" Saya yang akan menjamin semua hutang mereka ."
Saat Arya masuk ke dalam rumah , semua mata menatapnya terkejut .
" Pak Arya ." Ucap Luna pelan .
" Anda siapa ?" Tanya Herman .
" Memang berapa hutang mereka ?" Tanya Arya , tanpa memberitahukan siapa dirinya kepada pria di depannya .
" 100 juta ." Gertaknya .
Tak ada keterkejutan di wajah Arya dan itu membuat Herman heran .
" Oke ." Arya mengangguk , lalu mengeluarkan dompet dari saku celana nya dan mengeluarkan kartu nama . Memberikannya pada Herman .
" Bukankah jatuh temponya satu bulan ?"
Herman mengangguk , sembari mengambil kartu nama itu .
" Kamu bisa hubungi saya kalau sudah jatuh tempo ."
Herman membaca nama yang tertera di kartu nama tersebut .
Matanya terbelalak tak percaya .
Arya Yuda Perwira .
Pemilik PT Perwira Nusantara .
Herman menatap lagi laki-laki yang berdiri di depannya . Semua orang tentu akan mengenalnya .
Bahkan mungkin uang 100 juta tak berarti baginya .Hal itu membuat nyalinya menciut .
" Bapak yakin ?" Tanya Herman , kali ini nada suara nya lebih pelan .
Arya hanya mengangguk .
Sementara Luna dan Mamanya hanya bertatapan , tak berkomentar apapun .
" Baik Pak ." Herman mengangguk , lalu menatap Luna sebentar ,tak ada yang diucapkan .
Ia lalu pergi begitu saja tanpa berpamitan .
Setelah Herman pergi , Luna mendekat ke Arya .
Sementara Mamanya langsung masuk ke dalam , memberi kesempatan untuk Luna berbicara berdua .
" Pak silahkan duduk ."
Arya mengangguk , lalu duduk di sofa , Luna duduk di depannya .
" Itu tadi rentenir ?" Tanya Arya langsung .
Luna mengangguk .
" Memangnya untuk apa kamu bisa hutang sampai 100 juta ?"
Luna menatapnya sebentar , apa pantas ia bercerita pada orang yang juga baru dikenalnya .
" Waktu itu untuk pengobatan Papa ." Ucapnya akhirnya .
Arya hanya diam .
Luna pun ikut diam , bingung juga harus apa sekarang .
" Besok kamu ke rumah ." Ucap Arya tiba-tiba .
" Ke rumah Bapak lagi ?" Tanyanya lagi .
Arya mengangguk .
" Tapi ...ada apa ya Pak ?" Tanyanya sedikit gugup .
" Sasa yang minta ."
Lagi-lagi Luna diam .
" Besok sekitar jam 7 malam ..bisa ?"
Luna mengangguk . Entah apa yang dipikirkannya sekarang . Ia juga bingung dengan apa yang terjadi .
" Ya sudah , besok biar sopir yang jemput ." Jawab Arya , lalu berdiri . " Kalau begitu saya permisi ."
" Pak tunggu ." Arya yang sudah sampai di teras , berbalik .
" Kenapa ?"
" Soal yang tadi , kenapa Bapak memberikan kartu nama ke Pak Herman ."
" Biar dia langsung menghubungi saya untuk penagihannya ."
Luna terkesima ." Maksud nya , Bapak serius mau membayarnya ?" Tanyanya ulang .
" Iya ." Jawabnya singkat .
" Tapi ...bukankah saya tidak diterima bekerja , lalu untuk melunasinya bagaimana ?"
Arya menatapnya ." Kamu akan bekerja di tempat saya mulai besok ."
" Jadi saya diterima ?" Tanya Luna senang .
Arya mengangguk .
" Kalau begitu besok pagi saya bisa ke kantor ?" Tanya nya .
" Nggak ."
Luna menatapnya heran .
" Kamu bukan bekerja sebagai sekretaris saya di kantor ."
" Maksud Bapak ?"
" Pekerjaan pertama kamu , besok malam ...sopir yang akan menjemput kesini , paham ."
Ponselnya berbunyi , Arya mengambil dari sakunya .
Video Call dari Sasa .
" Papa ...." Teriaknya .
" Lagi dimana ?" Tanya Arya heran , melihat banyak orang di belakangnya .
" Di supermarket , ikut Suster Mia belanja ."
Arya mengangguk . Terlihat juga dibelakang , Mia sedang mengantri di kasir .
" Papa dimana ?" Tanyanya balik .
Tanpa menjawab , Arya memberikan ponselnya pada Luna , yang nampak terkejut waktu menerimanya .
" Tante Luna ..." Sapa Sasa antusias .
" Hai Sasa .." Luna melambaikan tangannya .
" Papa di rumah Tante Luna ya ...?" Tanyanya lagi .
Luna mengangguk .
" Aku nggak diajak ." Gerutunya .
Luna menoleh , Arya pun hanya diam .
" Nanti kapan-kapan kesini ya ." Jawab Luna .
" Tapi besok Tante kesini kan ?"
Luna mengangguk .
" Horeeee... " Teriaknya .
Arya mengambil lagi ponselnya .
" Sa ...udah ya ...Papa mau balik ke kantor sekarang ."
Sasa mengangguk . Setelah melambaikan tangan , sambungan pun terputus .
Setelah menaruh lagi ponsel di sakunya ,ia segera pergi .
" Pak , terima kasih ." Ucap Luna .
Arya hanya tersenyum , lalu berjalan ke mobilnya .
" Dia siapa Lun ?"
Tanya Mama , begitu melihat mobilnya sudah jauh .
" Papanya Sasa ."
Mama mengernyitkan keningnya ." Calon bos kamu itu ?"
Luna mengangguk .
" Tapi bener apa yang dikatakan tadi ?"
Lagi-lagi Luna mengangguk .
" Tapi bukannya kamu nggak diterima di kantornya , bagaimana bisa ia meminjam kan uang sebanyak itu ...?" Tanya nya curiga .
" Katanya aku diterima bekerja Ma ."
" Oh ya , berarti kamu akan menjadi sekretarisnya di kantor ..."
Luna menggeleng . " Aku bukan diterima kerja sebagai sekretarisnya ."
" Lalu ..."
" Aku juga belum tahu Ma , yang jelas Pak Arya besok menyuruh datang ke rumahnya jam 7 malam ."
Mama menatapnya ,semakin curiga . " Kamu yakin ..?"
Luna balas menatapnya .
" Apa dia sudah menjelaskan apa pekerjaan kamu di sana ?"
" Belum Ma ...karena tadi kita juga belum berbicara banyak .
" Kamu yakin kan dia orang baik-baik ?" Selidik Mama lagi .
Luna tersenyum . " Udah Mama tenang aja , di rumah juga ada anaknya , jadi nggak mungkin macem-macem ."
" Ya sudah ...tapi kamu tetap harus hati-hati ."
Luna mengangguk .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Kikan dwi
S1 loh Luna masa cuma jd baby sitter di manfaatkan pula...
2023-01-29
0
Puspa Trimulyani
kerjanya seperti baby sitter.... kasihan banget....orang pinter dalam bidang akademi,tapi hanya dihargai sebagai baby sitter anaknya 😥
2023-01-10
0
Maija Niria
kerja nya ngurusin anak ny😁
2022-08-30
0