" Loh kok sudah pulang ?" Tanya Mama heran , apalagi melihat pakaian yang dikenakannya .
Luna mengangguk .
Setelah dari sekolah tadi , mereka kembali ke rumah dan menurunkan Sasa disana .
Setelah itu Arya meminta sopir mengantarkan Luna pulang .
Ia sendiri langsung berangkat ke kantor .
Dalam perjalanan pulang ,Luna masih bingung dengan semua yang terjadi hari ini .
Bukankah ia dipanggil untuk interview pekerjaan sebagai sekretaris di kantor Pak Arya .
Harapan itu sudah memuncak , membayangkan kalau ia akan diterima bekerja , untuk saat ini ia sangat membutuhkan pekerjaan . Mengingat perjanjiannya dengan rentenir kemarin dan waktu yang diberikan hanya sebulan .
Rasanya itu semakin dekat dan pada kenyataannya ia belum mendapatkan pekerjaan . Apa mungkin ia bisa mengumpulkan uang 100 juta dalam waktu kurang dari sebulan .
" Kenapa ganti baju seperti ini ?" Tanya Mama lagi , karena Luna belum menjawab pertanyaannya yang tadi juga .
" Aku ceritain di dalam deh Ma ."
" Sebentar Mama bungkusin nasi pesenan Bu Irma dulu ."
" Ya udah ." Luna berjalan masuk dan langsung ke kamarnya .
Segera ia mengganti dress yang dikenakannya .
Menaruh dress itu di atas kasur , nanti setelah dicuci , ia akan mengembalikannya dan juga sepatunya .
Ia mengambil ponselnya , tak ada pesan masuk dari kantor ataupun dari Pak Arya .
Mungkin benar kalau ia tidak diterima bekerja disana dan mungkin Pak Arya hanya membutuhkan orang untuk menemani putrinya ke acara sekolah .
Ia menarik nafas dalam dan duduk di kasur .Mungkin ia memang tak boleh berharap lagi ,atau sekarang saatnya ia melamar di tempat lain juga .
Ia mengusap wajahnya , hari berlalu begitu cepat . Bagaimana bisa ia menepati janji yang sudah ia ucapkan sendiri untuk membayar semua hutang mereka .
Apa yang akan terjadi kalau sampai ia tak bisa menepati janjinya sendiri .
Sementara itu di kantor ...
Arya yang baru sampai , langsung menuju meja Arisa .
" Siang Pak ." Sapanya ramah .
" Oh ya tolong kamu konfirmasi ke Pak Iwan untuk interview lagi calon sekretaris barunya , atau mungkin salah satu dari cv yang kemarin kamu kasih ke saya .".
Arisa nampak kaget mendengarnya ." Loh yang kemarin ..Mbak Luna apa bukan dia yang diterima ?" Tanyanya heran .
Arya menggeleng .
" Oh baik Pak ." Arisa memang masih penasaran ,tapi lebih baik memilih diam dan tidak terlalu ikut campur juga masalah ini .
Arya berjalan ke ruangannya , di belakang ...Arisa masih menatapnya heran .
" Makasih ya ." Ucapnya pada Office Boy yang mengantar kopi pesanannya .
Arya sudah duduk di sofa panjang di ruangannya .
Acara hari ini cukup lancar dan Sasa nampak sangat bahagia .
Ia tersenyum sendiri sambil menikmati kopinya .
Di rumah Luna ..
Ia sudah menceritakan semua , Mama nampak terkejut .
" Memang istri calon bos kamu itu kemana ?" Tanya Mama .
" Mantan istri maksudnya..mereka kan udah pisah , nggak tahu juga Ma ..aku tanya anaknya cuma bilang kalau Mamanya pergi ."
" Sudah meninggal ?"
Luna hanya mengangkat bahunya ." Entahlah , aku nggak enak mau nanya detailnya ."
Terdengar suara ketukan pintu depan .
" Biar Mama yang lihat ."
Luna mengikuti di belakangnya .
Pintu terbuka , Mama nampak terkejut melihat siapa yang datang .
Laki-laki bertubuh tegap , dengan rambut gondong . Tersenyum menyeringai disana .
Matanya langsung beralih menatap Luna yang berdiri di belakang . Hal itu membuatnya risih .
" Pak Herman ." Sapa mama .
Tak berapa jauh dari sana , Arya mengendarai mobil sambil melihat ponselnya , menunggu pesan masuk dari Arisa .
Tadi ...saat di kantor , Sasa menelpon .
" Papa ...besok ajak Tante Luna ke rumah ya ..."
Ia terkejut . " Mau apa ?"
" Kan aku dapat voucher makan ."
Iya ..ia baru ingat . Selain piala , tadi Sasa juga mendapatkan voucher makan di salah satu restoran .
" Ehm ...kita berdua aja yang datang , gimana ?" Usulnya .
Tak ada jawaban .
" Sa .." Panggilnya lagi .
" Nggak mau ...aku maunya sama Tante Luna , titik ."
Sambungan terputus .
Ia hanya bisa mendesah pelan . Bagaimana ini...kalau mereka terlalu dekat , ia hanya takut nantinya Sasa akan terus bergantung pada Luna .
Padahal ia hanya berniat mempertemukan sekali saja , untuk menemani cooking class ...nggak lebih dari itu .
Nyatanya ...kenapa malah Sasa minta bertemu lagi ...dan ia tahu kalau keinginan Sasa nggak mungkin bisa terbantahkan . Mau tak mau ia harus menurut .
Ia berdiri dan berjalan keluar , menemui Arisa di mejanya .
" Ada apa Pak ?" Tanya Arisa yang tengah sibuk dengan laptopnya .
" Saya minta alamat rumah dan nomor telpon Luna ."
Arisa nampak terkejut ." Baik Pak tunggu sebentar ." Lalu mengambil tumpukan kertas di depannya . Ia mengambil selembar kertas setelah membaca nya sebentar .
" Nanti kamu chat ke saya aja ya ." Ucap Arya .
Arisa menatapnya . " Oh baik Pak ."
Arya bergegas keluar .
Chat dari Arisa masuk . Alamat lengkap rumah Luna beserta nomor ponselnya .
Ia membelokkan mobilnya setelah membaca pesan dari Arisa .
Ternyata sudah dekat .
Jl Cempaka no 150
Ia sudah masuk ke Jalan Cempaka , tinggal mencari nomor rumah , tapi disini nomor rumah tidak urut membuatnya bingung .
Akhirnya ia turun di sebuah toko kecil .
" Pak permisi , ini benar Jalan Cempaka kan ?"
" Iya Pak ."
" Bapak tahu alamat ini ." Arya menunjukkan alamat yang tertulis di ponselnya .
" Oh Luna ...rumahnya yang itu Pak , 3 rumahan dari sini , kanan jalan , yang ada warung makan di depannya . "
" Oh iya...makasih ya Pak ."
Ia kembali ke mobil dan memang sudah dekat dari sini rumahnya .
Ia turun di depan sebuah warung makan kecil .
Di teras ada mobil yang terparkir dan pintu rumahnya pun terbuka .
Ia berjalan masuk .
" Saya punya usul lain dan sepertinya memang ini tidak memberatkan ."
Arya berdiri di samping pintu dan mendengar dengan jelas obrolan mereka .
" Maksud Bapak apa ?"
" Kalau jangka waktu 1 bulan ini tidak bisa terpenuhi , saya mau anak ibu yang cantik itu .." Ucapnya sambil menatap Luna ." Menjadi istri muda saya ." Lanjutnya .
Luna membelalakkan matanya .
" Jangan macam-macam sama anak saya !"
Laki-laki itu terbahak ." Saya hanya memberi saran , nggak mungkin ibu mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu tak sampai 1 bulan ."
Kemudian mereka terdiam beberapa saat .
" Ingat anak ibu kemarin sudah janji akan melunasi semuanya dan hanya dalam waktu sebulan , kalau tidak ...maka anak ibu akan menjadi istri saya , itu sudah final ." Kali ini ucapannya lebih serius dengan sedikit gertakan .
Mereka berdua terdiam .
" Saya yang akan menjamin semua hutang mereka ."
Saat Arya masuk ke dalam rumah , semua mata menatapnya terkejut .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
TikTikTik
terlalu kd intinya
2022-03-15
0
Ananda Putri
kok pendek bgt sih thor tiap bab nya..
2021-12-15
0