baru kali ini ."
Alan tersenyum sambil menepuk lengannya . " Maklumlah bos besar pasti sangat sibuk ."
Lagi-lagi Arya hanya tertawa .
Lalu Alan beralih menatap Luna yang berdiri di sebelahnya .
" Sasa nanti sama mama kamu mau masak apa ?" Tanya Jeni .
" Aku belum tahu ." Jawab Sasa sambil menatap Luna .
" Ya sudah mari kita masuk ,sepertinya acara sudah mau mulai ." Ajak Alan .
Lalu mereka berbarengan masuk aula , yang memang sudah nampak penuh dan acara baru saja dimulai .
Setelah beberapa sambutan , acara kompetisi memasak pun dimulai .
Sasa mendapat nomor urut 30 , sepertinya masih cukup lama .
Satu sesi berisi 10 peserta dan hanya diberi waktu 15 menit tiap sesinya .
Jadi mereka harus bisa menentukan untuk membuat makanan yang simple dan cepat saji tentunya .
Sesi satu dimulai ...
Sasa duduk di bangku depan ditengah-tengah antara Luna dan Arya .
" Tante kita masak apa ?" Bisik Sasa .
Luna diam sebentar ,coba berpikir . Harusnya memang sudah direncanakan sejak awal , tapi kedatangannya kesini pun juga mendadak , ia pun bingung sekarang .
Sasa masih menatapnya , menunggu jawaban .
" Kita buat omelet aja , mau ?" Sarannya cepat .
Sasa mengangguk .
Mereka kembali melihat beberapa peserta di sesi 1 ,nampak heboh , beberapa saling bertabrakan saat mengambil bahan makanan .
Sasa tertawa ." Tante ..itu Jesi sampai jatuh pas ambil roti ."
" Iya karena dia tabrakan sama anak yang berambut ikal itu ."
" Namanya Cika ." Jawab Sasa .
Luna mengangguk ." Sepertinya Mamanya jago masak , itu mau selesai ." Tunjuk Luna .
Sasa mengangguk .
Dikursinya ...Arya menoleh dan menyaksikan percakapan Luna dan Sasa .
Mereka memang nampak sangat akrab . Kalau orang yang tidak mengenal mereka melihatnya , pasti akan beranggapan mereka adalah ibu dan anak .
Ia mengusap wajahnya pelan . Harusnya Sasa mendapatkan keluarga yang lengkap seperti ini , karena ia bisa menemukan keceriaan di wajah putrinya itu .
Seandainya Kinan tak pernah berubah , seperti dulu awal ia mengenalnya . Pasti mereka akan menjadi keluarga kecil yang sangat bahagia .
Kinan...
Nama itu menjadi sangat buruk sekarang . Hatinya terasa nyeri , bahkan dengan hanya menyebutkan namanya saja . Meski sudah lama berlalu , kenangan buruk itu masih menancap kuat di otaknya .
Untuk pertama kalinya ia merasakan cinta yang begitu kuat dirasanya , tapi cinta itu pula yang sudah menghancurkan hatinya . Tak tahu apa bisa ia menyembuhkan lagi , apalagi harus membuka hati suatu saat nanti . Rasanya begitu sulit .
" Pa , kita ke depan dulu ."
Suara Sasa mengagetkannya , membuyarkan khayalannya .
Ternyata sudah cukup lama dan ini waktunya Sasa tampil .
Arya mengangguk lalu mengacungkan jempol tangan kanannya , memberi semangat pada Sasa .
Mereka maju bergandengan tangan , lalu mengambil keranjang dan mulai memilih bahan makanan yang tersedia di belakang untuk menu makanan yang akan mereka buat .
" Waktu hanya 5 menit untuk mengambil bahan makanan ."
Semuanya bergegas memasukkan bahan-bahan makanan ke dalam keranjang .
" Tante kejunya belum ..." Ucap Sasa .
Luna buru-buru mengambil keju di rak atas .
Arya masih terpaku di kursinya . Menatap Sasa yang sesekali nampak berbisik di telinga Luna .
Mereka tertawa bersama dan saat waktu 5 menit berlalu ...
Mereka berlari ke meja yang sudah di sediakan untuk mulai memasak .
Semua nampak sibuk dan mulai masak dengan cepat , mengingat waktu yang diberikan hanya 15 menit .
Sasa terlihat sigap membantu Luna , mengambil bahan makanan yang diperlukan . Ini pertama kalinya Sasa membantu memasak , karena di rumah ia tak pernah sekalipun masuk dapur .
Kalau dilihat dari mimik wajah Sasa saat ini . Terlihat kebahagiaan di sana .Yang sudah cukup lama tak dilihatnya ,sejak kepergian mamanya waktu itu .
Waktu 15 menit terasa begitu cepat berlalu . Begitu bel berbunyi , semua dilarang menyentuh semua yang ada di meja . Lalu para peserta di persilahkan kembali ke tempat duduk masing-masing .
" Papa ..." Sasa berlari menghampiri .
Arya dengan sigap menangkapnya begitu Sasa mendekat .
" Gimana ?" Tanya nya pada Sasa yang kini duduk di pangkuannya .
" Perfect .." Sasa mengacungkan dua jempol tangannya .
Arya tertawa .
Lalu beralih menatap Luna .
" Makasih ya ." Ucapnya .
Luna hanya mengangguk , lalu duduk di kursinya .
Tak lama , para juri mulai mencicipi makanan yang dibuat peserta .
Setelah berdiskusi , mereka mengumumkan pemenangnya .
Sasa nampak diam di kursinya , wajahnya terlihat cemas .
Ketika juri mengumumkan juara ke 3 dan itu bukan namanya .
Lagi-lagi ia merasa gemetaran .
Dan terdengar teriakan Jeni , saat juri mengumumkan sebagai juara ke 2 , ia bergegas turun dari kursi dan maju ke depan .
Sasa menyilangkan tangannya di dada , sambil menggoyang-goyangkan kakinya .
" Dan sekarang tiba saat nya saya mengumumkan juara pertama jatuh kepada ..."
Semua yang di aula mendadak hening , berharap nama mereka ada di balik kertas yang di pegang juri .
" Sasa Aurora Perwira ."
Sasa membelalakkan matanya tak percaya saat juri menyebutkan namanya .
Tepuk tangan menggema di dalam aula .
Sasa menatap Luna dan langsung memeluknya .
Setelah itu ia berdiri dan maju ke depan .
Sebuah piala sudah di genggamnya .
Selain piala ia juga mendapatkan voucher makan di salah satu restoran .
Selesai penyerahan piala , Sasa berlari ke kursinya .
" Selamat ya ." Ucap Arya saat Sasa berdiri di depannya .
" Makasih Papa ."
Lalu Sasa beralih ke Luna .
" Ini buat Tante ..." katanya , sambil memberikan piala itu .
Luna nampak terkejut ." Buat Tante ?" Tanyanya ulang .
Sasa mengangguk .
Luna beralih menatap Arya dan ada anggukan kepala juga di sana .
Luna mengambil piala dari tangan Sasa .
" Makasih ya ."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Hasan Arifin
aq gak komen baca aja
2022-12-17
0
Daisy Lah
nampakx luna nikah sm.pak arya
2022-06-15
0
TikTikTik
kok nggak ada yang komen sih
2022-03-15
0