" Pagi ..."
Sapa Arya , melihat Sasa sudah duduk manis di ruang makan .
Roti isi selai coklat , plus susu coklat sudah terhidang di depannya .
Tak ada sahutan .
Gadis kecil itu menyilangkan tangannya di dada , tanpa memperhatikan sedikitpun kehadiran papanya , pandangannya tetap lurus ke depan .
Arya menatap Mia yang berdiri di sebelahnya , begitu tahu sedang dilihat , ia hanya mengangkat kedua bahunya .
Arya menarik kursi di samping Sasa , lalu duduk .
" Sasa kenapa ?" Tanya nya , sambil meperhatikan wajah putrinya itu yang nampak murung .
Tak lama Sasa menatapnya .
" Besok gimana ?"
Arya mengernyitkan dahinya ." Maksudnya ?"
" Acara cooking class ..." Ucapnya lagi .
" Loh bukannya Sasa udah siap semuanya ...baju sama sepatu kan udah beli kemarin ."
" Tapi ...Sasa disana sama siapa ?" Tanyanya lagi , dengan wajah memelas kali ini .
Arya menarik nafas panjang . Diam sebentar . Tak ada pilihan lain sekarang .
" Iya akan ada yang menemani Sasa besok ."
Sasa menatapnya . " Suster ? Tebaknya lagi .
Arya menggeleng .
" Oma ?"
Lagi-lagi ia menggeleng .
Melihat itu Sasa terlihat bersemangat ." Mama ?" Tanyanya antusias .
Arya tersenyum . " Sekarang habiskan makannya ."
Sasa mengangguk dan dengan semangat memakan rotinya .
Sementara Mia masih mematung disana .
Apa Bu Kinan akan datang , pikirnya . Ia menatap majikannya itu ,wajahnya terlihat datar .
Hal ini membuatnya semakin penasaran .
Ia sudah ada di rumah ini saat peristiwa itu terjadi . Sangat menyakitkan .. ia bisa merasakan bagaimana kala itu Pak Arya sangat terpuruk melihat Bu Kinan mengkhianati cintanya dan itu dilihat langsung dengan kedua matanya .
Apa yang ada di pikiran Bu Kinan saat itu . Hidupnya sangat sempurna , mempunyai harta berlimpah , terlebih lagi suami yang sangat menyayangi dan mencintainya .
Itulah kehidupan ,selalu ada ketidak puasan dari kenikmatan yang telah dianugerahkan .
Sudah setahun berlalu dan kehidupan Pak Arya sudah mulai kembali seperti semula , tapi ..tak pernah ada kabar dari Bu Kinan selama ini .
Apa benar besok Bu Kinan yang akan menemani Sasa ke sekolah ...
" Papa ."
" Ya .." Arya sudah menghabiskan roti dan meminum kopinya .
" Besok aku pakai baju yang warna merah kemarin ...jadi mama harus pakai baju yang merah juga ya ."
Arya mengangguk .
" Nggak boleh telat loh ya ..." Ucap Sasa lagi .
Arya menatapnya ." Iya ...udah buruan , kita berangkat sekarang ."
Tak lama mereka berangkat ke sekolah , kali ini tidak ada drama sedikitpun . Begitu sampai Sasa langsung turun dari mobil ditemani Suster Mia .
Ia hanya melambaikan tangan , ketika mobil papa nya beranjak pergi , tidak ada alasan untuk menahan papa nya di sana lebih lama seperti biasa .
Arya hanya melihat dari spion mobilnya . Sasa masuk gerbang sekolah dengan menggandeng tangan Suster Mia .
Hal sederhana seperti ini saja sudah membuatnya cukup bahagia .
Sementara masih bisa dilihat pula , beberapa mobil yang terparkir tak jauh dari sekolah .
Nampak keluar sepasang suami istri yang menggandeng tangan anak perempuannya , yang memakai seragam sekolah sama seperti Sasa .
Wajahnya nampak riang , sesekali bercengkerama dengan kedua orang tuanya .
Ia tersenyum miris . Hal seperti ini yang mungkin membuat Sasa iri . Disaat teman-temannya bisa mempunyai orang tua lengkap . Sementara dirinya sendiri lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah dengan ditemani Suster Mia saja .
Untuk itulah ia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Sasa .Apapun keinginannya selama ia masih bisa dan mampu , pasti akan di wujudkannya , karena cuma Sasa sekarang harta satu-satunya miliknya .
Dua puluh menit kemudian ...
Ia sampai di kantor .
Sesampainya di lobi seorang satpam menyapanya .
" Permisi Pak , ada surat buat Bapak ." Ucapnya sopan .
Arya mengambil amplop putih itu dan berjalan masuk .
" Pagi Pak ." Sapa beberapa karyawan yang juga baru datang sepertinya , ketika sama-sama melewati lobi menuju lift .
" Pagi ."
Mereka akhirnya bersama dalam sebuah lift . Beberapa karyawannya keluar di lantai 2 , sementara ia sendiri langsung ke lantai 4 ke ruangannya .
Pintu terbuka ...dan berpapasan dengan Arisa di sana .
" Pagi Pak ." Sapanya riang , seperti biasa , kali ini ia mengenakan dress merah sepanjang lutut dan menguncir kuda rambutnya .
" Pagi ." Jawabnya , sambil berjalan keluar , Arisa berjalan menyandingnya .
" Cv pelamar kemarin yang Bapak minta sudah saya taruh di ruangan Bapak ." Ucapnya sedikit tergopoh ,mengikuti langkah kakinya yang lebih cepat .
" Ok makasih ."
Arisa berhenti di mejanya , sementara Arya bergegas masuk ke ruangannya .
Benar saja , di atas meja sudah ada beberapa lembar kertas .
Ia duduk di sudut sofa . Mengambil kertas di atas meja .
Ia mengamati fotonya satu persatu .
Hmm ...untuk penampilan fisik , cukup memenuhi kriteria di sini . Penampilan mereka tak ubahnya seperti Arisa , itu dapat di simpulkan sendiri hanya dengan melihat fotonya saja sekarang .
Setelah menimbang-nimbang , ia mengambil 2 kertas dan menyingkirkan yang lain .
Diamatinya sekali lagi , lalu mulai membaca data diri mereka .
Luna Alinka .
Untuk prestasi cukup bagus , tapi ...ia menatap lekat fotonya .
Kenapa baru ia sadari sekarang . Fotonya sangat berbeda dengan yang lain yang tadi dilihatnya .
Gadis ini nampak lebih sederhana dan polos .
Ia tersenyum kecut ...wajah yang polos , mengingatkannya pada sosok yang paling dibencinya sekarang . Sosok yang terlihat polos , namun mampu menorehkan luka yang begitu dalam di hatinya .
Semua orang tak akan menyangka itu . Setiap yang mengenalnya , menganggap ia wanita yang sederhana dan tentu saja lurus hidupnya . Ternyata ...yang diluar belum tentu menunjukkan suatu kebaikan .Justru kepolosan itu yang bisa menipu semua orang .
Ia menaruh kertas itu di meja dan mengambil 1 kertas lagi yang tersisa .
Maya Arista .
Warna rambut kecoklatan dengan sorot mata yang sedikit menggoda dan cukup tajam .
Cantik , ucapnya dalam hati .
Cukup dengan melihat fotonya , ia bisa menyimpulkan seperti apa orangnya .
Seperti kebanyakan wanita karier pada umumnya ,apa mungkin ia bisa membagi waktu diluar itu ...
Arya menaruh kertas itu juga di meja , lalu mengambil ponsel dan menghubungi Arisa untuk segera menemuinya .
" Ada apa Pak ?" Hanya beberapa menit , Arisa sudah ada di hadapannya .
Arya mengambil salah satu kertas di meja dan memberikannya kepada Arisa .
" Kamu hubungi dia , minta datang kesini siang ini juga ,langsung temui saya ."
" Baik Pak ." Jawab Arisa sambil mengambil kertas itu dari tangannya . " Kalau begitu saya permisi ." Pamitnya , sambil berjalan keluar , ia membaca nama dalam cv itu dan membuatnya sedikit terkejut . Apa ini tidak salah ..
Di mejanya , ia mengambil gagang telpon dan memencet nomor yang tertera dalam cv tersebut .
Nada sambung , tak lama seseorang mengangkatnya .
" Selamat pagi , kami dari PT Perwira Nusantara , benar ini dengan Luna Alinka ."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Ufuk Timur
sudah tap beberapa love juga masuk keranjang favorit 😊😊
2022-01-09
1
Ufuk Timur
Salam dari Aili Tan, kakak😊😊😊 mari saling mendukung
2022-01-09
0