15. tertusuk

" cepat , kenapa kau lama sekali " ucap Alia menatap Lisa dengan dingin " aku cepat bosan loh, kalau aku sudah begitu jangan salah kan aku " ucap Alia menatap Lisa dengan dingin sambil tersenyum seringai " o atau kau tidak tau caranya, baiklah karena aku masih sabar , akan ku beri tahu , pertama menunduk, kedua turunkan badan mu perlahan , ketiga sedikit bersujud lalu jilat, mudah kan cuma tiga langkah " ucap Alia tersenyum yang membuat Lisa semakin marah " cepat, kalau tidak jangan salah kan aku melakukan hal yang aku sukai " ucap Alia mencengkeram rahang Lisa menatap nya dengan dingin sambil tersenyum gila yang membuat Lisa sedikit takut " cepat " bentak Alia sambil melepaskan cengkraman nya dengan keras , karena takut Lisa mau tidak mau dia terpaksa melakukan nya , saat menjilat terukir senyuman seringai dari Alia sedangkan teman Lisa terdiam ketakutan melihat Alia " kenapa kalian menatapku , apa kalian juga mau " ucap Alia menatap teman Lisa sambil tersenyum yang membuat mereka semakin takut dan tidak berani bergerak sedangkan Lisa yang sudah selesai terus mengepalkan tangannya sembari menahan amarahnya , lalu berdiri " wah, lidah mu , ok juga , sepatu ku jadi kinclong bagus kan" ucap Alia tersenyum sambil melihat sepatunya lalu beralih melihat Lisa yang terlihat jelas sedang menahan amarahnya " kenapa wajah mu begitu, apa kau tersinggung " ucap Alia menatap Lisa dengan dingin

" sepatu ku sudah bersih , tapi sepertinya aku tidak bisa memaafkan mu, aku kan bukan orang yang bertengkar dengan mu benar kan " ucap Alia tersenyum " o iya aku tahu , kalau begitu kenapa kau tidak menjilat sepatunya saja dengan begitu dia pasti tidak akan menggangu mu lagi " ucap Alia tersenyum melihat Lisa lalu beralih melihat Alina yang berdiri di belakang Alia yang membuat Lisa sudah tidak bisa menahan emosi nya " cukup " bentak Lisa yang membuat teman nya terkejut sedangkan Alia mengeluarkan senyuman karena dari tadi inilah yang sedang dia tunggu , dia ingin kalau Lisa menunjukkan dirinya yang sebenarnya

" kenapa kau melakukan ini , bukankah kau juga tidak menyukainya " ucap Lisa marah

" bagaimana lagi kau mengambil mainan ku , dan aku membenci orang yang mengambil , memainkan bahkan menginginkan milik ku , dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi walaupun aku harus melukai orang itu , apa kau mengerti " ucap Alia dingin sambil menatap Lisa dengan tajam yang membuat Lisa sedikit takut " tapi aku tidak melakukan semua yang kau katakan , aku hanya mengajarinya , dan apa itu salah " kesal Lisa " ooo jelas karena kau tidak berhak mengajari nya , karena kau belum mencapai level yang sama apalagi melampaui nya , jadi jika kau mau bermain cari lah mainan yang selevel dengan mu " ucap Alia dingin sambil menunjuk nunjuk dahi Lisa " apa maksudmu " ucap Lisa kesal " apa kau tidak tahu, tentu saja mengajari orang rendah seperti mu agar kau sadar di mana level mu apakah kau pantas memainkan mainan yang levelnya di atas mu " ucap Alia menatap Lisa dengan dingin " kenapa kau terus membicarakan level , ini sekolah di sini semua setara , apa hal kecil seperti ini kau tidak paham " ucap Lisa kesal

" syukurlah kau tahu, kalau begitu aku berhak dong mengajari mu agar kau sadar kalau kenyataan nya kau tidak bisa menandingi ku, bukan kah kau juga sudah mengajari mainan ku, berati ini giliran ku " ucap Alia tersenyum dengan raut wajah yang menyeramkan

" seharusnya kau sadar, kau tidak memiliki level yang cukup untuk bermain dengan mainan ku, jadi berhenti lah bermimpi dan sadarlah kau tidak ada apa apanya di banding dengan ku , di sini ada dua tipe orang yaitu tuan dan bawahan aku adalah tuan yang harus kau turuti dan kau adalah bawahan yang harus menuruti ku, kau paham " ucap Alia dengan keras sambil menatap Lisa , lalu mendorong Lisa dan berjalan pergi , Lisa pun mengambil pisau dan melempar nya ke arah Alia " kakak awas " teriak Alina yang membuat Alia berhenti dan berbalik namu sayang pisau itu terlebih dulu melukai dahi Alia " kakak " ucap Alina khawatir mendekati Alia sambil ingin menutup luka Alia tapi Alia menjauhkan tangan Alina dari nya , lalu mengambil pisau itu dan berjalan mendekati Lisa dengan dingin yang membuat Lisa ketakutan " Lis, apa yang kau lakukan " ucap temannya cemas " ini semua salah mu kau yang duluan mempermalukan ku " ucap Lisa membela diri berusaha tenang " jadi karena tidak bisa menerima kenyataan kau jadi main fisik, kau pikir aku akan takut , ingat ini , ini belum apa apa bagiku , aku bisa melakukan hal yang melebihi ini jadi jangan bermain main dengan ku , karena aku tidak suka bermain dengan orang rendahan seperti mu " ucap Alia menatap Lisa dengan dingin sambil terus menggesek gagang pisau yang dia pegang

yang membuat Lisa sedikit bergemetar

" atau kau mau lihat , bagaimana aku melakukannya " ucap Alia tersenyum seringai sambil menatap Lisa dengan tajam , Alia pun mengangkat pisaunya , kakak jangan lakukan itu , kalau tidak kau harus melukai ku dulu " ucap Alina berdiri di depan Lisa menghalangi Alia , sedangkan Alia hanya tersenyum dan mulai mengayunkan tangannya yang memegang pisau " kakak " teriak Alina sambil menutup matanya , tapi karena merasa tidak ada yang terjadi Alina pun membuka matanya yang membuatnya terkejut karena betis nya lah yang di tusuk oleh Alia bukan seperti yang mereka pikirkan " kakak " ucap Alina panik langsung berlutut menutup kaki Alia " lihat kau tidak bisa menandingi ku kan " ucap Alia tersenyum melihat Lisa sambil memegang pisau yang berlumuran darah , lalu melepaskan pisaunya sambil tersenyum yang membuat Lisa semakin ketakutan dan terdiam " kenapa kalian diam cepat panggil ambulance " teriak Alina menangis sambil menutup luka Alia yang membuat Alia melihat nya " apa yang kau lakukan, lepaskan aku " ucap Alia dengan dingin tapi Alina tidak mendengarkannya

" lepaskan , kenapa kau peduli , aku tidak membutuhkan nya , dan jangan berpikir kalau aku membantu mu " ucap Alia menatap Alina yang terus fokus menutup luka Alia sambil menangis yang membuat Alia kesal " lepaskan, ku bilang lepaskan " ucap Alia kesal sambil menarik kakinya sekuat tenaga yang membuat Alina melepaskan tangannya " jangan menyangkal aku tahu kau mengkhawatirkan ku" ucap Alina melihat Alia " aku tidak mengkhawatirkan mu , aku sudah bilang aku tidak suka mainanku di mainkan orang lain , jadi jangan berpikir terlalu jauh karena selamanya kau hanya mainanku jadi bertingkah lah seperti mainan sungguhan yang tidak bisa melakukan apapun " ucap Alia dingin sambil menatap Alina , lalu berjalan pergi dan berhenti di samping Lisa yang masih terdiam " sebaiknya kau bangun dari khayalan mu, dan ingat acting mu masih tidak bisa mengelabui ku jadi sebaiknya kau pergi dan asah itu, dan ingat , dan terimalah kenyataan bahwa kau tidak akan pernah bisa menandingi ku karena kau masih membutuhkan level untuk selevel dengan ku " ucap Alia dengan dingin lalu kembali berjalan pergi keluar dengan kakinya yang terluka yang membuat lantai bercucuran darah " Lis, sekarang apa yang akan kau lakukan " ucap temannya takut yang membuat Lisa kesal " apa maksudmu dengan kau, ingat ini semua ini juga karena kalian jadi pikirkan saja diri kalian " ucap Lisa kesal lalu pergi meninggalkan teman temannya

" apa ini ambulance yang tadi di panggil " ucap Alia yang diikuti anggukan dari petugasnya

" kalau begitu tolong aku , kaki ku tertusuk dan dahi ku terluka aku merasa sangat pusing sekarang, kalian tidak perlu memanggil keluarga ku , nama ku Alia Shine Elioma , umur 19 tahun , golongan darah AB- , apa sudah cukup " ucap Alia lemah yang membuat petugas dan perawatan ambulance heran , dan Alia juga tiba tiba jatuh pingsan mereka pun segera menaikkan Alia ke atas ranjang dan membawanya ke RS

" aku harus mengabari kak Alex " ucap Alina bergegas bangun dan pergi sambil menelpon Alex

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!