"Fa-fadli, Loe?"
"Sory gaes, bukan apa-apa. Tapi, soal urusan itu, ngga perlu gue umbar. Karena urusan pribadi." jawab fadli, yang masih tampak sungkan.
"Oke Beby, aku pulang dulu. Kapan-kapan, kita janjian lagi ya." pamit Intan, yang kembali genit padanya.
Yang lain hanya bisa menatapnya dengan lemas, dan membayangkan apa yang telah mereka lakukan semalaman. Hingga Intan bisa bertekuk lutut pada Fadli seperti itu.
" Bro... Loe pakai pelet apa, Bro? "
"Enak aja pelet."
"Gue harus berguru sama loe, serius."
"Please, jangan bilang orang-orang tentang ini." pinta Fadli.
"Tapi, ajarin dulu gimana carnya."
"Ogah..." tolak Fadli, lalu berlari pulang ke rumahnya.
Fadli adalah seorang anak yang kurang kasih sayang dari orang tuanya. Ia sering di tinggal sendirian di rumah, dan bermain tanpa pengawasan. Orang tuanya begitu sibuk mengejar karir, dan hanya seminggu atau bahkan sebulan sekali baru pulang.
Dulu, ketika masih Smp, Ia masih bisa bersama sang nenek. Tapi neneknya meninggal tak lama setelah Ia lulus dan akan masuk SMA. Ketika itu, orang tuanya merasa Ia sudah cukup umur untuk melakukan semuanya sendirian.
Usia seperti Fadli saat ini, memang mulai diperlukan sebuah pembelajaran atau sering di sebut edukasi mengenai seksualitas. Karena ketika Ia tidak menerima pembelajaran dengan benar, maka akan terjadi sesuatu yang mungkin tak di inginkan. Semisal, Ia akan mencari tahu sendiri lewat video, ataupun dari tempat lain. Itu jelas akan membuat fikirannya melayang tanpa arah yang benar. Dan bahkan, Ia akan mempraktekkan dengan cara yang salah ketika tanpa bimbingan yang tepat.
Kurangnya pendidikan berdampak pada tingginya tingkat penularan Penyakit Menular seksual (PMS) seperti HIV/AIDS. Dampak negatif lainnya yaitu tingginya pergaulan bebas terutama di kota besar, merebaknya pelacuran, hingga banyak remaja yang hamil di luar nikah, bahkan menggugurkan kandungannya._
Fadli telah tiba di rumahnya sekarang. Seperti biasa, begitu sepi dan gelap. Bahkan pembantunya di jam segini sedang izin pulang dan akan kembali sore nanti.
Ia pun langsung memejamkan matanya, setelah membayangkan kejadian yang baru saja Ia alami. Meski hatinya bertanya, kenapa Intan membantunya tadi.
Pov Intan.
"Kenapa anak-anak sekarang? Sepertinya membicarakan masalah seperti itu sudah tak asing atau pun tabu lagi." herannya.
Aku kini telah berhenti di depan rumah Bu Tutik, untuk mengembalikan motornya.
"Buuk! Ini motornya, kuncinya masih ngegantung nih." pekikku, lalu pergi begitu saja dari sana.
"Heeey, katanya mau lauk?"
"Ngga jadi, udah ini aja, lengkap." jawabku dengan melambaikan tangan sembari terus berjalan menjauh darinya.
"Huuuu, gebleeek..." omelnya dari kejauhan.
Aku menikmati sarapanku yang kesiangan. Dan niatnya, setelah ini aku akan pergi ke klinik langgananku untuk perawatan. Semua uang yang di berikan mereka padaku, aku menfaatkan sesauai dengan apa yang mereka mau. Karena semua memang yang aku butuhkan.
Bukan tak ingin keluar, bukan karena terlalu nyaman. Tapi ketika sudah masuk ke dalam dunia ini, maka akan begitu sulit untuk keluar.
*
Aku sudah siap, dan berjalan menuju mobilku. Tiba-tiba, ada setangkai bunga diatasnya. Bunga yang di petik asal-asalan, karena tangkainya patah tak beraturan.
"Bocil mana nih, yang berani nyolong bunga beginian?" gumamku, sembari tersenyum geli menatap sekelilingku.
Tak ada orang sama sekali. Karena memang jadwal mereka istirahat atau bahkan tidur siang. Sehingga wajar jika tak akan ada yang melihat pelakunya.
"Sudahlah... Paling orang iseng."
Aku pun segera menginjak gas, dan pergi ketempat yang memang ingin ku tuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Wie Yanah
pst fadli😂💪🥰
2021-12-09
3