Selalu saja bertemu

Pov Intan.

Tengah malam aku pulang. Menyusuri jalanan kota yang lengang, tapi masih ada beberapa yang ramai.

Aku ingin ke diskotik, tapi ingat pria itu. Aku kembali mundur dan enggan bertemu dengannya lagi di sana. Aku mengambil jalan lain, menuju sebuah Warung Indomie yang tak jauh dari sana.

"Ngemie ajalah, enak kayaknya." gumamku, lalu turun dari mobil.

Aku memilih Mie mana yang akan ku makan, menentukan toping, dan memilih minuman sebagai teman makan. Es jeruk hangat lah yang menjadi pilihan saat ini. Bukan bir, atau minuman keras lain.

Ku tunggu beberapa lama dengan memainkan Hpku, hingga pramuniaganya datang mengantarkan mie yang ku pesan.

"Terimamakasih." ucap seorang yang menyerobot makananku.

"Kamu lagi? Kenapa dimana-mana ada kamu?" omelku padanya.

"Aku akan selalu ada, ketika seseorang memikirkanku." jawabnya.

Aku seolah ingin muntah mendengarnya. Baru kali ini bertemu pria seperti itu. Atau, karena memang ketika bertemu pria manapun, pasti hanya ingin tubuhku saja.

"Bayar sendiri, loh."

"Bayarin lah. Aku tak punya uang saat ini. Apalagi, kamu gagalin pekerjaanku kemarin."balasnya.

"Siapa kamu? Kenal aja engga."

Ia pun mengacungkan tangannya padaku, dengan begitu semangat. Meski mulutnya penuh, dan belepotan. Aku ragu, tapi aku nenyambut tangannya.

"Aku Troy... Troy saja, tak ada tambahan lain."

"A-aku Intan, Intan Nurmala lengkapnya." jawabku.

"Cantik namanya..."

"Makasih."

"Tapi ngga sesuai sama orangnya. Jelek, jutek, ganas."

Seketika senyum manisku berganti wajah yang begitu masam mendengar imbuhan dari perkataannya itu.

"Terlalu jujur kamu." ucapku, jutek.

Ia telah menyelesaikan makan malamnya. Dan masih duduk santai di sebelahku yang menyeruput jeruk hangat yang mulai dingin ini.

"Kerjaanmu apa?" tanyaku pada Troy.

"Atlet tembak. Tapi, kadang juga ngerjain apa aja, asal bisa makan." jawabnya, sembari membersihkan sisa makanan di gigi dengan kuku kelingkingnya. "Kerjaanmu apa?"

"Kerjaanku? Frelance... Tiap malam begini. Sama aja, asal dapet duit buat makan besok. Urusan besoknya, ya mikir besok lagi." jawabku santai.

Ku bayar makanan yang ku pesan tadi, meskipun bukan aku yang memakannya.

Mendengar pekerjaan yang sama denganku, aku pun bisa merasakan ketika aku bahkan tak memiliki uang sama sekali. Dulu sangat sering aku merasakan lapar, dan kenyang hanya dengan roti Goceng dan air putih.

"Dah ya, aku pulang dulu."

"Rumahmu di mana?"

"Kenapa? Mau numpang tinggal?"

"Boleh?" tanyanya dengan mata berbinar.

"Engga..." jawabku. "Aku tinggal di lingkungan banyak tetangga. Dan disana, banyak sekali yang mau repot mengurusi hidup orang lain. Aku saja heran, kenapa masih bisa bertahan disana sampai sekarang."

"Pasti, ada salah Satu yang baik 'kan? Kata orang, meskipun Seribu jahat, kalau ada yang baik Satu saja, pasti akan bikin betah."

"Laaaah, sok tahu. Dah lah, aku pulang." pamitku, lalu masuk ke dalam mobil.

Aku pun segera berjalan meninggalkannya yang masih duduk santai di sana.

"Lucu juga, santai, dan apa adanya. Ngga seperti lelaki kebanyakan, berusaha terlihat berwibawa dan kaya, padahal kosong. Apalagi, yang modal gratisan." gumamku.

Kini pukul Dua dini hari, jalanan semakin sepi dan nyaris tak ada orang lagi berkelaran. Untung saja, aku masih bisa tiba di rumah dengan aman tanpa embel-embel begal di belakangnya.

Ku parkirkan mobil, lalu langsung masuk dan tidur, tanpa mengganti pakaianku. Aku lelah, dan ingin segera bermimpi dengan indah.

Terpopuler

Comments

Wie Yanah

Wie Yanah

smga cpt sdr ya thor intan😊😊😊🙏💪

2021-12-09

1

eryuta

eryuta

intan

2021-12-08

0

alvalest

alvalest

pelanggan 1 pulangny malam gmn kl byk...

2021-12-07

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!