Pagi ini ..
Luna masih mematung di depan kaca , merapikan rambut panjangnya ..hanya dengan menyisirnya sebentar , lalu merapikan lagi dengan jari-jari tangannya ,
Setelah memoleskan bedak tipis di wajah , ia memakaikan lipstik warna peach di bibir mungilnya .
Selesai .
Ia menunduk , melihat map coklat yang tergeletak di meja rias , lalu mengambilnya .
Untuk kali ini ia tak boleh gagal lagi .
Soal pendidikan memang ia sangat beruntung , bisa mendapatkan beasiswa sampai jenjang S 1 , berkat kepintarannya .
Seandainya tak mendapatkan itu semua , mana mungkin ia bisa mencapai semua mimpinya itu . Untuk melanjutkan sekolah sampai SMA saja pasti membuat mama nya kalang kabut tak karuan .
Perekonomian mereka cukup sulit setelah papa meninggal .
Apalagi ditambah dengan kanker yang menggerogoti tubuh papa hampir 3 tahun lamanya sebelum beliau berpulang .
Seluruh harta habis tak bersisa karena dulu hanya papa yang mencari nafkah . Semenjak sakit , kondisi ekonomi keluarga mereka pun menurun drastis .
Mama tak bisa menggantikan sepenuhnya posisi Papa untuk mencari nafkah karena harus mengurus keperluan Papa juga pastinya .
Sampai mereka harus kehilangan rumah , sebuah mobil juga yang walaupun tak begitu bagus tapi bisa menopang kegiatan mereka sehari-hari dulu .
Sekarang ...semua habis tak bersisa .
Meninggalkan mereka berdua , di sebuah rumah kontrakan kecil dan sebuah warung makan yang baru dijalankan mama sejak setahun terakhir .
Lumayanlah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka .
" Braakkkkk !!!!" Suara gebrakan di depan mengejutkannya .
Ia mengambil tas dan map nya lalu bergegas keluar kamar .
Mama tengah berdiri di sudut warungnya . Bibirnya bergetar ketakutan .Sementara tangannya memegangi dompet hitam .
Ia bergegas menghampiri , melihatnya datang mama langsung memeluknya .
Sementara 2 pria bertubuh kekar , satu berambut gondrong terikat ke belakang , satu berkepala plontos dengan tato memenuhi lengannya , menatapnya lekat .
Pria yang berkepala plontos mendekat ke arah mereka .
" Ibu sudah menunggak selama 3 bulan , sudah tahu kan bunganya berapa ?!" Sentaknya .
Mama tersentak mendengarnya berteriak . Air matanya meleleh , jantungnya berdegup kencang , ia memegang kuat lengan Luna .
Seumur hidup ,ini menjadi hal terberat dalam hidupnya . Tak pernah terlintas dalam benaknya akan berada di posisi sekarang .
Setiap hari harus merasa ketakutan akan penagih hutang yang bisa kapan saja muncul .
Warungnya tak terlalu banyak pengunjung akhir-akhir ini , hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian mereka . Kalau untuk mencicil hutang ...bahkan untuk membayar bunganya pun ia tak sanggup .
" Ma...maaf Pak , saya janji ...saya janji akan membayar semuanya , tapi sekarang saya benar-benar tidak ada uang ." Ucapnya terbata , membuka dompet hitam yang sedari tadi di genggamnya dengan tangan bergetar . Mengeluarkan uang 500 rb dari dalamnya .
" Saya...saya cuma punya ini ." Lagi-lagi dengan tangan bergetar ia mengulurkannya ke pria itu .
" 500 rb ...?!" Pria itu mendelik ." Bahkan untuk membayar bunga nya saja tidak cukup !" Sentaknya lagi .
Ia kembali tersedu ...meratapi nasibnya sendiri . Sekarang ...tak ada lagi tempatnya bersandar , mereka hanya hidup berdua sekarang .
Ingatannya kembali ke masa itu ...
6 bulan sebelum meninggal , kondisi suaminya semakin menurun , harus kemoterapi dan beberapa pengobatan lain yang cukup memakan biaya besar , sementara ia tak punya apa-apa lagi . Seluruh hartanya habis tak bersisa .
Tapi ..tak ada kata alasan untuk itu , ada ataupun tak ada uang suaminya tetap butuh penanganan dokter .
Tak ada yang bisa dilakukan saat itu . Tak ada juga yang bisa membantu . Teman , saudara dan kerabat tak ada satupun yang membantu . Untuk berhutang ke bank pun ia tak sanggup , ia tak punya apa-apa lagi untuk di jaminkan dan kondisi suaminya yang terus menurun membuatnya harus berpikir cepat . Tak ada pilihan lain lagi selain mendatangi lintah darat tak jauh dari rumah kontrakannya sekarang .
Meski dengan bunga besar dan tanpa menjaminkan apapun . Ia langsung menerimanya , tanpa berpikir panjang , karena saat itu yang terpenting adalah nyawa suaminya .
Waktu berlalu dan berganti bulan .Semua terasa semakin sulit , ia hanya mampu membayar di awal-awal saja . Itupun dengan bekerja keras dan menghemat setiap pengeluaran setiap harinya .
Kini ...3 bulan belakangan , rasanya semakin sulit untuk menyisihkan penghasilannya yang memang tak seberapa , untuk kehidupan sehari-hari saja sudah sulit karena warungnya sedang sepi , apalagi harus membagi uang untuk membayar hutang . Dari mana lagi ia bisa mendapatkan itu semua .
" Kasih saya waktu 1 bulan ." Ucap Luna tiba-tiba . Mamanya langsung menatapnya kaget .
Begitupun pria plontos itu yang langsung memelototinya .Lalu ia terbahak .
" Oh ya ...yakin kamu bisa mendapatkan uang 100 juta hanya dalam waktu sebulan ?!" Sindirnya .
Luna mengangguk mantap . Padahal hatinya juga gamang . Bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu , disaat pekerjaan pun belum di dapatnya sekarang .Apapun itu ia tak mau menunjukkan ketakutannya sekarang .
Pria itu tiba-tiba mendekat , membuat Luna memundurkan sedikit badannya .
" Saya nggak yakin , tapi ..kalau kamu menyerah saya ada saran lain yang tidak akan memberatkan kamu .."
Luna memicingkan mata ." Apa ?" Tanya nya penasaran .
" Saya akan mengenalkan kamu dengan Bos Herman ." Pria itu menatapnya dari bawah ke atas , membuatnya risih ." Cantik ." Ucapnya pelan ." Pasti Bos mau kalau kamu menjadi istri muda nya ." Lalu terbahak .
Luna melotot , sambil menatap mamanya .
Pria itu mulai menjauh , lalu memberi kode pada temannya untuk pergi .
" 1 bulan ." Ucapnya lagi sebelum berlalu .
Luna menarik nafas panjang , setelah dua orang itu pergi .
" Lun kenapa kamu ngomong begitu ?" Tanya Mama panik .
" Nggak papa Ma , yang penting mereka pergi sekarang ."
" Tapi bagaimana kalau bulan depan mereka kesini lagi dan menagih janji kamu ?"
Luna tersenyum tipis ." Pasti ada jalan keluar Ma ." Ucapnya yakin .
Mama menatapnya lekat , sambil melihat map di tangannya .
" Kamu mau kemana ?"
" Melamar kerja , Mama doakan yah .."
Luna mengambil ponsel dan melihat alamat kantor yang akan didatanginya .
" Kamu melamar dimana ?"
" PT Perwira Nusantara ."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Puspa Trimulyani
langsung terkesan 🥰🤗
2023-01-10
0
Tiahsutiah
bagus cerita nya thor...semangat terus dalam berkarya
2022-08-12
0
Puji Hartati Soetarno
dari FB, langsung kesini,,
2022-03-08
1