"Absurd banget hari ini, sumpah. Gilaaaa... Semuanya jadi ikutan gila gara-gara dia." gerutuku sembari mengganti pakaian.
Setelah itu, aku langsung merebahkan diri dan tidur dengan begitu nyenyak malam ini. Sebuah hal yang langka, ketika aku dapat waktu tidur di bawah jam Dua belas malam. Hari libur bagiku adalah, ketika aku menstruasi dan ketika mendapatkan kejadian seperti ini.
Malam tanpa mimpi, hanya berjalan sesuai dengan alurnya hingga pagi kembali datang. Aku membuka mata lebih pagi dari biasanya, tapi saat itu juga aku bingung harus kemana dan berbuat apa.
Aku yang sempat ingin kuliah dan memperbaiki masa depan, langsung berbelok pergi meninggalkan meja pendaftara ketika tiba-tiba tersadar akan status diri sendiri yang menjijikan. Aku sudah kebal dengan hinaan tetangga, tapi apakah aku masih kebal ketika harus di bully di lingkungan yang seperti itu.
"Ah, laper. Mana ngga ada apa-apa lagi. Mau cari keluar, mager banget." keluhku dengan perut yang keroncongan.
Akhirnya, demi sesuap sarapan, aku segera membersihkan diri dan mengganti pakaianku.
" Bu Tutik, pinjem motor sebentar lah."
"Mau kemana, Tan?"
"Mau cari sarapan, laper banget."
"Kalau mau makan itu loh, ambil aja kebelakang. Tapi cuma masak tempe orek sama sayur kangkung."tawarnya padaku.
"Iya, Intan cari yang lain dulu buat menu tambahan. Nanti Intan minta sayurnya." jawabku, yang mulai berlalu dengan motornya.
Bu Tutik adalah tetangga terdekatku. Orangnya tak pernah neko-neko, dan bahkan mau membelaku ketika semua orang menghinaku. Meski sebenarnya Ia menyayangkan keputusan yang telah aku ambil selama ini.
"Jangan sok ngebully, jangan sok ngomongin haramnya. Inget, giliran ada apa-apa yang mendesak, larinya semua pada ke Intan. Apalagi Bu atun, kemarin yang lunasin hutangnya ke tukang panci ya si Intan." ucapnya pada mereka. Dan itu semua memang kenyataan.
Biar begini, aku selalu jadi andalan utama mereka ketika mencari pinjaman. Atau jadi jalan singkat untuk mereka yang terdesak. Ketika. Kondisi seperti itu, mereka tak bisa lagi berfikir itu halal atau haram, yang penting keluarga mereka selamat. Kadang lucu jika aku mengingat semunya.
Pov Author.
Intan tiba di warung makan, Ia pun memilih lauk sesuai selera dan langsung membungkusnya untuk di bawa pulang.
"Berapa, Ni?"
"Dua puluh ribu, Tan." jawab Uni, yang memang sudah sangat mengenalnya.
Setelah membayar, Ia pun mengendarai motor kembali dan pulang. Tapi, tiba-tiba di jalan Ia melihat seorang remaja sedang di bully oleh teman-temannya.
"Lah, itu kan bocil semalem. Kenapa dia?" tanya Intan pad diri sendiri.
Ia kemudian membelok motornya, lalu menghampiri mereka.
"Cupu.... Masa sama cewek aja takut. Hari gini men...." ledek seorang teman padanya, dan yang lain mentertawainya dnegan begitu puas.
"Apaan, diajak nonton aja udah basah, apalagi diajak main beneran. Hahhhahha." sahut yang lain.
Pria kecil bernama Fadli itu hanya bis tertunduk malu, dan menyembunyikan wajahnya dari mereka.
"Emang kalian udah main beneran?" tanya Intan yang tiba-tiba menghampiri, dan merangkul Fadli dengan tangan kirinya.
Semua mata terbelalak ketika melihat Intan yang datang. Karena mereka tahu, siapa sosok Intan yang terkenal dikampungnya.
"Ka-kak Intan..." ucap mereka bersamaan.
"Yang kalian cap Cupu ini, bisa jadi adalah suhu. Karena dia, semalaman bersamaku." ucap Intan, sembari mencolek genit dagu Fadli dan mengedipkan matanya.
Para pemuda itu meneguk ludahnya kasar. Menatap Fadli dengan tatapan tak percaya. Tapi, tak mungkin seorang Intan berbohong. Karena Intan memang begitu terkenal lugas dan jujur selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Wina Yuliani
dan akhirnya..... semia kicep doang😅
2022-03-04
0
Wie Yanah
wahhh intan bnr" dewi penylmt🥰
2021-12-09
1